melakukan kegiatan membaca. Sebaliknya, pada subindikator yang sama terdapat 11 atau 39,3 mahasiswa yang tidak selalu menentukan target yang jelas saat
melakukan kegiatan membaca. Selain itu, masih terdapat 11 atau 39,3 mahasiswa yang belum jelas sikapnya.
d. Indikator Kondisi Emosi dan Kondisi Kesehatan Pembaca
Indikator kondisi emosi dan kesehatan pembaca, kedua indikator ini termasuk dalam faktor internal yang mempengaruhi kemampuan membaca
pemahaman mahasiswa. Hal ini terlihat ketika kondisi emosi dan kesehatan pembaca buruk akan membuat pembaca sulit untuk berkonsentrasi dalam
memahami bahan bacaan yang sedang dibaca. Subindikator kondisi emosi dan kesehatan mencakup 1 meskipun kondisi kesehata tidak baik mahasiswa tetap
membaca jika tengah menghadapi ujian, 2 kondisi emosi merasa kecewa ketika tidak dapat menyelesaikan tugas secara maksimal, 3 kondisi emosi merasa
kecewa jika hasil membaca yang mahasiswa lakukan dan mereka presentasikan di kelas mendapat kritikan dan masukan dari teman, 4 kondisi emosi sedang enak
mahasiswa mudah memahami isi bacaan yang dibaca, 5 kondisi emosi merasa aneh ketika bepergian tidak membawa bahan bacaa, dan 6 kondisi emosi merasa
ada yang kurang jika belum membaca sebelum tidur. Secara berturut-turut, berdasarkan angket dapat disajikan dalam tabel berikut dan diuraikan sesuai
dengan data yang ada. Tabel 4.5 Indikator Kondisi Emosi dan Kondisi Kesehatan Pembaca
No Subindikator
Rentang Skor 1
STS 2
TS 3
TMP 4
S 5
SS
1 Kalau
menghadapi ujian,
2 4
12 10
meskipun kondisi kesehatan tidak
baik saya
tetap membacanya.
2 Saya sangat kecewa jika tugas
yang diberikan kepada saya tidak dapat saya selesaikan
secara maksimal. 1
3 2
11 11
3 Setelah selesai membaca, saya
merasa kecewa
jika hasil
membaca yang saya lakukan dan saya presentasikan di kelas
mendapat kritikan dan masukan dari teman.
2 13
6 5
2
4 Jika perasaan sedang enak, saya
mudah sekali memahami isi bacaan yang saya baca.
1 8
19 5
Saya merasa
aneh jika
bepergian tetapi
tidak membawa bahan bacaan.
2 16
9 1
6 Saya merasa masih ada yang
kurang jika belum membaca sebelum tidur
11 11
4 2
Berdasarkan indikator kondisi emosi dan kesehatan pembaca dengan keenam subindikatornya, tabel di atas masing-masing dapat dijelaskan sebagai
berikut. Subindikator “kalau menghadapi ujian, meskipun kondisi kesehatan tidak baik mahasiswa tetap membacanya” memperlihatkan sikap positif karena pada
pernyataan tersebut mahasiswa lebih banyak setuju dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak setuju. Terdapat 22 atau 79 mahasiswa setuju bahwa
tetap melakukan kegiatan membaca kalau menghadapi ujian meskipun kondisi kesehatan sedang tidak baik. Sebaliknya, dengan subindikator yang sama, terdapat
2 atau 7,14 mahasiswa yang tidak melakukan kegiatan membaca karena kondisi kesehatannya tidak baik, meskipun tengah menghadapi ujian. Selain itu, masih
ada 4 atau 14,3 mahasiswa yang belum jelas sikapnya.
Indikator kondisi emosi dan kesehatan pembaca dengan subindikator “mahasiswa merasa kecewa jika tugas yang diberikan kepada mereka tidak dapat
diselesaikan secara maksimal” menunjukkan sikap positif karena ada 22 atau 79 mahasiswa merasa kecewa jika tidak dapat menyelesaikan tugas secara maksimal.
Sebaliknya, terdapat 4 atau 14,3 mahasiswa yang tidak merasa kecewa jika tidak dapat menyelesaikan tugas secara maksimal. Selain itu, terdapat 2 pilihan
atau 7,14 mahasiswa yang belum jelas sikapnya. Indikator kondisi emosi dan kesehatan pembaca dengan subindikator
“merasa kecewa jika hasil membaca yang mahasiswa lakukan dan mereka presentasikan di kelas mendapat kritikkan dan masukan dari teman”. Berdasarkan
data yang ada, apabila pilihan sangat setuju dan setuju dikategorikan sebagai sikap positif berarti terdapat 7 atau 25 mahasiswa mudah merasa kecewa jika hasil
membaca dan presentasinya mendapat kirikan dan masukkan dari teman. Jika pilihan sangat tidak setuju dikategorikan sebagai sikap negatif, berarti terdapat 15
atau 54 mahasiswa tidak kecewa ketika hasil membaca yang dipresentasikan mendapat masukan dan kritikan dari teman. Selain itu, dalam subindikator ini juga
terdapat 6 atau 21,42 mahasiswa yang belum jelas sikapnya. Indikator kondisi emosi dan kesehatan pembaca dengan subindikator “ jika
perasaan sedang enak, mahasiswa mudah sekali memahami isi bacaan yang dibaca” menunjukkan sikap positif dengan alasan bahwa mahasiswa yang
memilih setuju lebih banyak dibandingan dengan mahasiswa yang memilih tidak setuju. Berikut ini uraian penjelasannya. Pada subindikator di atas diketahui 27
atau 96,42 mahasiswa mudah memahami isi bacaan ketika perasaan sedang
enak. Sebaliknya, terdapat 1 atau 4 mahasiswa yang tidak setuju atau merasa kesulitan memahami isi bacaan meskipun kondisi perasaan sedang enak.
Indikator kondisi emosi dan kesehatan pembaca dengan subindikator “ merasa aneh jika bepergian tetapi tidak membawa bahan bacaan” menunjukkan
sikap negatif dengan alasan bahwa mahasiswa yang memilih setuju lebih sedikit dibandingan dengan mahasiswa yang memilih tidak setuju. Berikut ini uraian
penjelasannya. Pada subindikator di atas diketahui 1 atau 4 mahasiswa merasa aneh jika bepergian tetapi tidak membawa bahan bacaan. Sebaliknya, pada
subindikator yang sama terdapat 18 atau 64,3 mahasiswa yang tidak setuju atau tidak merasa aneh jika bepergian tetapi tidak membawa bahan bacaan. Selain itu,
masih ada 9 atau 32,14 mahasiswa yang belum jelas sikapnya. Indikator kondisi emosi dan kesehatan pembaca dengan subindikator “
merasa masih ada yang kurang jika belum membaca sebelum tidur”. Berdasarkan data yang ada, jika pilihan setuju dipandang positif, berarti ada sebanyak 6 atau
21,42 mahasiswa merasa masih ada yang kurang jika belum membaca sebelum tidur. Berdasarkan kriteria yang ada, jumlah tersebut termasuk rendah.Sebaliknya,
dengan subindikator yang sama, apabila pilihan sangat tidak setuju dan tidak setuju dipandang negatif dapat diketahui bahwa terdapat 11 atau 39,3
mahasiswa tidak merasa ada yang kurang ketika belum membaca sebelum tidur. Selain itu, masih ada 11 atau 39,3 mahasiswa yang belum jelas sikapnya.
Berdasarkan hasil analisis, subindikator atau pernyataan di atas menunjukkan sikap negatif karena jumlah mahasiswa yang setuju lebih sedikit dibandingkan
dengan mahasiswa yang tidak setuju atas pernyataan positif tersebut.
e. Indikator Ketertarikan Terhadap Bacaan dan Kebermanfaatan Bagi Pembaca
Indikator ketertarikan terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi pembaca merupakan bagian dari faktor internal yang mempengaruhi kemampuan membaca
mahasiswa. Subindikator ketertarikan terhadap bahan bacaan dan kebermanfaatan bagi pembaca mencakup 1 kesadaran mahasiswa bahwa membaca merupakan
kebutuhan pokok bagi seorang mahasiswa jika ingin memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas, 2 sesulit apapun isi dalam bacaan, mahasiswa akan
berusaha mempelajarinya sampai dapat memahami isi bacaan jika itu berkaitan dengan bidang mereka, 3 ketertarikan membaca bacaan yang berkaitan dengan
ilmu yang dipelajari, 4 mahasiswa membaca bacaan yang bermanfaat secara langsung dan mendukung perkuliahan, 5 ketertarikan mahasiswa membaca jenis
bacaan yang menurut mereka menarik, dan 6 ketertarikan selalu membaca bacaan hiburan. Secara berturut-turut, berdasarkan hasil angket dapat disajikan
dalam tabel berikut. Tabel 4.6 Indikator Ketertarikan Terhadap Bacaan dan Kebermanfaatan Bagi
Pembaca
No Subindikator
Rentang Skor 1
STS 2
TS 3
TMP 4
S 5
SS
1 Saya
menyadari bahwa
membaca merupakan
kebutuhan pokok bagi seorang mahasiswa jika ingin memiliki
wawasan dan pengetahuan luas. 6
22
2 Sesulit
apapun isi
dalam bacaan, jika berkaitan dengan
bidang ilmu yang saya pelajari, saya akan berusaha sampai
2 6
14 6
dapat memahami isi bacaan. 3
Bacaan apa pun jika berkaitan dengan bidang ilmu yang saya
pelajari, saya
ingin membacanya
1 3
9 13
2
4 Saya membaca bacaan yang
bermanfaat secara langsung dan mendukung perkuliahan saya.
2 4
17 5
5 Saya hanya
membaca jenis bacaan
yang saya
anggap menarik untuk dibaca.
6 1
9 12
6 Dalam keseharian, dorongan
membaca yang tertuju pada bacaan-bacaan hiburan.
7 3
12 6
Berdasarkan indikator ketertarikan terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi pembaca, subindikator pada tabel 4.6 masing-masing dapat dijelaskan
sebagai berikut. Subindikator “mahasiswa menyadari bahwa membaca merupakan kebutuhan pokok bagi seorang mahasiswa jika ingin memiliki wawasan dan
pengetahuan luas” memperlihatkan kondisi yang bervariasi. Jika pilihan sangat setuju 22 mahasiswa dan setuju 6 mahasiswa dipandang sebagai sikap positif
maka terdapat 28 atau 100 mahasiswa menyadari, membaca merupakan kebutuhan pokok bagi seorang mahasiswa jika ingin memiliki wawasan dan
pengetahuan luas. Berdasarkan kriteria yang ada, jumlah tersebut termasuk kategori sangat tinggi.
Sebaliknya, dengan subindikator yang sama, apabila pilihan sangat tidak setuju dan sangat tidak setuju dipandang negatif, tetapi pada subindikator ini tidak
terdapat mahasiswa yang memilih sangat tidak setuju maupun tidak setuju, dan pada subindikator yang sama tidak ada mahasiswa yang belum jelas sikapnya,
karena 100 mahasiswa menyadari dan menyetujui bahwa membaca merupakan