hasil membaca secara tertulis. Namun, masih terdapat 9 atau 32,14 mahasiswa yang belum jelas sikapnya.
Indikator  sikap  dan  minat  pembaca  dengan  subindikator  “jika  ada  buku yang  baru  terbit,  mahasiswa  ingin  membelinya”.  Jika pilihan  sangat  setuju  dan
setuju pada  subindikator  di  atas dimasukkan  ke  dalam  kategori  yang sama dipandang  positif,  berarti  sebanyak 9 atau  32,14  mahasiswa dinyatakan
membeli  buku  jika  ada  buku yang baru  terbit. Berdasarkan  kriteria  yang  ada, jumlah tersebut termasuk kategori rendah. Sebaliknya, dengan subindikator  yang
sama apabila pilihan sangat tidak setuju dan tidak setuju ke dalam kategori sikap negatif, maka  dapat  diketahui  bahwa  terdapat  11 atau  39,3 mahasiswa yang
tidak membeli buku jika ada buku yang baru terbit. Namun, masih terdapat 8 atau 29 mahasiswa yang belum jelas sikapnya.
Indikator sikap dan minat pembaca dengan subindikator “jika diberi tugas membaca oleh dosen, mahasiswa mencari bahan bacaan setelah tugas lain mereka
selesaikan” dengan  subindikator  ini  apabila pilihan  sangat  setuju  dan  setuju dimasukkan  ke  dalam  kategori  yang  sama dipandang sebagai  sikap positif,
sebanyak 26 atau 93 mahasiswa dinyatakan mencari bahan bacaan setelah tugas lain mereka selesaikan ketika diberi tugas membaca oleh dosen.
Sebaliknya,  dengan  subindikator  yang  sama,  jika  pilihan  sangat  tidak setuju dan tidak setuju ke dalam kategori sama dipandang negatif, berarti terdapat
0  atau  0  mahasiswa  yang  segera  mencari  bahan  bacaan  ketika  mendapat  tugas membaca  dari  dosen.  Berdasarkan  kategori  yang  ada,  jumlah  tersebut  termasuk
dalam  kategori  sangat  rendah.  Namun,  masih  terdapat  2  atau  7,14    mahasiswa yang belum jelas sikapnya.
c. Indikator Kebiasaan Membaca
Indikator kebiasaan  mahasiswa,  kebiasaan  adalah  suatu  kegiatan  yang dilakukan sehari-hari. Kebiasaan mahasiswa juga bagian dari faktor internal yang
terdapat dalam  diri  mahasiswa  yang  memengaruhi  kemampuan  membaca  setiap individu  mahasiswa.  Subindikator  kebiasaan membaca  mencakup  1  membaca
sudah  menjadi  kebutuhan  hidup  yang  tidak  dapat  ditinggalkan,  2  kebiasaan meletakkan  buku  yang  akan  dibaca  pada  tempat  yang  mudah  dijangkau,  3
kebiasaan  untuk  tidak  mudah  percaya  dengan  pendapat  orang  lain  sebelum membaca sendiri sumber aslinya, 4 kebiasaan mengonfirmasi gagasan orang lain
melalui  bacaan  yang  relevan,  5  kebiasaan  untuk  melakukan  kegiatan  membaca setiap hari, 6 kebiasaan menyusun jadwal untuk membaca, 7 kebiasaan untuk
membawa bahan bacaan kemana pun pergi, dan 8 kebiasaan untuk menentukan target yang jelas untuk melakukan kegiatan membaca. Secara berturut-turut dapat
dideskripsikan sebagai berikut. Tabel 4.4 Kebiasaan Membaca
No Subindikator
Rentang Skor 1
STS 2
TS 3
TMP 4
S 5
SS
1 Membaca
sudah menjadi
kebutuhan hidup saya yang tidak dapat saya tinggalkan.
1 3
11 9
4 2
Buku – buku  yang  akan  saya baca saya siapkan di tempat yang
mudah saya jangkau. 3
2 18
5 3
Saya tidak
mudah percaya
dengan  pendapat  orang  lain sebelum
membaca sendiri
4 6
12 6
sumber aslinya. 4
Saya  mengonfirmasi  gagasan orang  lain  melalui  bacaan  yang
relevan. 1
2 6
19 5
Saya  memiliki  kecenderungan untuk membaca setiap hari.
1 12
10 4
1 6
Saya  menyusun  jadwal  teratur untuk membaca setiap hari.
4 12
8 3
1 7
Saya  membawa  bahan  bacaan kemana pun pergi.
3 13
6 6
8 Dalam  keseharian,  saya  selalu
menentukan  target  yang  jelas untuk
melakukan kegiatan
membaca. 11
11 4
2
Subindikator  yang  terdapat  dalam  indikator  kebiasaan  mahasiswa  pada tabel 4.4 masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut. Subindikator “membaca
sudah  menjadi  kebutuhan  hidup  saya  yang  tidak  dapat  saya  tinggalkan” memperlihatkan  kondisi  yang  bervariasi. Jika  pilihan  sangat  setuju dipandang
positif  maka terdapat  13  atau  46,42 mahasiswa yang  menyatakan  membaca sudah  menjadi  kebutuhan  hidup  yang  tidak  dapat  ditinggalkan.  Berdasarkan
kriteria yang ada, jumlah tersebut termasuk kategori cukup. Sebaliknya,  pada subindikator  yang sama apabila  pilihan  sangat  tidak
setuju  dan sangat  tidak  setuju  dipandang  negatif,  terdapat  4 atau  14,3 mahasiswa menganggap membaca bukan merupakan kebutuhan yang tidak dapat
ditinggalkan.  Berdasarkan  kriteria  yang  ada  jumlah  tersebut  termasuk  kategori sangat rendah. Namun, masih ada 11 atau 39,3 mahasiswa belum jelas sikapnya.
Berdasarkan  hasil  analisis  yang  dilakukan  oleh  peneliti, subindikator  atau pernyataan  di  atas  menunjukkan  sikap  positif  karena  pernyataan tersebut
merupakan pernyataan  positif  dan  jumlah  mahasiswa  yang  setuju  lebih  banyak dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak setuju.
Indikator  kebiasaan  membaca  dengan  subindikator  “buku – buku  yang akan  mahasiswa  baca, mereka  siapkan di  tempat  yang  mudah  dijangkau”.
Berdasarkan  data  yang  ada,  apabila  pilihan sangat  setuju  dan  setuju  dimasukkan dalam  kategori sikap  positif, dinyatakan 23  atau  82,14  mahasiswa  terbiasa
menyiapkan buku yang akan dibaca di tempat yang mudah dijangkau. Sebaliknya, apabila pilihan sangat tidak setuju dan tidak setuju dimasukkan ke dalam kategori
sikap negatif,  berarti terdapat  3  atau  11 mahasiswa  tidak  terbiasa  menyiapkan buku  yang  mereka  baca  di  tempat  yang  mudah  mereka  jangkau.  Namun,  masih
ada 2 pilihan atau 7,14 yang belum jelas sikapnya. Indikator  kebiasaan  membaca  dengan  subindikator  “saya  tidak  mudah
percaya  dengan  pendapat  orang  lain  sebelum membaca  sendiri  sumber  aslinya”. Jika pilihan  setuju dan  sangat  setuju  dalam  subindikator  di  atas dimasukan  ke
dalam kategori  yang sama, yaitu dipandang positif maka terdapat 18 atau 64,3 mahasiswa yang tidak  mudah  percaya  dengan  pendapat  orang  lain  sebelum
membaca  sendiri  sumber  aslinya. Sebaliknya, apabila pilihan  sangat  tidak  setuju dan  tidak  setuju  dimasukkan  ke  dalam  kategori sikap negatif, terdapat  4  atau
14,3  mahasiswa  yang mudah  percaya  dengan  pendapat  orang  lain dan  tidak membaca  sendiri  sumber  aslinya. Namun,  masih  ada  6  atau  21,42  mahasiswa
yang belum jelas sikapnya. Indikator
kebiasaan membaca
dengan subindikator
“mahasiswa mengonfirmasi  gagasan  orang  lain  melalui  bacaan  yang  relevan”. Jika  pilihan
sangat setuju dan setuju pada subindikator di atas dimasukkan ke dalam kategori yang  sama yaitu  sikap  positif,  berarti  sebanyak  19  atau  68  mahasiswa
dinyatakan mengonfirmasi  gagasan  orang  lain  melalui  bacaan  yang  relevan. Berdasarkan kriteria yang ada, jumlah tersebut termasuk kategori tinggi.
Sebaliknya, apabila pilihan  sangat  tidak  setuju  dan  tidak  setuju  ke  dalam kategori  sama dipandang  negatif,  berarti  terdapat  3  atau  11  mahasiswa  yang
tidak  mengonfirmasi  gagasan  orang  lain  melalui  bacaan  yang  relevan. Berdasarkan  kriteria  yang  ada,  jumlah  tersebut  termasuk  dalam  kategori  sangat
rendah.  Namun,  masih  terdapat  6  atau  21,42 mahasiswa yang  belum jelas sikapnya.
Indikator  kebiasaan  membaca  dengan  subindikator  “saya  memiliki kecenderungan untuk membaca setiap hari”. Jika pilihan sangat setuju dan setuju
pada  subindikator  di  atas dimasukkan  ke  dalam  kategori  yang  sama dipandang sebagai  sikap  positif maka sebanyak  5  atau  18  mahasiswa  memiliki
kecenderungan untuk membaca setiap hari. Berdasarkan kriteria yang ada, jumlah tersebut termasuk kategori sangat rendah. Sebaliknya, apabila pilihan sangat tidak
setuju  dan  tidak  setuju dimasukkan ke  dalam  kategori  sama dipandang  sebagai sikap  negatif, terdapat  13  pilihan  atau  46,42  mahasiswa  yang  tidak  memiliki
kecenderungan  untuk  membaca  setiap  hari.  Namun,  masih  terdapat  10  pilihan mahasiswa atau 35,71 yang belum jelas sikapnya.
Indikator kebiasaan membaca dengan subindikator “mahasiswa menyusun jadwal  teratur  untuk  membaca  setiap  hari” menunjukkan  sikap  negatif  karena
pernyataan tersebut merupakan pernyataan positif, tetapi mahasiswa lebih banyak
memilih  tidak  setuju. Berikut  ini  merupakan  penjelasan  subindikator  atau pernyataan  di  atas  menunjukkan  sikap  negatif.  Terdapat sebanyak  4  atau  14,3
mahasiswa  menyusun  jadwal  teratur  untuk  membaca  setiap  hari. Sebaliknya, dengan  subindikator  yang  sama, terdapat  16 atau  57,14 mahasiswa tidak
memiliki  kebiasaan  menyusun  jadwal  teratur  untuk  membaca  setiap  hari. Selain itu, terdapat 8 atau 29 mahasiswa yang belum jelas sikapnya.
Indikator kebiasaan membaca dengan subindikator “mahasiswa membawa bahan  bacaan  kemana  pun  pergi”  menunjukkan  sikap  negatif  karena  pada
pernyataan atau subindikator ini merupakan pernyataan positif, tetapi mahasiswa lebih banyak tidak menyetujuinya. Berikut ini penjelasan jumlah mahasiswa yang
memilih  setuju,  tidak  setuju,  maupun  yang  tidak  memiliki  pilihan.  Pada pernyataan  atau  subindikator  di atas  terdapat 6  atau  21,42  mahasiswa  yang
setuju membawa bahan bacaan kemanapun mereka pergi. Selanjutnya, terdapat 16 atau  57,14  mahasiswa  yang  tidak setuju membawa  bahan  bacaan  kemanapun
mereka  pergi. Selain  itu,  masih  terdapat  6  atau  21,42 mahasiswa yang  belum jelas sikapnya.
Indikator  kebiasaan  membaca  dengan  subindikator  “dalam  keseharian mahasiswa  selalu  menentukan  target  yang  jelas  untuk  melakukan  kegiatan
membaca”  menunjukkan  sikap  negatif  dengan  alasan  pernyataan  tersebut merupakan pernyataan positif, tetapi jumlah mahasiswa  yang setuju lebih sedikit
dibandingkan  dengan  mahasiswa  yang  tidak  setuju.  Pada  pernyataan  tersebut diketahui bahwa mahasiswa yang memilih sangat setuju dan setuju terdapat 6 atau
21,42  mahasiswa menyatakan diri selalu  menentukan  target  yang  jelas ketika
melakukan kegiatan membaca. Sebaliknya, pada subindikator yang sama terdapat 11  atau  39,3  mahasiswa  yang  tidak  selalu  menentukan  target  yang  jelas  saat
melakukan  kegiatan  membaca. Selain  itu,  masih  terdapat  11  atau  39,3 mahasiswa yang belum jelas sikapnya.
d. Indikator Kondisi Emosi dan Kondisi Kesehatan Pembaca
Indikator  kondisi  emosi  dan  kesehatan  pembaca,  kedua  indikator  ini termasuk  dalam  faktor  internal  yang  mempengaruhi  kemampuan  membaca
pemahaman mahasiswa.  Hal  ini  terlihat  ketika  kondisi  emosi  dan  kesehatan pembaca  buruk  akan  membuat  pembaca  sulit  untuk  berkonsentrasi  dalam
memahami  bahan  bacaan  yang  sedang  dibaca.  Subindikator  kondisi  emosi  dan kesehatan  mencakup  1  meskipun  kondisi  kesehata  tidak  baik  mahasiswa  tetap
membaca jika tengah menghadapi ujian, 2 kondisi emosi merasa kecewa ketika tidak  dapat  menyelesaikan  tugas  secara  maksimal,  3  kondisi  emosi  merasa
kecewa jika hasil membaca yang mahasiswa lakukan dan mereka presentasikan di kelas mendapat kritikan dan masukan dari teman, 4 kondisi emosi sedang enak
mahasiswa  mudah  memahami  isi  bacaan  yang  dibaca,  5  kondisi  emosi  merasa aneh ketika bepergian tidak membawa bahan bacaa, dan 6 kondisi emosi merasa
ada  yang  kurang  jika  belum  membaca  sebelum  tidur.  Secara  berturut-turut, berdasarkan  angket  dapat  disajikan  dalam  tabel berikut  dan  diuraikan  sesuai
dengan data yang ada. Tabel 4.5 Indikator Kondisi Emosi dan Kondisi Kesehatan Pembaca
No Subindikator
Rentang Skor 1
STS 2
TS 3
TMP 4
S 5
SS
1 Kalau
menghadapi ujian,
2 4
12 10