OPERATIONAL RISK Laporan Tahunan 2015 BANK DINAR

I LAPORAN TAHUNAN 2015 I PT BANK DINAR INDONESIA Tbk 156 proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau adanya problem external yang mempengaruhi operasional bank. Untuk pencegahan Perseroan melakukan hal-hal antara lain; Setiap adanya produk ataupun aktivitas baru Perseroan selalu dilakukan kajian risiko sesuai dengan ketentuan dari regulator. Melakukan peninjauan ulang dan penyempurnaan atas Standard Operation Procedure masing-masing unit kerja secara berkala. Memastikan ketersediaan Disaster Recovery Plan DRP yang diuji secara berkala sebagai antisipasi jika terjadi gangguan IT. Perseroan juga telah memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan risiko operasional yang dituangkan dalam berbagai pedoman seperti Pedoman Penggunaan Teknologi Sistem Informasi, Pedoman Pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme APU dan PPT dan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko serta pedoman-pedoman lainnya. Disisi lain juga adanya penetapan limit seperti limit transaksi, limit persetujuan transaksi yang dievaluasi secara berkala. Selain itu Perseroan juga memberikan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia yang berkesinambungan agar dapat memberikan pelayanan yang baik dan terhindar dari human error. Kebijakan pengolaan risiko operasional bertujuan untuk menghindari kerugian akibat kegagalan atau tidak memadainya proses internal, manusia, sistem atau akibat adanya kejadian eksternal. Untuk hal itu, Perseroan melakukan identiikasi data kejadian operasional yang berisi kejadian- kejadian yang terjadi di bank baik yang berpotensi menimbulkan kerugian maupun yang sudah menimbulkan kerugian serta pelampauan limit, rasio-rasio operasional, kepatuhan bank terhadap program APU dan PPT dan penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya. any external cause that effect bank’s operational. To prevent it, corporate needs to; Corporate have to review all the risk based on valid regulation for every new product or activity. Periodically reviewed and re new Stand Operation Procedure to each working unit. Make sure that Disaster Recovery Plan DRP are working perfectly to anticipate IT failure. The Company also have policy and procedure to manage operational risk in several guidelines such as Guideline of Using Information System Technology, Guidelines of Program Anti Money Laundry and Prevention to Terrorism Fund APU and PPT and Guideline of Implementation to Risk Management and other guidelines. On the other side, limit establishment such as transactional limit and transactional approval limit are periodically reviewed. Beside that, corporate are obligate to give education and training periodically to human resources so they can give best services and prevent human error. These operational risk management policy is to prevent a loss caused by internal process or human or system failure or caused by external case. Therefore, corporate have to anticipate it by analyst or identified operational activity that consist of any potential loss or already happened loss and over the limit activity, bank compliance to APU and PPT also implementation of accounting principal in admitting revenue and cost. PT BANK DINAR INDONESIA Tbk I LAPORAN TAHUNAN 2015 I 157 Selain itu, Perseroan melakukan penyempurnaan sistem informasi yang dapat menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu dengan menperhatikan pengkinian data dan distribusi informasi terkini keseluruh aktivitas fungsional bank. Pengendalian risiko operasional dilakukan dengan menetapkan struktur organisasi yang jelas menggambarkan batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit kerja serta adanya pemeriksaan internal audit secara berkala.

7.3. RISIKO LIKUIDITAS

Risiko likuiditas adalah risiko yang terjadi karena Perseroan tidak mampu memenuhi kewajiban pokok danatau bunga yang telah jatuh waktu. Berdasarkan pada deinisi tersebut maka risiko ini hanya terjadi jika Perseroan menghadapi kesulitan dalam penyediaan aset-aset likuidnya. Perseroan mengelola risiko likuiditas untuk memastikan kemampuan dalam memenuhi liabilitas kepada nasabah atau counterpart yang jatuh tempo. Perseroan mengelola risiko likuiditas dengan memantau perencanaan arus kas atau arus dana berdasarkan prediksi pembiayaan dan prediksi pertumbuhan dana termasuk mencermati tingkat luktuasi dana, ketepatan dalam mengatur struktur dana termasuk kecukupan dana primary reserve, secondary reserve dan tertiary reserve. Pengelolaan kelebihan dana likuiditas yang tidak terserap penyaluran kredit teroptimalisasi melalui pengelolaan treasury. Sebagian besar kelebihan dana likuiditas tersalurkan melalui instrumen aset likuid yang tepat untuk menjamin tingkat likuiditas yang terkendali. Untuk pengelolaan risiko ini Perseroan telah membentuk Assets and Liabilities Committee ALCO dengan tugas untuk memantau dan pengelolaan kondisi likuiditas Perseroan melalui rapat yang diadakan paling sedikit sekali sebulan. Kebijakan risiko likuiditas ditetapkan dan disetujui oleh Direksi dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris, dimana dalam pelaksanaannya ditentukan dalam rapat Asset and Liability Also, corporate have to re new information system so it can produce an accurate and punctual information with latest information and distribute the information to all bank’s functional activity. Operational Risk control is done by set a clear organization structural and its responsibility each working unit with periodically internal audit assessment.

7.3. LIQUIDITY RISK

Liquidity Risk happen when corporate can not fulfill its overdue obligate or interest. Based on tis description, this kind of risk happen only when corporate face difficulty to fulfill asset liquid. The Company managed liquidity risk to ensure capability in customer overdue counterpart. The Company can be managed with supervised cash flow, or predicted funding cash flow and growth cash prediction including cash fluctuation level, a precise cash structure including primary reserve, secondary reserve and tertiary reserve. Managing the not absorbed excess cash liquidity by optimize credit distribution can be done with treasury managing. Most of the liquidity cash distribute through precise liquidity assets instrument to guarantee a control liquidity level. To manage this risk, corporate have been formed Assets and Liabilities Committee ALCO to supervise and manage corporate liquidity condition through monthly meeting. Risk liquidity policy was set and approved by Board of Director and was reported to Board of Commissioners in Asset and Liability Management Committee meeting. To overcome problem in liquidity when either bank in deficit or surplus, corporate can use I LAPORAN TAHUNAN 2015 I PT BANK DINAR INDONESIA Tbk 158 Management Committee ALCO. Perseroan memiliki Money Market Line dengan beberapa Bank yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam likuiditas baik ketika Perseroan mengalami kelebihan dana maupun ketika kekurangan dana. Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan risiko likuiditas yang tertuang dalam Buku Pedoman Manajemen Risiko dan ketentuan yang diatur dalam surat Keputusan dan Surat Edaran Direksi. Kebijakan pengelolaan risiko likuiditas bertujuan untuk menghindari kerugian akibat kekurangan likuiditas, konsentrasi gap dan kertergantungan kepada counterparty tertentu, serta instrumen atau market segmen tertentu.

7.4. RISIKO PASAR

Mengingat Perseroan bukan merupakan Bank Devisa dan valuta asing yang dimiliki hanya untuk kegiatan Money Changer maka risiko pasar yang dihadapi Perseroan hanya risiko suku bunga. Meskipun Risiko pasar dapat terjadi karena pergerakan suku bunga dan perubahan nilai tukar. Risiko pasar melekat pada aktivitas fungsional perkreditan, aktivitas fungsional treasury, dan aktivitas fungsional pendanaan. Perseroan memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian risiko pasar seperti Buku Pedoman Manajemen Risiko, Surat Keputusan dan Surat Edaran Direksi, terkait risiko pasar yang menetapkan ketentuan penetapan suku bunga Dana Pihak Ketiga dan Kredit. Kebijakan risiko pasar ditetapkan dan disetujui oleh Direksi dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris, di mana dalam pelaksanaannya ditentukan dalam rapat Asset and Liability Management Committee ALCO. Pengelolaan risiko pasar ditujukan untuk menghindari terjadinya kerugian akibat pergerakan harga pasar. Perseroan bukan merupakan Bank Devisa sehingga aktivitas bisnis yang mempengaruhi tingkat risiko pasar hanya Money Market Lime in several Bank. Corporate has policy and procedure to manage the liquidity risk in Risk Management Guidelines Book based on Board of Director Decree and Circular Letter. These policy’s purpose are to prevent loss caused by liquidity deficit, gap concentration and counterparty dependence and certain segmented instrument or market.

7.4. MARKET RISK

Given the Company is not a foreign exchange bank and foreign exchange held only for the money changer activities, it The only market risk faced by the corporate is interest rate risk. Market risk is caused by interest rate movement and exchange rate. Market risk is connected to functional credit , functional treasury activity, and functional fund activity. The Company has a policy and procedural guidelines controlling market risk such as Risk Management Guidelines Book, Board of Directors Circular Letter and Decree to set the interest rate of Third-Party Fund and Credit. Those policy was set and approved by Board of Director and was reported to Board of Commissioners in Asset and Liability Management Committee meeting. Managing the market risk is to prevent loss caused by market value movement. Since the corporate is not a Foreign Exchange Bank, interest rate risk is the only caused to market risk level.