AYDA Case Laporan Tahunan 2015 BANK DINAR

PT BANK DINAR INDONESIA Tbk I LAPORAN TAHUNAN 2015 I 131 hanya perubahan wujud dari AYDA ke uang tunai. Dengan demikian tidak ada pengaruh terhadap kelangsungan usaha dan keuangan Bank.

b. Perkara Hukum Kepemilikan Saham

Bank Dinar dalam masalah ini sebagai Tergugat I, sebelumnya dalam perkara yang sama Bank Dinar sebagai Tergugat II. Dalam perkara yang sama dimana Bank Dinar sebagai Tergugat II telah ada putusan dari Mahkamah Agung yang menolak gugatan Penggugat sehingga Bank dalam posisi yang menang. Terkait dengan kedua permasalahan hukum yang sama tersebut dimana salah satunya telah diputus dan mempunyai kekuatan hukum yang tetap maka hampir dapat dipastikan gugatan yang masih tersisa ini juga akan ditolak, dengan demikian permasalahan ini tidak akan berpengaruh terhadap kondisi perusahaan.

c. Perkara Fasilitas KPR

Atas fasilitas KPR ini debitur telah menyerahkan jaminannya kepada Bank karena tidak sanggup untuk melunasi kewajibannnya. Namun debitur tidak kooperatif dalam pengosongan jaminannya dan mengambil langkah hukum dengan membuat skenario palsu atas penyerahan jaminan tersebut. Sehingga apabila debitur dikemudian hari dimenangkan maka debitur harus kembali melunasi nilai pinjaman yang pernah diterimanya. Dengan demikian maka perkara ini tidak akan mengganggu usaha dan keuangan Bank.

5.1.9. TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN

Selama tahun 2015, tidak ada pengambilan keputusan yang diwarnai benturan kepentingan antar pengurus, termasuk benturan kepentingan yang dapat merugikan atau menurunkan keuntungan Bank.

b. Share Ownership Case

Bank Dinar as Defendant I, in the same case before Bank Dinar was Defendant II. In the same case, where Bank Dinar as defendant II there was a verdict from Supreme Court state that they refuse the litigant lawsuit therefore, the bank was in win position. Related to the both case, one of it is verdict and have the same law force, then almost sure that the lawsuit will be refused. So they will be no efect to the corporate condition.

c. Housing Loan Facility Case

This housing loan facility case, debtor have been giving the collateral to the bank caused of unable to fulill the obligation. But debtor did not cooperative in emptying the collateral and took legal step by faking the scenario upon the collateral submission. If debtor was won, then debtor have to pay of their debt. Therefore, this case did not efect inancial and business of the bank.

5.1.9. CONFLICT OF INTEREST TRANSACTION

In 2015, no decision that tingled with conlict of interest inter oicer, including those interest that can harm corporate’s proit. I LAPORAN TAHUNAN 2015 I PT BANK DINAR INDONESIA Tbk 132

5.1.10. BUYBACK SHARE OR BUYBACK BANK BONDS

In 2015, Corporate did not took buyback share policy and until today bank never issued Bonds.

5.1.11. Funding for Political Social

In 2015, Bank Dinar never distributed fund for political activity, while for social was distributed through Corporate Social Responsibility.

5.1.12. Whistleblowing System

To complete the implementation of Good Corporate Governance and prudence principle and internal control, corporate was forming Whistleblowing System that can become platform for all employee or external party to report any kind of violent, ethic code, or act that indicate as a fraud that potentially harm to the corporate. Whistle Blowing System WBS implementation was for: 1. Support developing and implementation of anti fraud. 2. Push all the employee dare to report all violent without being worry to get caught. 3. Reduce loss efected by violent, strengthen internal control system and enhance Bank reputation in stakeholders eyes.

5.1.10. BUYBACK SHARES DANATAU

BUYBACK OBLIGASI BANK Selama tahun 2015 Perseroan tidak mengambil kebijakan melakukan Buyback Shares dan sampai saat ini Perseroan belum pernah menerbitkan Obligasi.

5.1.11. PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL POLITIK

Selama tahun 2015 Perseroan tidak menyalurkan dana untuk kegiatan politik, sedangkan untuk kegiatan sosial disalurkan melalui Corporate Social Responsibility CSR.

5.1.12. WHISTLEBLOWING SYSTEM

Untuk melengkapi penerapan Good Corporate Governance dan prinsip kehati-hatian serta sistem pengendalian internal, Perseroan membentuk Whistleblowing System yang merupakan sarana bagi karyawan maupun pihak eksternal untuk melaporkan segala bentuk pelanggaran ketentuanperaturan, kode etik, dan tindakankejadian yang diindikasikan sebagai bentuk kecurangan fraud yang berpotensi merugikan Bank. Penerapan WBS bertujuan untuk: 1. Mendukung pengembangan dan penerapan strategi anti fraud; 2. Mendorong seluruh karyawan berani melaporkan terjadinya tindakan pelanggaran tanpa takut diketahui identitasnya; 3. Mengurangi kerugian akibat pelanggaran, memperkuat sistem kontrol internal serta meningkatkan reputasi Bank di mata No Nama dan Jabatan Nama dan jabatan Jenis Nilai Keterangan yang memiliki pengambil keputusan transaksi transaksi benturan kepentingan Jutaan Rp - - - - - - No Name and Position Name and Position Transaction Transaction Information with Conlict of Decision Maker Nominal of Interest Million Rp