Risiko likuiditas lanjutan Laporan Tahunan 2015 BANK DINAR

The original the financial statements Included herein are in the Indonesian language. PT BANK DINAR INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2015 dan 2014 Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain PT BANK DINAR INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2015 and 2014 Expressed in Rupiah, unless otherwise stated 78 37. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN lanjutan 37. FINANCIAL RISK MANAGEMENT continued i. Manajemen risiko permodalan lanjutan i. Capital risk management continued Berbagai batasan telah diterapkan untuk bagian-bagian modal yang diwajibkan oleh regulator. Pengaruh dari pajak tangguhan telah dikeluarkan dalam menentukan jumlah saldo laba untuk modal tier 1; hanya 50 persen laba periode berjalan sebelum pajak tangguhan yang dapat diperhitungkan dalam modal tier 1; dan modal tier 2 tidak boleh melebihi modal tier 1. Juga terdapat batasan jumlah penyisihan kolektif penurunan nilai yang boleh dimasukkan sebagai bagian dari modal tier 2. Various limits are applied to elements of the regulatory capital. The effect of deferred taxation has been excluded in determining the amount of retained earnings for tier 1 capital; only 50 percent of the profit for the period before deferred taxation being included in tier 1 capital; and qualifying tier 2 capital cannot exceed tier 1 capital. There is also a restriction on the amount of collective impairment allowances that may be included as part of tier 2 capital. Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR Bank ditentukan berdasarkan persyaratan yang telah ditentukan yang mencerminkan berbagai tingkatan risiko yang terkait dengan aset dan eksposur, yang tidak tercermin dalam laporan posisi keuangan. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, Bank diharuskan untuk mempertimbangkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional dalam mengukur ATMR Bank. The Banks risk weighted assets ATMR are determined according to specified requirements that seek to reflect the varying levels of risk attached to assets and exposures not recognized in the statements of financial position. Based on Central Bank regulations, the Bank needs to take into consideration its credit risk, market risk and operational risk in measuring the ATMR. Kebijakan Bank adalah menjaga modal yang kuat untuk menjaga kepercayaan pemodal, kreditur dan pasar dan untuk mempertahankan perkembangan bisnis di masa depan. Pengaruh tingkat modal terhadap tingkat pengembalian ke pemegang saham juga diperhitungkan dan Bank juga memahami perlunya menjaga keseimbangan antara tingkat pengembalian yang tinggi, yang dimungkinkan dengan gearing yang lebih besar serta keuntungan-keuntungan dan tingkat keamanan yang didapat dari posisi modal yang kuat. The Banks policy is to maintain a strong capital base so as to maintain investor, creditor and market confidence and to sustain future development of business. The impact of the level of capital on shareholders return is also recognized and the Bank also recognize the need to maintain a balance between the higher return that might be possible with greater gearing and the advantages and security level afforded by a strong capital position. Manajemen menggunakan rasio permodalan yang diwajibkan regulator untuk memantau permodalan Bank dan rasio-rasio modal ini tetap menjadi standar industri untuk mengukur kecukupan modal. Pendekatan OJK untuk pengukuran ini terutama didasarkan pada pemantauan hubungan antara profil risiko Bank dengan ketersediaan modal. Bank wajib menyediakan modal minimum sesuai profil risiko. Management uses regulatory capital ratios in order to monitor its capital base, and these capital ratios remain the industry standards for measuring capital adequacy. OJK’s approach to such measurement is primarily based on monitoring the relationship of the Bank’s risk profile with the available capital. The Bank is required to provide minimum capital based on the risk profile. Penyediaan modal minimum sebagaimana dimaksud ditetapkan sebagai berikut: Minimum capital requirements are as follows: a. Untuk profil risiko peringkat 1 satu, modal minimum terendah yang wajib dimiliki adalah 8 dari Aset Tertimbang Menurut Risiko; a. For banks with risk profile rating 1 one, the minimum capital requirement is 8 of Risk Weighted Asset; b. Untuk profil risiko peringkat 2 dua, modal minimum terendah yang wajib dimiliki adalah 9 sampai dengan kurang dari 10 dari Aset Tertimbang Menurut Risiko; b. For banks with risk profile rating 2 two, the minimum capital requirement is 9 to less than 10 of Risk Weighted Asset; c. Untuk profil risiko peringkat 3 tiga, modal minimum terendah yang wajib dimiliki adalah 10 sampai dengan kurang dari 11 dari Aset Tertimbang Menurut Risiko; c. For banks with risk profile rating 3 three, the minimum capital requirement is 10 to less than 11 of Risk Weighted Asset; d. Untuk profil risiko peringkat 4 empat atau 5 lima, modal minimum terendah yang wajib dimiliki adalah 11 sampai dengan kurang dari 14 dari Aset Tertimbang Menurut Risiko. d. For banks with risk profile rating 4 four or 5 five, the minimum capital requirement is 11 to less than 14 of Risk Weighted Asset.