Teknik Analisis Data .1 Teknik Pengumpulan Data

42

BAB II ANALISIS STRUKTUR CERITA NOVEL KUIL DI DASAR LAUT

2.1 Pengantar

Pada bab ini, akan dikaji tokoh dan penokohan serta latar. Dalam analisis tokoh dan penokohan pada novel KdDL, ditemukan beberapa tokoh utama dan tokoh tambahan yang terlibat dalam kegiatan counter-hegemoni. Tokoh utama dalam novel KdDL terdiri dari dua orang, yaitu Jeanne dan Suryo. Mereka dikategorikan sebagai tokoh utama oleh karena intensitas kemunculan mereka cukup banyak dibanding dengan tokoh-tokoh lainnya. Selain itu, dengan mengacu pada pengertian tokoh utama pada poin 1.6.1.1.1, mereka menjadi penggerak keseluruhan alur cerita dalam novel KdDL. Di samping tokoh utama, beberapa tokoh lainnya masuk dalam kategori tokoh tambahan. Tokoh tambahan ini diisi oleh anggota dan simpatisan Paguyuban Anggoro Kasih – paguyuban yang dalam novel KdDL melakukan banyak perlawanan terhadap legitimasi Soeharto. Mereka adalah Pak Sinaga, Pak Burhan, Abah Moertopo, Pak Darsono, Pak Koentono, Pak Radjiman, Pak Priyambodo, Pak Djayeng Koesoemo, Pak Sewaka, Pak Begja, Bante Purnomo, Gus Mutaqqin, dan Meneer Widjinarko. Di luar anggota dan simpatisan paguyuban, ada pula tokoh yang menjadi kiblat paguyuban melakukan aksi metafisik, yaitu Pak Sawito dan Mr. Soedjono. Juga ada pula dua tokoh yang berjasa terhadap Jeanne dan Suryo selama 42 43 perjalanan mereka di luar negeri. Mereka adalah Phu Tram, Mualim Satu, Souvanna, dan Phhoung. Tokoh tambahan dalam novel KdDL terbilang cukup banyak. Dalam analisis ini, tidak akan diteliti semua tokoh tambahan. Tokoh tambahan yang dianalisis adalah tokoh-tokoh yang terlibat dan mempunyai peranan dalam berbagai tindakan counter- hegemoni. Sebagian besar dilakukan oleh anggota dan simpatisan paguyuban, Pak Sewaka, dan Mr. Soedjono. Selain itu, Phu Tram, Mualim Satu, dan Phhoung ikut dianalisis karena mereka berpengaruh secara penuh terhadap berbagai peristiwa yang dialami oleh Jeanne dan Suryo selama di luar negeri. Phu Tram yang mengajak Jeanne melihat situs-situs kebudayaan di Vietnam dan menceritakan perjalanan hidupnya memperjuangkan hak kebebasan suku Champa. Mualim Satu menjadi orang yang menawarkan bubuk pembayang untuk masuk dalam kuil ketiga. Selanjutnya, Phhoung merupakan pemandu wisata Suryo yang membawa Suryo mengelilingi situs-situs kebudayaan dan bekas kebengisan Khemer Merah di Kamboja. Mahasiswa dan demonstrasi simpatisan Sebastiao Gomes MdDSSG di Timor-Timur juga akan dianalisis karena turut melakukan perlawanan terhadap Soeharto. Di samping tokoh-tokoh yang melakukan counter-hegemoni, pada bab ini juga akan ikut dianalisis tokoh-tokoh yang menjadi bagian organik dari Soeharto. Mereka adalah Romo Dijat, Romo Marto, Romo Budi, Sunuwarsono, Setyarso, dan Soedjono Hoemardani. Selain analisis tokoh dan penokohan, pada bab ini juga akan dianalisis latar. Latar yang dianalisis oleh peneliti hanyalah latar tempat dan latar waktu. Hasil