Rangkuman ANALISIS FORMASI INTELEKTUAL
160
kepresidenan yang luar biasa kuatnya; serta pers yang terkendali Haris, 1996: 24- 25.
Ada kecenderungan bahwa masyarakat Orde Baru berada di bawah kepatuhan selama beberapa dasawarsa. Gejala ini pula yang dihadapi oleh Gramsci saat
mempertanyakan belum adanya sebuah revolusi kaum proletar sebagaimana diramalkan oleh Marx. Persoalannya bukan pada satunya berpijak pada perspektif
ekonomi dan satunya lagi pada perspektif sosial-politik. Namun, masalahnya ialah tidak adanya sebuah kesadaran baru untuk menantang penguasa meskipun telah
sewenang-wenang mengganyang banyak warganya. Indikasi tersebut merupakan gejala yang disebut oleh Gramsci sebagai hegemoni.
Pemerintahan Soeharto telah menjadikan masyarakat tidak dapat berbuat banyak untuk melawannya. Selama berkuasa, Soeharto menerapkan ideologi
militerisme. Ketika militer berkuasa, maka negara akan selalu ada dalam keadaan darurat. Pembantaian dan pengganyangan dilakukan bebas dengan alasan menjaga
keamanan dan ketertiban. Prinsip militerisme di jalankan secara penuh dalam kehidupan masyarakat sipil
11
. Semua tindakan kekerasan itu dipandang sebagai sarana sahih legitimate means untuk menyelesaikan masalah. Orang-orang yang
dipandang „bermasalah‟ itu secara sosiologis dikonstruksi sebagai outsiders dan -
11
Militerisme di masa Orde Baru adalah puncak dari ambisi kaum militer yang sejak revolusi 1945 ingin ikut berkuasa. Sejak percobaan kudeta militer tahun 1946; kemudian tahun 1952;
lalu sejak darurat militer tahun 1957 yang memperkuat kekuasaan militer di politik dan bisnis, serta lahirnya dwi-fungsi; dan sejak berkuasanya Jenderal Suharto tahun 1966 yang
praktis merupakan pemerintahan militer selama 32 tahun. Reformasi militer sejak reformasi tahun 1998 nampaknya masih mendapat banyak tentangan di dalam tubuh militer sendiri,
sehingga dapat dikatakan mengalami kemandegan Setiawan, 2016.
161
diberi berbagai stigma seperti pengkhianat pancasila, mata-mata musuh, manikebuis, anti-revolusi, ateis, gabungan anak liar, gerakan pengacau keamanan, penjual
kehormatan bangsa, dan lain-lain. Merek a secara „sahih‟ boleh dihabisi oleh negara
dan kelompok masyarakat „insiders’.’ Kekerasan sah dilakukan kepada kelompok di luar kita. Kelompok di luar ini kita pandang bukan sebagai makluk manusia yang
dilindungi hukum. Hukum tidak berlaku bagi mereka Taum, 2015: 165. Militer dalam pemerintahan Orde baru menjadi aparatus negara yang represif
dengan menggunakan cara-cara kekerasan tanpa memperhitungkan aspek-aspek kemanusiaan. Budaya kekerasan diterima dan bahkan didogmakan sebagai jalan
keluar terbaik sebagai jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan bangsa. Negara dengan aparatus militernya itu memaksa civil society untuk mempunyai
penghormatan serta perasaan takut dan dengan menerapkan metode kekerasan yang melahirkan ketakutan yang mencekam. Militer sengaja menciptakan secara sistematis
pandangan bahwa negara haruslah ditakuti, tidak hanya sekadar disegani atau dihormati Taum, 2015: 117. Memang masih banyak problema lain yang terjadi
semasa Orde Baru dan cukup banyak jika diurai satu per satu. Akan tetapi, semua peristiwa itu mengarahkan masyarakat kepada suatu kepatuhan.
Phu Tram dan Mualim Satu pun mengalami represi dari pemerintahan Vietnam. Khususnya Phu Tram, ia tidak diperbolehkan oleh pemerintah Vietnam
untuk mengambil harta karun suku Champa yang ia temukan saat menyelam. Aktivitasnya diawasi dengan ketat oleh anggota keamanan Vietnam. Harta kekayaan
162
suku Champa telah cukup banyak dimiliki oleh Vietnam sehingga pencarian hanya difokuskan pada benda-benda peninggalan Vietnam.
Sejarah antara Vietnam dan suku Champa sebenarnya telah lama terjadi. Keduanya seperti menjadi musuh abadi yang telah membunuh banyak orang dan
meruntuhkan cukup banyak situ-situs kebudayaan. Suku Champa pada mulanya berdiri sebagai sebuah kerajaan yang menguasai Vietnam Tengah dan Selatan sejak
abad ke-7 hingga tahun 1832. Dalam perkembangannya, terjadi peperangan untuk saling memperbutkan wilayah dan juga kebudayaan. Terjadi upaya penguasaan
wilayah Champa seperti Indrapura – dekat dengan Da Nang tempat Jeanne
mengunjungi situs Po Nagar, Amaravati – sekarang masuk dalam Provinsi Quang
Nam, Vijaya – sekarang masuk Provinsi Bình Định, Kauthara – saat ini bernama kota
Nha Trang tempat situs Pho Nagar, dan terakhir Panduranga – sekarang Provinsi
Ninh Thu ận. Vietnam membutuhkan waktu sekitar 9 abad untuk menaklukkan
kerajaan Champa Musa, 2009. Pada masa itu, terjadi tindakan kekerasan terhadap orang Champa yang makin
lemah. Banyak warisan kebudayaan kebanggaan Champa seperti Tra Kieu, My Son, Dong Duong, Kawasan Vijaya, Kauthara, dan Panduranga direbut oleh Vietnam,
termasuk harta benda dan kebabasan suku Champa. Peristiwa masa lalu tersebut yang membentuk sikap pemerintah Vietnam untuk tidak memberikan kebebasan secara
penuh terhadap orang-orang keturunan Champa. Phu Tram mendapat pekerjaan sebagai penyelam negara hanya untuk kepentingan Vietnam. Barang-barang suku