Pak Koentono Intelektual Counter-Hegemonic

151 mayat yang pernah dilakukan oleh Buddha. Semua anggota peguyuban dalam pertemuan tersebut diajar agar dapat melepas keterikatan dengan tubuh mereka. 151 Pak Purnomo memiliki latar belakang pengurus sebuah wihara Theravada di daerah Pare. Dalam pertemuan itu, ia akan membabar kitab Budha Satthapanita Suyono, 2014: 173.

3.2.2.2.12 Meneer Widjinarko

Meneer Widjinarko merupakan salah satu simpatisan paguyuban yang sangat dihormati. Kehadirannya di dalam paguyuban seperti sebagai saksi atas sekian banyak peristiwa yang terjadi di masa lalu dalam cerita mengenai orang-orang yang pernah menantang Soeharto. Meneer merupakan saudara seperguan Sawito, orang yang sangat ditakuti Soeharto. Pertemuannya dengan anggota paguyuban pada suatu malam cukup banyak berkisah mengenai perjalanan Sawito dalam upaya menaklukkan Soeharto. Perbincangannya dengan anggota paguyuban kemudian menentukan arah perjuaganperlawanan paguyuban atas Soeharto.

3.2.2.2.13 Pak Burhan

Pak Burhan adalah salah satu anggota paguyuban. Dalam novel KdDL tidak banyak mengisahkan mengenai siapa Pak Burhan sebenarnya. Meskipun demikian, ia cukup mempunyai wawasan mendalam mengenai siapa Mr. Soedjono, sahabat Pak Sawito. Dalam persidangan atas kasus Pak Sawito, juga hadir Pak Burhan. Ia menjadi salah satu saksi dari peristiwa peradilan orang yang dianggap Soeharto sebagai penantang terbesarnya. 152 152 ”Di pengadilan, Mr. Sudjono masuk dengan gagah. Ia bagai seorang perwira yang menginspeksi barisan. Tampak betul lelaki yang sudah banyak makan asam garam. Saya percaya yang diucapkannya benar. Saya waktu itu terharu sekali mendengarnya. Ia orang jujur.” Suyono, 2014: 215.

3.2.2.2.14 Pak Begja

Pak Begja memang tidak banyak digambarkan di dalam novel KdDL. Namun, tentunya ia adalah anggota tetap paguyuban. Meskipun demikian, ia memberikan sumbangsi yang sangat bermanfaat bagi paguyuban. Dialah yang mengusulkan agar paguyuban mengikuti rute yang sudah dilalui Pak Sawito untuk mencari wahyu tandingan lih. kutipan 63 ”Pak Sinaga, apakah kita perlu menapaktilasi rute Pak Sawito menerima wahyu? Saya kira kita perlu. Meski Pak Sawito tidak mungkin menjadi kepala negara, kita perlu mendapatkan petunjuk-petunjuk di tempat tersebut mengenai siapa pemimpin- pemimpin masa depan. Kita perlu wahyu tandingan. Di sana kita bisa memohon turunnya wahyu tandingan. Wahyu tandingan siapa saja ratu Adil kelak,Pak Bagja meneluarkan pendapatnya Suyono, 2014: 251-Kutipan 63.

3.2.2.2.15 Gus Mutaqqin

Gus Mutaqqin merupakan seorang kiai yang katanya memiliki sebuah pesantren kecil di lereng Gunung Merapi-Merbabu. Kehadirannya di paguyuban untuk memberikan wawasan bagi para anggota paguyuban mengenai kitab Pangrucutan-karangan Sultan Agung. Sama seperti kedua guru paguyuban sebelumnya, Gus Mutaqqin juga memberikan wawasan mengenai kondisi tubuh