Metode Penelitian Metodologi Penelitian

memecahkan masalah. Metodologi penelitian memaparkan pendekatan, metode dan teknik penelitian pada tahap pengumpulan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data. Sistimatika penyajian berisi tentang bab beserta bagian-baiannya, urutan bab, dan penejelasan secara garis besar mengenai isi penelitian ini. Bab II berisi mengenai deskripsi tokoh dan penokohan, latar tempat dan waktu KdDL. Bab III berisi mengenai formasi kaum intelektual. Formasi intelektual berkaitan dengan pembagian kelompok intelektual oleh Antonio Gramsci ke dalam dua kelompok, yaitu Intelektual Tradisional dan Intelektual Organik. Kategori Intelektual Organik dibagi lagi menjadi dua subkategori berupa Intelektual Hegemonic dan Intelektual Counter-Hegemonic. Bab IV berkaitan pembagian bentuk-bentuk couter-hegemoni yang terdapat dalam KdDL. Bentuk- bentuk tersebut berupa Perlawanan Keras, Perlawanan Pasif, Perlawanan Humanistik, dan Perlawanan Metafisik. Bab V berupa penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. 42

BAB II ANALISIS STRUKTUR CERITA NOVEL KUIL DI DASAR LAUT

2.1 Pengantar

Pada bab ini, akan dikaji tokoh dan penokohan serta latar. Dalam analisis tokoh dan penokohan pada novel KdDL, ditemukan beberapa tokoh utama dan tokoh tambahan yang terlibat dalam kegiatan counter-hegemoni. Tokoh utama dalam novel KdDL terdiri dari dua orang, yaitu Jeanne dan Suryo. Mereka dikategorikan sebagai tokoh utama oleh karena intensitas kemunculan mereka cukup banyak dibanding dengan tokoh-tokoh lainnya. Selain itu, dengan mengacu pada pengertian tokoh utama pada poin 1.6.1.1.1, mereka menjadi penggerak keseluruhan alur cerita dalam novel KdDL. Di samping tokoh utama, beberapa tokoh lainnya masuk dalam kategori tokoh tambahan. Tokoh tambahan ini diisi oleh anggota dan simpatisan Paguyuban Anggoro Kasih – paguyuban yang dalam novel KdDL melakukan banyak perlawanan terhadap legitimasi Soeharto. Mereka adalah Pak Sinaga, Pak Burhan, Abah Moertopo, Pak Darsono, Pak Koentono, Pak Radjiman, Pak Priyambodo, Pak Djayeng Koesoemo, Pak Sewaka, Pak Begja, Bante Purnomo, Gus Mutaqqin, dan Meneer Widjinarko. Di luar anggota dan simpatisan paguyuban, ada pula tokoh yang menjadi kiblat paguyuban melakukan aksi metafisik, yaitu Pak Sawito dan Mr. Soedjono. Juga ada pula dua tokoh yang berjasa terhadap Jeanne dan Suryo selama 42