150
3.2.2.2.10 Abah Moertopo
Abah Moertopo merupakan simpatisan paguyuban. Dengan demikian, ia menjadi bagian dari paguyuban juga. Kehadirannya dalam paguyuban memberikan
sumbangsi wawasan mengenai kitab Bardo Thodol. Kitab itu semacam bekal bagi jenazah agar dalam kematiannya tak terombang-ambing dalam halusinasi dan mampu
menggerakkan dirinya masuk ke dalam Rahim seorang ibu dan dilahirkan kembali. Pengetahuan mengenai Bardo Thodol ini semacam bekal bagi anggota paguyuban
untuk siap mati kapan pun saat melakukan penyerangan terhadap sisi metafisik Soeharto. Dalam perjalan ke Jogja untuk menapaktilasi tempat Soeharto melakukan
kungkum, Abah Moertopo juga ikut bergabung dalam perjalanan tersebut. 150 Dengan suara yang membuat orang seperti tersirap masuk ke
sebuah pelataran punden yang suwung, Abah Moertopo menerangkan bahwa orang yang telah mempelajari Bardo
Thodol harus sadar sedari sekarat kematian hanyalah sebuah daur yang beruntun. Bahwa tiap orang telah mengalami ribuan
kematian dan kelahiran kembali Suyono, 2014 165.
3.2.2.2.11 Bante Purnomo
Bante Purnomo juga merupakan salah satu simpatisan paguyuban. Kehadirannya di paguyuban memberikan wawasan mengenai kitab Buddha
Satthapanita, kitab dari zaman Sultan Agung. Wawasan ini ia peroleh sebab pernah menjadi pengurus di sebuah wihara Theravada di daerah Pare. Istilah bante
sebenarnya muncul karena pengalamannya pernah di wihara tersebut. Kitab Satthapanita adalah kitab teknik meditasi yang bertolak dari refleksi pembusukan
151
mayat yang pernah dilakukan oleh Buddha. Semua anggota peguyuban dalam pertemuan tersebut diajar agar dapat melepas keterikatan dengan tubuh mereka.
151 Pak Purnomo memiliki latar belakang pengurus sebuah wihara Theravada di daerah Pare. Dalam pertemuan itu, ia akan membabar
kitab Budha Satthapanita Suyono, 2014: 173.
3.2.2.2.12 Meneer Widjinarko
Meneer Widjinarko merupakan salah satu simpatisan paguyuban yang sangat dihormati. Kehadirannya di dalam paguyuban seperti sebagai saksi atas sekian
banyak peristiwa yang terjadi di masa lalu dalam cerita mengenai orang-orang yang pernah menantang Soeharto. Meneer merupakan saudara seperguan Sawito, orang
yang sangat ditakuti Soeharto. Pertemuannya dengan anggota paguyuban pada suatu malam cukup banyak berkisah mengenai perjalanan Sawito dalam upaya
menaklukkan Soeharto. Perbincangannya dengan anggota paguyuban kemudian menentukan arah perjuaganperlawanan paguyuban atas Soeharto.
3.2.2.2.13 Pak Burhan
Pak Burhan adalah salah satu anggota paguyuban. Dalam novel KdDL tidak banyak mengisahkan mengenai siapa Pak Burhan sebenarnya. Meskipun demikian, ia
cukup mempunyai wawasan mendalam mengenai siapa Mr. Soedjono, sahabat Pak Sawito. Dalam persidangan atas kasus Pak Sawito, juga hadir Pak Burhan. Ia
menjadi salah satu saksi dari peristiwa peradilan orang yang dianggap Soeharto sebagai penantang terbesarnya.