137
3.2.2.1.2 Romo Marto
Selain Romo Dijat, Soeharto juga memiliki guru yang lain bernama Romo Marto. Nama lengkap dari Romo Marto adalah Romo Martopangroso. Romo ini
dikenal Soeharto di Yogyakarta. Soeharto biasanya bertemu dengan Romo Marto untuk mengkonsultasikan persoalan mengenai kemasyarakatan. Banyak masukan
dari Romo Marto yang diikuti oleh Soeharto. Termasuk saran untuk melakukan tirakat di Trowulan yang kemudian mempertemukan untuk pertama kali Soeharto dan
Romo Dijat. Itulah mengapa Romo Marto masuk dalam kategori Intelektual Organik karena Soeharto tetap dapat mengambil sebuah keputusan yang baik di balik
kebijaksanaan Romo Marto. Romo Dijat dan Romo Marto sering melakukan banyak tirakat dan ziarah di
petilasan-petilasan. Dalam dunia kebatinan Jawa, mereka memiliki kemampuan khusus yang tidak dimiliki banyak orang. Kemampuan inilah yang kemudian banyak
membantu Soeharto dalam mempertimbangkan dan memutuskan banyak perkara. Berikut ini kutipan 141 yang menggambakan kemampuan khusus Romo Marto
sehingga Soeharto menjadi tergantung padanya. 141 Mereka seringmengikuti kedua guru tersebut ziarah dan tirakat di
petilasan-petilasan. Romo Dijat dan Romo Marto dalam dunia kebatinan Jawa dikenal memiliki kemampuan njarwa atau orang
bisa berhubungan dengan roh leluhur. Kedua guru tersebut biasa memanggil arwah-arwah untuk masuk ke dalam tubuh mereka.
Mereka adalah medium. Setelah roh itu merasuk ke tubuh, suara mereka akan berubah. Dan orang bisa bertanya-jawab-meminta
nasihat atau pesan-pesan kepada roh-roh tersebut Suyono, 2014: 226.
138
Sebagai guru dari Soeharto, Romo Marto sering melakukan berbagai latihan dan anjuran untuk mempertebal kepekaan hati dalam melihat sebuah persoalan dan
sekaligus menemukan solusinya. Salah satu latihan yang diajarkan oleh Romo Marto ialah dengan menangkap gerak hatinya sendiri sambil kungkum di sebuah telaga
bernama Telaga Titis di wilayah Yogyakarta pada malam hari. Berikut kutipan 142 yang menggambarkan model pengajaran yang diberikan oleh Romo Marto kepada
Soeharto. 142 Di telaga itu, menurut Suryo, pernah Pak Harto duduk
bermenung diri. Umurnya saat itu 300-an akhir. Ia tengah di tantang oleh Romo Marto. Disuruh mengindra mencermati
gerak-gerik hatinya sendiri. Jeanne membayangkan Pak Harto di usia muda itu duduk menajamkan hati. Telaga itu disebut Telaga
Titis. Ia tahu dalam bahasa Jawa, titis artinya tepat sasaran. Menurut Suryo, di situ Pak Harto dilatih Romo Marto mengasah
hati agar bisa meraba masa depan. Menjelang pukul 12 malam, Pak Harto diminta turun ke telaga. Dan berendam berjam-jam
sampai parak pagi tiba. Di dalam air itu Pak Harto ditempa untuk memantapkan hatinya agar segala tindakannya tits seperti
seorang pemanah mampu mengarahkan anak panahnya ke titik pusat lingkaran, Jeanne membayangkan Pak Harto berhari-hari
kungkum di telaga Suyono, 2014: 262.
3.2.2.1.3 Romo Budi
Romo Budi merupakan satu dari tiga orang guru Pak Harto di atas. Mereka memang seperti triumvirat yang selalu menjaga Pak Harto. Kalau Romo Dijat diajak
konsultasi oleh Pak Harto berkaitan dengn persoalan politik dan kenegaraan, Romo Marto berkaitan dengan persoalan kemasyarakat, sedangkan Romo Budi berkaitan
dengan urusan pribadi dan rumah tangga. Akan tetapi, bedanya Romo Budi dengan
139
kedua guru yang lain, ia tidak melakukan pemanggilan roh untuk masuk ke dalam tubuhnya. Hal di atas ditunjukkan dalam kutipan 143.
143 “…Menurut Pak Djayeng, kemudian guru Pak Harto bertambah
satu lagi, yaitu Romo Budi. Mereka bertiga ini seperti triumvirat yang selalu menjaga Pak Harto. Mereka memiliki keahlian
masing-masing. Bila Pak Harto ingin berkonsultasi masalah politik dan kenegaraan, ia memanggil Romo Dijat. Untuk soal
kemasyarakatan, ia ingin tahu pendapat Romo Marto. Soal
urusan pribadi dan rumah tangga, Romo Budi.” Suyono, 2014: 228.
3.2.2.1.4 Sunuwarsono
Sunuwarsono merupakan ayah Jeanne. Ia adalah seorang kolonel Angkatan Darat yang menerapkan secara total disiplin kemiliteran dalam keluarga. Sebagai
bagian dari Angkatan Darat, Sunuwarsono juga menjadi bagian dari Intelektual Organiknya Soeharto yang juga berasal dari lingkungan Angkatan Darat ABRI
8
. 144 Ayah Jeanne, Sunuwarsono almarhum adalah seorang kolonel
Angkatan Darat Suyono, 2014: 61.
3.2.2.1.5 Setyarso
Setyarso adalah pria bertubuh kekar yang memiliki pangkat sersan. Ia juga menjadi ajudan ayah Jeanne. Keberanian dan sosok kuatnya,ia menjadi tentara yang
paling ditakuti kalangan preman seputar Rampal, kawasan tempat tinggal perwira-
8
Pada masa kekuasaan Soeharto, ada tiga elemen yang membantu Soeharto untuk menyukseskan kerja Orde Baru. Mereka adalah dari kalangan ABG ABRI, Birokrat, dan
Golkar. Ketiga elemen tersebut memiliki hak istimewa untuk bertemu Soeharto. Mereka menjadi bagian organik dari pemerintahan Orde Baru Pratama, 2014.
140
perwira dan barak-barak militer Angkatan Darat. Ia juga pernah bertugas di wilayah Timor-Timur untuk mengintai gerak-gerak gerilyawan kiri. Dalam hal ini, juga
menjadi bagian dari rezim Orde Baru. 145 Setyarso adalah sersan,ajudan ayah Jeanne. Setyarso adalah
tentara yang paling ditakuti preman seputar Rampal, kawasan tempat tinggal perwira-perwira dan barak-barak militer
Angkatan Darat. Ia juga pernah bertugas di wilayah Timor- Timur untuk mengintai gerak-gerak gerilyawan kiri Suyono,
2014: 68.
3.2.2.1.6 Soedjono Hoemardani
Soedjono Hoermadani
9
adalah militer asisten pribadi Soeharto. Mereka berdua dibaptis oleh Romo Marto sebagai saudara kebatinan. Romo Dijat pernah
berpesan agar Soedjono tetap menjaga keluarga Soeharto. Rumah Soedjono pun sering digunakan sebagai tempat Romo Dijat dan Romo Marto mengundang roh-roh.
Mereka berdua kenal sejak Soedjono masih berpangkat kolonel di Semarang. 146
”…Soedjono ini juga pejabat terkenal. Dia ini tentara sama seperti bapakmu. Dia dulu asisten pribadi Pak Harto. Pak Harto
dan Soedjono bersahabat sejak Pak Harto masih berpangkat colonel di Semarang. Mereka berdua itu saudara kebatinan.”
Suyono, 2014: 229-230
3.2.2.1.7 Phhoung
Phhoung bukan menjadi bagian dari pemerintahan Soeharto, namun ia menjadi bagian dari pemerintahan Kamboja. Dalam deskripsi mengenai Phhoung, ia
9
Soedjono Hoermadani memiliki pangkat mayor jenderal. Ia menjadi staff pribadi Soeharto urusan keuangan dan ekonomi. Selama memegang masa jabatan, ia diberi gelar oleh
masyarakat sebagai “menteri urusan mistis” Radiawati, 2015.
141
bekerja di sebuah musem bernama Museum 1000 Buddha. Museum ini merupakan milik pemerintahan Vietnam. Oleh karena itu, ia menjadi bagian organik dari
pemerintahan Vietnam untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Ia menjadi bagian organik dari museum dan juga negaranya.
Sebagai quide dalam museum 1000 Budha, tentunya ia memiliki wawasan yang cukup luas mengenai seluk-beluk museum yang cukup luas dengan berbagai
benda kebudayaan di bawahnya. Dengan pengetahuan tersebut, Phhoung dapat memberikan keterangan dan penjelasan kepada setiap pengunjung yang datang ke
tempat tersebut. Tugas ini tentunya menunjukkan bahwa Phhoung menjalankan tugas intelektualnya sebagai penghubung antara masyarakat dengan kebudayaan Kamboja.
Kehadiran Phhoung juga memberikan pengaruh yang baik kepada Suryo untuk memahami kebudayaan Kamboja.
3.2.2.1.7 Souvvana
Souvvana merupakan pria yang berkenalan dengan Suryo saat Suryo mengunjungi sebuah kafe pastri di Laos. Dalam deskripsi mengenai dirinya di bab II,
ia digambarkan sebagai pria yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap keberlangsungan kebudayaan Laos sebagaimana digambarkan dalam kutipan 84.
Suryo menaksir umurnya mendekati 60. Sosoknya lebih mirip hippie Eropa. Melihatnya, Suryo sepintas ingat foto penyair Bengal Amerika
bernama Allen Ginsberg. Seperti Ginsberg rambut dan janggut putih lelaki itu awut-awutan, pakaiannya acak-acakan, dan tampangnya
selalu terlihat mabuk. Tampangnya juga mirip tokoh utama, seorang penyelundup, di film lawas Anjing-anjing Geladak-Suryo lupa
namanya Suyono, 20014: 322-323.