Negosiasi dengan Penguasa Perlawanan Humanistik

182

4.2.4.1.1 Perjalanan Spiritual Pak Sawito

Seperti yang digambarkan dalam poin 2.2.2.7, Pak Sawito menjadi orang yang paling ditakuti oleh Soeharto. Ketakutan Soeharto karena dua hal. Pertama, Pak Sawito merupakan murid dari R.M. Panji Trisirah, orang yang menjadi sahabat dan guru dari ayah tiri Soeharto, T.H. Sumoharmoyo. Kedua, Pak Sawito juga sering melakukan Perjalanan Spiritual ke tempat yang biasa didatangi oleh Pak Harto, bahkan lebih banyak dari Pak Harto. Dari kebiasaan tapak tilas itulah, Pak Sawito mendapatkan wangsit untuk menggeser Soeharto. Ketika menapaktilasi banyak tempat, Pak Sawito ditemani oleh Mr. Soedjono sahabatnya. Dari mulut Mr. Soedjono-lah, keluar banyak kesaksian tentang keajaiban perjalanan sahabatnya. Saat ditangkap karena dituduh bersikap subversif terhadap pemerintah, Pak Sawito dibela oleh Mr. Soedjono yang bersaksi dengan berani di depan pengadilan. Saat itu, banyak pihak yang tidak percaya dengan wangsit yang dikatakan oleh Pak Sawito. Orang-orang menganggap bahwa Pak Sawito terlalu naïf dan gila. Pembelaan Mr. Soedjono dapat meyakinkan banyak orang. Jika Pak Sawito memang gila, tentunya seorang Mr. Soedjono yang memiliki riwayat intelektual dan pengalaman kerja yang mengagumkan tentu tidak ikut larut dalam kegilaan Pak Sawito lih. poin 3.2.2.2.17. Pak Sawito mendapat wisik pertama kali saat di Mancingan. Tempat ini merupakan lokasi semadi Panembahan Senopati saat akan mendirikan Kerajaan Mataram. Di tempat ini, saat tirakat, Pak sawito dapat melihat sosok Ki Ageng Arisboyo, tokoh pelarian zaman Majapahit, tatkala Islam masuk menguasai 183 Majapahit. Saat itu, juga hadir Meneer, namun Meneer tidak dapat melihat sosok tersebut. 164 ”Tidak. Hanya mata Pak Sawito yang melihat. Mata saya pun belum sanggup. Ki Arisboyo menurut Pak Sawito badannya kekar, berwibawa, mengenakan pakaian hitam-hitam seperti warok Ponorogo.” Suyono, 2014: 216 Ki Arisboyo menitahkan Pak Sawito untuk pergi ke Masjid Demak. Ketika sampai di sana, Pak Sawito segera mencari makam Syek Siti Jenar dan sholat sunnah dua kali. Setelah itu, ia melanjutkan perjalan ke Kudus dan dari Kudus ke puncak Gunung Rahwatu bernama Puncak Songolikur. Berikut kutipan 165 menunjukkan mengapa Gunung Rahwatu menjadi salah satu tempat yang dituju Pak Sawito. 165 ”Gunung Rahwatu itu perlu didatangi karena di sana banyak petilasan. Orang Jawa percaya Sunan Kalijaga saat masih menjadi berandal Lokajoyo pernah bertapa di situ. Bahkan tokoh pewayangan seperti Abiyasa, Pandu, dan Bambang Sakri sesungguhnya dari India pernah beberapa kali singgah di situ. Lereng-lereng Gunung Rahwatu penuh sap-sap pertapaan. Paling puncak adalah tempat pertapaan Sang Hyang Wenang. Penduduk percaya Sukarno pernah bertapa di puncak itu. R.M. Panji Trisirah, mertua Pak Sawito, 30 tahun sebelumnya pernah bertapa di situ. Beliau menemukan keris Pulang Geni. Keris itulah yang oleh Pak Sawito dari Kudus dibawa. Dan setelah sampai di sana ditancapkan di dekat sebuah pohon beringin tua. Di situlah saat bermeditasi, Sawito mendengarkan bisikan gaib…” Suyono, 2014: 218 Pak Sawito memang sejak awal dipercaya akan memegang kekuasaan sebagai Raja Jawa. Bisikan gaib yang ia terima di atas sebenarnya berisi pesan bahwa ia akan memegang tampuk kekuasaan sebagai Raja Jawa. Sebelum ia dinobatkan, posisi Raja Jawa dipegang oleh Pak Harto. Dengan demikian, dipercaya apabila posisi Raja Jawa tersebut dapat direbut dari Pak Harto, maka Pak Sawito dengan mudah dapat