155
Tram juga memiliki wawasan arkeologis yang cukup baik. Pengetahuannya tersebutkan didokumentasikan dalam sebuah buku kecil yang cocok dipakai oleh
siapa pun untun mengenai situs-situs kebudayaan di Vietnam - sebagian besar merupakan situs kebudayaan suku Champa lih. kutipan 79.
“Silahkan baca. Ini daftar candi di Vietnam yang saya buat.” Jeanne termenung. Ia membolak-balik buku sederhana tersebut.
Tertera berbagai candi yang ada di Vietnam. Tiap uraian dilengkapi foto hitam-putih. My Son, Dong Doung, Tra Kieu,
Bang An, Chien Dan, Khuong My, Thoc Loc, Huang Thanh, Po
Dam, Phu Hai, Po Nagar…. Suyono, 2014: 41-Kutipan 79.
3.2.2.2.19 Mualim Satu
Mualim Satu adalah sahabat dari Phu Tram. Sebagian besar penyelaman Phu Tram dibiayai oleh Mualim Satu. Mereka berkerja sama karena merasa memiliki
tanggung jawab untuk menyelamatkan harta kekayaan suku Champa. Mereka terikat satu sama lain dalam perasaan senasib dan sepenanggungan atas nama masyarakat
Champa. Mualim Satu mengumpulkan banyak harta karun suku Champa yang tidak diinginkan oleh pemerintah Vietnam.
155 ”Tidak, Jeanne. Aku tidak bisa menyebut dia demikian. Dia bekas
pelaut. Aku memanggilnya Mualim Satu. Namun, dia pelaut yang lain dari pada yang lain. Dia merasa bertanggung jawab atas kekayaan
Champa di dasar laut. Ia kemudian mengikuti perburuan mencari dan membeli barang-barang dari kapal karam. Dia bukan penyelam seperti
aku. Dia mirip kolektor. Dia ingin menyelamatkan harta Champa yang karam di perairan Vietnam Suyono, 2014: 507.
156
3.2.2.2.20 MdDSSG
Mahasiswa dan Demonstran Simpatisan Sebastiao Gomes MdDSSG merupakan kelompok yang atelah muak dengan kekejaman dan ketidakadilan
pemerintah Orde Baru. Tertembak matinya rekan mereka, Sebastiao Gomes menjadi pemicu keluarnya amarah dan ketidakpuasan mereka. Dengan berani, Mereka
memprotes secara langsung di depan militer Orde Baru dengan membawa spanduk dan yel-yel referendum.
3.3 Rangkuman
Berdasarkan uraian dan deskripsi di atas. Kita telah melihat dengan jelas seperti apa formasi dan peran intelektual dalam novel KdDL. Dalam studi ini, tidak
ditemukan tokoh-tokoh yang terkategori ke dalam Intelektual Tradisional. Hal tersebut terjadi karena dua sebab. Pertama, tidak semua tokoh-tokoh dalam novel
KdDL dapat disebut sebagai intelektual. Kedua, jika tokoh-tokoh tersebut dapat disebut sebagai intelektual, mereka pasti memenuhi indikator sebagai Intelektual
Organik dari suatu sistem. Baik itu sistem pemerintahan, bangsa, maupun paguyuban. Kemudian yang terkategorikan sebagai Intelektual Organik dibagi dalam dua
tipe Intelektual Organik, yaitu Intelektual Hegemonic dan Intelektual Counter- Hegemonic. Tokoh-tokoh yang masuk dalam kategori Intelektual Hegemonic adalah
Romo Dijat, Romo Marto, Romo Budi, Sunuwarsono, Setyarso, dan Soedjono Hoemardani, Phhoung, dan Souvvana. Tokoh-tokoh yang masuk kategori Intelektual
Counter-Hegemonic dibagi menjadi dua kelompok lagi berdasarkan objek yang