158
BAB IV BENTUK-BENTUK COUNTER-HEGEMONI DALAM
NOVEL KUIL DI DASAR LAUT 4.1 Pengantar
Pembahasan mengenai formasi intelektual pada bab III telah memberikan gambaran mengenai posisi dan peran masing-masing kelompok intelektual tersebut.
Mereka berhadapan dengan pemerintah sekaligus masyarakat untuk menjadi penghubung dengan membahasakan nilai-nilai maupun ideologi pemerintah dengan
bahasa-bahasa universal untuk dipahami semua kalangan. Berdasarkan hasil penelitian di bab sebelumnya, tidak satu pun tokoh dalam novel KdDL masuk dalam
kategori Intelektual Tradisional. Dengan demikian, pembahasan pada bab ini akan difokuskan pada fungsi dan peran serta Intelektual Organik saja.
Berdasarkan poin 3.2.2, Intelektual Organik dapat dikategorikan lagi ke dalam dua kelompok. Pertama, Intelektual Hegemonic yang berperan untuk menjamin
pandangan massa sesuai dan konsisten dengan nilai-nilai yang telah disebar oleh pihak penguasa dan diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat. Kedua,
Intelektual Counter-Hegemonic yang memiliki tanggung jawab untuk memisahkan massa dari pengaruh nilai-nilai penguasa dan membangun sebuah pandangan dunia
sesuai perspektif sosialis Taum, 2015: 40. Apabila dikaitkan dengan konteks novel KdDL, yang temasuk dalam golongan Intelektual Hegemonic adalah para simpatisan
dan bawahan pemeritahan rezim otoriter Orde Baru, pemerintahan Kamboja, dan
158
159
bangsa Laos. Mereka bertugas untuk menjaga pandangan massa agar tunduk di bawah nilai-nilai penguasa dan menganggap semua model kepemimpinan penguasa
sebagai sebuah status quo. Golongan intelektual ini tidak menghadapi banyak persoalan karena tidak muncul banyak perlawanan yang berarti atas mereka.
Sedangkan tokoh yang masuk dalam ketegori Intelektual Counter-Hegemonic adalah anggota dan simpatisan paguyuban, Sawito Kartowibowo dan Mr. Soedjono, Phu
Tram dan Mualim Satu. Tugas mereka ialah memisahkan pandangan masyarakat dan membangun sebuah kesadaran baru dengan menyerang common sense