Latar Tempat Latar Waktu
Kejatuhan borjuis dan kemenangan proletar adalah hal yang sama sekali tidak bisa dihindari.
Akan tetapi, dalam kondisi masyarakat Gramsci waktu itu - mayoritas berprofesi sebagai buruh tidak muncul adanya indikasi revolusi. Mereka justru
dengan tenang menerima dominasi kaum borjuis. Ia mempertanyakan bagaimana kaum borjuis mampu mempertahankan dan mengontrol dominasinya atas kaum
proletar waktu itu. Pada akhirnya, Gramsci menyadari bahwa kaum pemilik modal saat itu
menjalankan dan mempertahankan kekuasaannya dengan cara hegemoni. Hegemoni menjadi asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang membentuk makna dan
mendefenisikan realitas bagi mayoritas masyarakat dalam kebudayaan tertentu. Karena kaum borjuis yang menguasai basis ekonomi dan menetapkan elemen-
elemen suprastruktur seperti musik, sastra, seni, dan sebagainya, maka mereka mendapat dukungan spontan dari kelas pekerja Taum, 2015: 37. Kaum proletar
akhirnya tidak lagi menyadari bentuk-bentuk kekuasaan yang meliputi kehidupan mereka. Segala kebijakan dan sikap pemilik modal diterima sebagai common
sense. Titik tolak pemikiran Gramsci yang digunakan sebagai sebuah analisis
sebenarnya bertolak
dari adanya
niat untuk
menantang hegemoni
negarapenguasa. Dalam studi ini, penelitian dipusatkan pada berbagai upaya yang digunakan oleh kaum intelektual untuk membangun kesadaran kritis masyarakat
atas dasar ketidakpuasannya terhadap penguasa. Kesadaran kritis tersebut yang menggerakkan perlawanan-perlawanan counter terhadap hegemoni kekuasaan.
Dalam penelitian
ini, bentuk-bentuk
counter-hegemoni tersebut
akan diklasifikasikan sesuai dengan yang terdapat dalam novel KdDL.