Pak Sawito Kartowibowo Intelektual Counter-Hegemonic

157 dilawan. Pertama, rezim otoriter Soeharto dilakukan oleh anggota dan simpatisan paguyuban, Sawito Kartowibowo, Mr. Soedjono, dan MdDSSG. Kedua terhadap pemerintahan Vietnam dilakukan oleh Phu Tram dan Mualim Satu. Pada bab selanjutnya, yaitu bab IV, akan dibahas secara khusus mengenai bentuk-bentuk perlawanan yang dilakukan oleh Intelektual Counter-Hegemonic terhadap rezim otoriter Soeharto, maupun pemeritahan Vietnam. Untuk itu, hasil penelitian ini, khususnya yang berkaitan dengan Intelektual Counter-Hegemonic telah memberikan sedikit kemudahan untuk pembahasan bab IV. Secara garis besar, formasi intelektual dalam novel kdDL dapat disederhanakan dalam tabel 2 berikut ini: Tabel 1 Rangkuman Formasi Intelektual dalam Novel KdDL Intelektual Tradisional Intelektual Organik Intelektual Hegemonic Intelektual Counter- Hegemonic Kepada Rezim Otoriter Soeharto Pemerintahan Kamboja Bangsa Laos Rezim Otoriter Soeharto Pemerinta -han Vietnam - Romo Dijat Phhoung Souvvana Anggotan dan Simpatisan Paguyuban Phu Tram Romo Marto Sawito Kartowibowo Mualim Satu Romo Budi Mr. Soedjono Sunuwarsono Setyarso Soedjono Hoemardani MdDSSG 158

BAB IV BENTUK-BENTUK COUNTER-HEGEMONI DALAM

NOVEL KUIL DI DASAR LAUT 4.1 Pengantar Pembahasan mengenai formasi intelektual pada bab III telah memberikan gambaran mengenai posisi dan peran masing-masing kelompok intelektual tersebut. Mereka berhadapan dengan pemerintah sekaligus masyarakat untuk menjadi penghubung dengan membahasakan nilai-nilai maupun ideologi pemerintah dengan bahasa-bahasa universal untuk dipahami semua kalangan. Berdasarkan hasil penelitian di bab sebelumnya, tidak satu pun tokoh dalam novel KdDL masuk dalam kategori Intelektual Tradisional. Dengan demikian, pembahasan pada bab ini akan difokuskan pada fungsi dan peran serta Intelektual Organik saja. Berdasarkan poin 3.2.2, Intelektual Organik dapat dikategorikan lagi ke dalam dua kelompok. Pertama, Intelektual Hegemonic yang berperan untuk menjamin pandangan massa sesuai dan konsisten dengan nilai-nilai yang telah disebar oleh pihak penguasa dan diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat. Kedua, Intelektual Counter-Hegemonic yang memiliki tanggung jawab untuk memisahkan massa dari pengaruh nilai-nilai penguasa dan membangun sebuah pandangan dunia sesuai perspektif sosialis Taum, 2015: 40. Apabila dikaitkan dengan konteks novel KdDL, yang temasuk dalam golongan Intelektual Hegemonic adalah para simpatisan dan bawahan pemeritahan rezim otoriter Orde Baru, pemerintahan Kamboja, dan 158