71
telah dirawat di Penang, Malaysia. Kondisi Pak Priyambodo amat parah. Berikut ini gambaran mengenai nasib Pak Priyambodo pada kutipan 53.
53 Tiap hari pasien tersebut ingin masuk ke dalam tong. Suster- suster di situ terpaksa membawa sebuah tong besar ke kamarnya.
Pasien bernama Priyambodo itu mengurung diri di dalam tong. Meringkuk sendirian. Bahkan kencing dalam tong. Bila lapar
baru ia menyembulkan kepalanya dari dalam tong. Dan kemudian perawat-perawat itu menyuapinya. Tim dokter
mengira kebiasaan itu akan lenyap bisa ia menelan pil-pil penenang. Namun keliru. Ia makin menjadi-jadi. Saat perawat-
perawat memaksa dia berbaring di tempat tidur, dia meronta- ronta, berteriak-teriak keras kepada para pasien lain, mengajak
mereka memberontak. Semua pasien sakit ingatan yang mendengar kalimat-kalimat Pak Priyambodo bertepuk tangan,
bersorak-sorak, menari kegirangan Suyono, 2014: 368-369.
2.2.2.7 Pak Sawito Kartowibowo dan Mr. Soedjono
Sawito Kartowibowo adalah pegawai Departemen Pertanian di Bogor. Iamerupakan orang di luar paguyuban. Meskipun demikian, Sawito sangat ditakuti
oleh Soeharto. Itulah mengapa kemudian anggota paguyuban ikut menapaktilasi semua tempat yang pernah didatangi oleh Sawito agar mendapat wahyu sepertinya
untuk menandingi Soeharto. Ia adalah sahabat seperguruan dengan Meneer Widjanarko
– salah satu orang yang juga sangat dihormati para bapak paguyuban. Sawito sebenarnya bukan tentara, bukan juga anggota partai politik. Ia
sebenarnya hanyalah seorang pegawai negeri biasa asal Blitar. Ketakutan Soeharto semakin menjadi-jadi setelah mengetahui bahwa Pak Sawito merupakan murid dari
R.M. Panji Trisirah, putra dari Pakubuwono X di Solo – R.M. Panji Trisirah juga
teman baik dari T.H. Sumoharmoyo, bapak tiri Soeharto. Pak Sawito bahkan satu kali
72
pernah ditahan atas perintah Jaksa Agung Ali Said dan Menteri Sekretaris Negara Sudharmono dengan alasan melakukan perencanaan kudeta terhadap Soeharto.
Berikut ini kutipan 54 dan 55 yang menunjukkan mengapa sampai Soeharto begitu menakutinya.
54 Ia mencari semacam sisa-sisa wahyu penerus Majapahit yang dipercayainya belum turun.Wahyu itu satu-satunya kekuatan
yang menurut dia bisa menjatuhkan Soeharto. Hutan dan gunung yang didatangi Sawito bahkan jauh lebih banyak daripada yang
pernah dikunjungi Soeharto semasa muda. Soeharto ketakutan. Pada tahun 1976, atas perintah Jaksa Agung Ali Said dan
Menteri Sekretaris Negera Sudharmono, Sawito diambil dari rumahnya, disel dengan tuduhan merencanakan penggulingan
Soeharto Suyono, 2014: 208.
55 “Soeharto menjadi tambah ketakutan, apalagi saat mengetahui
bahwa Sawito adalah murid dari R.M. Panji Trisirah, putra dari Pakubuwono X di Solo Suyono, 2014:
210.” Keberanian Sawito terhadap Soeharto justru dilakukan secara terang-terangan.
Ia membuat cukup banyak petisi yang mengkritik kebijakan-kebijakan Soeharto. Tidak sedikit pula yang mendukung petisinya, termasuk Bung Hatta dan pemuka-
pemuka agama, Kardinal Yustinus Darmoyuwono, Buya Hamka, T.B. Simantupang. Berbagai bentuk perlawanan berani Sawito akan dipaparkan lebih lanjut pada bab IV
penelitian ini. Mr. Soedjono adalah sahabat dekat Pak Sawito. Sebagai sahabat, Mr.
Soedjono banyak menemani perjalanan spiritual Pak Sawito. Ia adalah orang yang jujur. Ketika bersaksi di pengadilan dalam gelar sidang perkara Pak Sawito, Mr.
Soedjono dengan yakin bersaksi menepis semua dugaan orang yang salah tentang