Mualim Satu Tokoh Tambahan

90 pemilik kedai roti itu bergoyang-goyang saat ia menghela napas panjang Suyono, 2014: 334.

2.2.2.18 Phhoung

Phhoung adalah seorang pegawai lepas di Museum 1000 Buddha - museum milik pemerintah Kamboja di Siem Reap. Phhoung dikenal Suryo dari seorang temannya, karyawan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta yang memberi banyak proyek pembuatan buku mengenai candi-candi di Jawa. Phhoung- lah yang menjadi pemandu wisata bagi Suryo selama mengadakan riset di Kamboja. Penampilan Phhoung yang menarik menjadikan Suryo merasa puas didampingi oleh Phhoung. Bukan hanya itu saja, Phhoung bahkan bersedia menjadi quide di luar museum. Berikut ini gambaran mengenai ciri fisik dan sebab ketertarikan Suryo pada Phhoung dalam kutipan 87. 87 Mereka bertemu di Museum 1000 Buddha. Begitu bersua, Suryo segera manangkap kemandirian Phhoung. Perempuan itu berambut pendek, hampir cepak malah, namun sangat feminis auranya. Ia gesit dan cekatan meladeni semua rasa ingin tahu Suryo. Ia fasih benar isi perut Museum 1000 Buddha. Ia menjelaskan kepada Suryo seluruh koleksi museum secara detail. Ia mengatakan, sebelum terjun ke lapangan memang lebih baik memahami dulu isi museum. Yang membuat Suryo senang, perempuan yang selalu menggunakan rok ini menyediakan diri menjadi guide di luar museum Suyono, 2014: 523-524. Tinggal di Kamboja, Phhoung juga keluarganya pernah mengalami masa- masa berat ketika Pol Pot berkuasa. Bapaknya terlibat dalam misi besar Pol Pot sebelum misi tersebut berubah menjadi misi berdarah. Ayah Phhoung bertugas sebagai fotografer para calon korban pembantaian orang-orang Pol Pot. Awal 91 keterlibatan tersebut memang murni karena kagum kepada Saloth Sar nama asli Pol Pot, tetapi ayah Phhoung jadi tak bisa berbuat apa-apa setelah kekejaman Khemer Merah mulai merajalela. Berikut ini dibuktikan dalam penggalan ungkapan Phhoung dalam kutipan 88. 88 “Aku tak suka Soalnya, Bapakku pernah bekerja di Tuol Sleng Killing Field, Sur” Suyono, 2014: 526.

2.2.2.19 MdDSSG

Mahasiswa dan demonstrasi simpatisan Sebastiao Gomes merupakan masyarakat Timor-Timor yang melakukan aksi demostrasi di pemakaman Santa Cruz. Sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang telah jenuh dan marah atas kematian rekan mereka Sebastiao Gomes. Gambaran mengenai mereka dan aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mereka akan dibahas pada bab III.

2.3 Latar

Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Ketiga unsur ini walau masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Sebagaimana dipaparkan dalam poin 1.6.1.2, penelitian ini hanya menganalisis latar tempat dan waktu. 92

2.3.1 Latar Tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama yang jelas. Tempat yang dianalisis dalam novel KdDL ialah lokasi-lokasi yang dilalui oleh anggota paguyuban dan tokoh-tokoh lain yang melakukan counter-hegemoni. Selain itu, dianalisis tempat-tempat yang dikunjungi oleh Jeanne dan Suryo selama di luar negeri seperti Kamboja Angkor Wat, Pnom Bakheng, Preah Khan, Banteay Srey, Bayon, Siem Reap, dan Café Red Piano, Vietnam Hoi An, Da Nang, My Son, Nha Trang, dan Café Champa , Laos Luang Prabang dan Kafe Pastri. Tempat- tempat di luar negeri juga ikut dianalisis meskipun di lokasi tersebut tidak terjadi counter-hegemoni secara politis karena menjadi tempat pelarian. Pelarian tersebut dimaknai oleh peneliti sebagai bentuk perlawanan lain apolitis 6 yang dilakukan- Jeanne dan Suryo. Di lokasi tersebut, mereka masih dihantui oleh konsekuensi pernah terlibat dalam perjalanan spiritual paguyuban melawan Soeharto. Tempat-tempat yang dianalisis dalam penelitian ini, yaitu, Timor Timur Santa Cruz, Jakarta Glodok, Klender, Matraman, Taman Mini Indonesia Indah, Jalan Margasatwa Ragunan, dan Kawasan Cipete, Cirebon Jambe Lima, Jambe Pitu, Ngawi Alas 6 Dalam penelitian ini, peneliti berusaha juga untuk mengungkapkan bentuk perlawanan yang apolitis. Bahwa sebuah perlawanan tidak semestinya ada kontradiksi yang nampak kasat mata lewat tindakan perlawanan dan pertantangan. Perlawanan dapat pula dilakukan dengan menjauhberlari dari permasalahan yang ada untuk menncari jalan keluar dan menghidar dari segala dampak dari permasalahan yang telah dihadapi sebelumnya. 93 Ketonggo, Perbatasan Kudus-Jepara Gunung Sapto Renggo, Pulau Situ Panjalu, Padang Lawas, Yogyakarta, Samudra Laut Cina Selatan Kuil di Dasar Laut, Kamboja Angkor Wat, Pnom Bakheng, Preah Khan, Banteay Srey, Bayon, Siem Reap, dan Café Red Piano, Vietnam Hoi An, Da Nang, My Son, Nha Trang, Café Champa , Laos Luang Prabang dan Kafe Pastri.

2.3.1.1 Santa Cruz, Timor-Timur

Santa Cruz merupakan salah satu kawasan pemakaman di Timor Timur. Nama tempat ini memang tidak banyak ditemukan di buku sejarah karena memang kejadian di tempat ini sejak masa Orde Baru sengaja disembunyikan oleh pemerintah. Di tempat ini pernah terjadi perlawan keras yang dilakukan oleh simpatisan Sebastiao Gomes. Mereka tidak gentar menghadapi pihak militer yang waktu itu bersenjata. Cukup banyak korban yang berjatuhan di tempat ini saat hari kejadiannya. Berikut ini kutipan 89 dan 90 yang menggambarkan Santa Cruz sebagai tempat berdarah di tahun 1991. 89 Benar ternyata Santa Cruz adalah nama pemakaman yang disembunyikan oleh pemerintah Indonesia. Tahun 1991, tentara Indonesia membantai ratusan warga Dili di situ. Peritiwa itu diawalai rombongan mahasiswa Timor Timur yang menyekar nisan Sebastiao Gomes, rekan mereka yang sebulan sebelumnya ditembak oleh tentara. Warga ikut berduyun. Para mahasiswa menggelar spanduk protes. Mereka mengangkat-angkat foto Xanana Gusmao. Simpati mengalir. Mereka bersama warga meneriakkan yel-yel referendum Suyono, 2014: 81. 90 Tentara Indonesia datang. Mereka membubarkan secara paksa demonstrasi. Mahasiswa melawan. Tentara Indonesia tanpa ampun memberondongkan peluru. Mahasiswa tunggang langgang, meloncati nisan-nisan kuburan. Namun, tentara kalap,