Romo Marto Intelektual Hegemonic

141 bekerja di sebuah musem bernama Museum 1000 Buddha. Museum ini merupakan milik pemerintahan Vietnam. Oleh karena itu, ia menjadi bagian organik dari pemerintahan Vietnam untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Ia menjadi bagian organik dari museum dan juga negaranya. Sebagai quide dalam museum 1000 Budha, tentunya ia memiliki wawasan yang cukup luas mengenai seluk-beluk museum yang cukup luas dengan berbagai benda kebudayaan di bawahnya. Dengan pengetahuan tersebut, Phhoung dapat memberikan keterangan dan penjelasan kepada setiap pengunjung yang datang ke tempat tersebut. Tugas ini tentunya menunjukkan bahwa Phhoung menjalankan tugas intelektualnya sebagai penghubung antara masyarakat dengan kebudayaan Kamboja. Kehadiran Phhoung juga memberikan pengaruh yang baik kepada Suryo untuk memahami kebudayaan Kamboja.

3.2.2.1.7 Souvvana

Souvvana merupakan pria yang berkenalan dengan Suryo saat Suryo mengunjungi sebuah kafe pastri di Laos. Dalam deskripsi mengenai dirinya di bab II, ia digambarkan sebagai pria yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap keberlangsungan kebudayaan Laos sebagaimana digambarkan dalam kutipan 84. Suryo menaksir umurnya mendekati 60. Sosoknya lebih mirip hippie Eropa. Melihatnya, Suryo sepintas ingat foto penyair Bengal Amerika bernama Allen Ginsberg. Seperti Ginsberg rambut dan janggut putih lelaki itu awut-awutan, pakaiannya acak-acakan, dan tampangnya selalu terlihat mabuk. Tampangnya juga mirip tokoh utama, seorang penyelundup, di film lawas Anjing-anjing Geladak-Suryo lupa namanya Suyono, 20014: 322-323. 142 Dalam pertemuannya dengan Suryo, ia mengungkapkan banyak hal yang selama ini ia rahasiakan termasuk kenapa kemudian ia dikategorikan oleh peneliti sebagai bagian organik dari bangsa dan kebudayaan Laos. Di Laos, ada sebuah ikon yang berusia lebih dari 2000 tahun dan dipercaya sebagai sebagai simbol kota di Laos. Bangsa Laos menamainya Prabang Budha – Budha kecil yang dibuat di Sri Lanka pada masa pemeritahan raja besar India Ashoka di abad ke-3 sebelum Masehi. Beberapa kali Prabang Budha tersebut mau diambil oleh bangsa lain termasuk saat paham komunis masuk di Laos. Untuk mengatasi agar Prabang Budha tidak dicuri atau diambil oleh tangan yang salah, maka dibuatlah Prabang-Prabang palsu dan kemudian menyembunyikan yang aslinya. Souvvana adalah salah satu orang yang menyimpan Prabang tiruan buatan kakeknya termasuk rahasia akan keberadaan Prabang asli. Souvvana menjadi semacam kunci terakhir yang menjaga pintu rahasia bangsa Laos agar tidak dimasuki oleh orang-orang komunis. Hilangnya Prabang Budha yang asli sama dengan hilangnya identitas bangsa Laos. 147 “Saya menyimpan Prabang-Prabang palsu buatan kakek. Ya, saat perang kakek saya berusaha agar Prabang tak jatuh ke tangan komunis. Ia membuat beberapa Prabang untuk mengelabui orang-orang komunis.” Suyono, 2014: 334. Souvvana dikategorikan sebagai Intelektual Hegemonic dari bangsa lain karena ia memiliki wawasan yang cukup luas mengenai kebudayaan bangsa Laos. Wawasan tersebut juga sekaligus menjadi identitas dan rahasia keberlangsungan kebudayaan Laos. Ia menjadi orang yang terlibat dalam pengolahan modal simbolik