kmr kmr MW KESIMPULAN

591 Tabel B.4-4. Potensi energi air di Kalimantan Tengah NO NAMA BENDUNGAN KABUPATEN KAPASITAS 1 PLTA RIAM JERAWI KATINGAN 2 X36 MW 2 PLTMH SANAMAN MANTIKEL KATINGAN 3.2 MW 3 PLTMH MARIKIT KATINGAN 0.6 MW 4 PLTA MUARA TEWEH BARITO UTARA 34 MW 5 PLTA MUARA LAHEI BARITO UTARA 32,3 MW 6 PLTMH GUNUNG PUREI BARITO UTARA 0.6 MW 7 PLTA TUHUP MURUNG RAYA 10,3 MW 8 PLTA MUARA JULOI MURUNG RAYA 284 MW 9 PLTMH SUMBER BARITO MURUNG RAYA 1.2 MW 10 PLTMH TANAH SIANG MURUNG RAYA 3 MW 11 PLTMH PERMATA INTAN MURUNG RAYA 2 MW 12 PLTMH MENTAYA HULU KOTAWARINGIN TIMUR 5 MW 13 PLTMH SERUYAN HULU SERUYAN 1.5 MW 14 PLTMH ARUT UTARA KOTAWARINGIN BARAT 2 MW 15 PLTMH DELANG LAMANDAU 10 MW 16 PLTMH BULIK LAMANDAU 4 MW 17 PLTMH BAYAT LAMANDAU 3 MW 18 PLTMH BALAI RIAM SUKAMARA 2.3 MW 19 PLTMH KAPUAS HULU KAPUAS 3.1 MW 20 PLTMH DEMANG BATU GUNUNG MAS 4 MW 21 PLTMH RUNGAN HULU GUNUNG MAS 2.2 MW 22 PLTMH MANUHING GUNUNG MAS 4 MW TOTAL 484.3 MW Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi, Propinsi Kalimantan Tengah Gas Alam Potensi gas bumi di Kalimantan Tengah terdapat di Muara Teweh daerah Bangkanai dan berdasarkan hasil penelitian awal daerah ini memiliki cadangan gas sebesar 30 MMSCF. Kalau dimanfaatkan untuk PLTGU akan bisa membangkitkan daya sebesar 127,5 MW. 592 Pengembangan Pembangkit. Untuk memenuhi kebutuhan beban termasuk daftar tunggu sampai dengan tahun 2019 dengan mutu dan keandalan yang baik, diperlukan tambahan kapasitas pembangkit sekitar 632 MW. Jenis pembangkit yang akan dibangun adalah PLTU batubara dan PLTGU sebagai pembangkit medium. Tabel B.4-5. berikut menampilkan perincian pengembangan pembangkit. Tabel B.4-5. Pengembangan Pembangkit No. PROYEK PEMILIK JENIS COD STATUS 1 Kuala Pembuang PLN PLTD 1 x 1 2010 Rencana 2 Puruk Cahu PLN PLTD 1 x 1 2011 Rencana 3 Buntok PLN PLTU 2 x 7 2012 Rencana 4 Kuala Pambuang PLN PLTU 2 x 3 2012 Rencana 5 Kuala Kurun PLN PLTU 2 x 3 2012 Rencana 6 Pulang Pisau FTP1 PLN PLTU 2 x 60 201213 On Going 7 Sampit FTP2 PLN PLTU 2 x 25 2013 Rencana 8 Pulang Pisau Ekspansi PLN PLTU 1 x 100 2015 Rencana 9 Bangkanai FTP2 Swasta PLTGU 1 x 120 2014 Rencana 10 Pangkalan Bun Swasta PLTU 2 x 7 2010 On Going 11 Kalteng - 1 Swasta PLTU 2 x 100 2016 Rencana Total Kapasitas MW 632 Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk Pengembangan Transmisi Seiring dengan pembangunan pembangkit PLTU batubara dan PLTGU, perlu dibangun transmisi 150 kV untuk menyalurkan energy listrik dari pembangkit tersebut ke pusat beban. Selama periode 2010-2019, transmisi 150 kV yang akan dibangun mencapai 1.498 km sirkit dengan kebutuhan dana sekitar USD 94,7 juta seperti ditampilkan dalam Tabel B.4-6. 593 Tabel B.4-6. Rencana pembangunan transmisi 150 kV No. Dari Ke Tegangan Panjang kms Anggaran Juta USD COD 1 Palangkaraya Sampit 150 kV 2 cct, ACSR 1x240 mm2 346 19,17 2011 2 Kasongan Sampit ‐ P raya Incomer phi 150 kV 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 2 0,11 2012 3 Tanjung Buntok 150 kV 2cct, ACSR 2x240 mm2 260 19,85 2012 4 Sampit Pangkalan Bun 150 kV 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 344 19,06 2012 5 PLTGU Bangkanai FTP 2 Muara Teweh 150 kV 2cct, ACSR 2x240 mm2 80 6,11 2013 6 Muara Teweh Buntok 150 kV 2cct, ACSR 2x240 mm2 220 16,79 2013 7 PLTU P.Pisau Perpres Incomer 2 phi 150 kV 4cct, ACSR 1 x 240 mm2 4 0,22 2013 8 Palangkaraya [New] Incomer phi 150 kV 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 2 0,11 2014 9 Muara Teweh Kuala Kurun 150 kV 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 200 11,08 2015 10 PLTU Sampit Sampit 150 kV 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 40 2,22 2015 Jumlah 1498 94,71 Conductor Rencana pengembangan sistem transmisi di Propinsi Kalimantan Tengah sesuai gambar 2. PT PLN PERSERO WILAYAH KALIMANTAN SELATAN DAN KALIMANTAN TENGAH PETA JARINGAN PROPINSI KALIMANTAN TENGAH PERENCANAAN SISTEM BIDANG PERENCANAAN Existing 70 k V Existing 150 k V Rencana 150 k V U G GU A D GI 150 kV Rencana GI 150 kV Eksisting PLTU PLTG PLTGU PLTA PLTD GI 70 kV Eksisting GI 15070 kV Eksisting Kit Rencana Kit Eksisting GI SAMPIT KE GI SEBERANG BARITO KALSEL ACSR 1X240 mm 2 , 2 cct,

41.77 kmr

KE GI TANJUNG KALSEL KE GI KETAPANG KALBAR GI PANGKALAN BUN GI KASONGAN GI PALANGKA RAYA GI PULANG PISAU GI SELAT GI BUNTOK GI MUARA TEWEH GI KUALA KURUN ACSR 1X240 mm 2 , 2 cct, 130 kmr COD 2012 ACSR 1X240 mm 2 , 2 cct, 110 kmr Op 2013 ACSR 1X240 mm 2 , 2 cct, 100 kmr Op 2015 ACSR 1X240 mm 2 , 2 cct, 172 kmr Op 2012 ACSR 1X240 mm 2 , 2 cct, 173 kmr COD 2011 ACSR 1X240 mm 2 , 1 cct, 1 kmr incomer COD 2012 U PLTU PULANG PISAU 2X60 MW COD 2013 PLTU SAMPIT 2X25 MW COD 2015 U GU ACSR 1X240 mm 2 , 2 cct, 40 kmr Op 2013 PLTGU BANGKANAI 120 MW COD 201314 U PLTU BUNTOK 2X7 MW COD 2012 PLTU CENKO [IPP] 2X7 MW OP 2010 U PLTU KUALA KURUN [IPP] 2X7 MW COD 2012 U ACSR 1X240 mm 2 , 1 cct, 123 kmr ACSR 1X240 mm 2 , 1 cct,

38.5 kmr

ACSR 1X240 mm 2 , 1 cct, 85kmr GI PALANGKA RAYA II D PLTD KAHAYAN

7.8 MW

PLTD BAAMANG

12.2 MW

D PLTD KUMAI

9.2 MW

D D PLTD SELAT 4 MW PLTD BUNTOK 5 MW D D PLTD MUARA TEWEH

3.4 MW

PLTD KUALA KURUN

0.6 MW

D U PLTU PULANG PISAU 2X100 MW COD 201314 SISTEM PURUK CAHU D SISTEM KUALA PEMBUANG U Gambar 2. Rencana Pengembangan Sistem Transmisi Kalimantan Tengah 594 Pengembangan Gardu Induk GI Sistem kelistrikan di Kalimantan Tengah selain sistem Barito, terdapat banyak sistem relatif kecil dan berlokasi saling berjauhan serta terisolasi, menggunakan pembangkit jenis PLTD HSD. Pengembangan gardu induk ini dimaksudkan untuk mendukung interkoneksi sistem isolated tersebut dengan sistem Barito melalui transmisi 150 kV, dengan masksud selain untuk meningkatkan keandalan pasokan juga dalam rangka menurunkan biaya pokok produksi BPP. Selama periode 2010-2019 gardu induk yang akan dibangun berada tersebar di 9 lokasi dengan daya 270 MVA, seperti pada Tabel B.4-7. Tabel B.4-7. Rencana pengembangan GI No. Tegangan Baru Extension Daya MVA Anggaran Juta USD COD 1 Selat 15020 kV Extension 30 1,39 2010 2 Sampit 15020 kV GI baru 30 2,62 2011 3 Pangkalan Bun 15020 kV GI baru 30 2,62 2012 4 Buntok 15020 kV GI baru 30 2,62 2012 5 Muara Teweh 15020 kV GI baru 30 2,62 2013 7 Palangkaraya 15020 kV GI baru 60 3,34 2014 8 Sampit 15020 kV Extension 30 1,39 2015 9 Kuala Kurun 15020 kV GI baru 30 2,62 2015 Jumlah 270 25,38 Gardu Induk Pengembangan Distribusi. Seiring dengan rencana pengembangan sistem transmisi dan gardu induk di atas, proyeksi kebutuhan pengembangan jaringan distribusi, termasuk listrik perdesaan, seperti ditunjukkan dalam Tabel B.4-8. Proyeksi tersebut diasumsikan untuk menambah 21.300 pelanggan per tahun selama 10 tahun. 595 Tabel B.4-8. Rincian Pengembangan Distribusi JTM JTR Trafo kms kms MVA 2010 161,0 138,5 7,8 13.036 2011 289,7 247,3 13,7 22.504 2012 277,1 236,3 13,1 21.259 2013 224,6 193,1 10,9 17.629 2014 240,5 206,8 11,7 18.686 2015 257,6 221,4 12,5 19.808 2016 296,0 254,3 14,3 22.746 2017 318,5 273,6 15,4 24.224 2018 359,4 304,4 16,6 25.799 2019 420,1 349,0 18,2 27.476 2010-2019 2.844,5 2.424,6 134,3 213.166 Tahun Pelanggan B4.4 Sistem Kelistrikan Barito, Isolated dan Kuala Pembuang Sistem Barito Permasalahan pemadaman di sistem Barito yang sudah berlanjut sejak tahun 2000 an hingga kini belum terselesaikan akibat pembangunan PLTU batubara yang sudah diprogramkan terlambat penyelesaiannya dan bahkan sebagian masih dalam proses tender. Implementasi program yang sudah direncanakan perlu penanganan lebih serius dan termasuk program penyelesaian jangka pendek dengan sewa mesin. Sistem Isolated. Potensi energy primer di Kalteng cukup besar, mampu untuk memenuhi demand setempat terutama untuk daerah remote dengan kapastas relative kecil, menggantikan penggunaan BBM. Dalam lima tahun kedepan akan diprogramkan energy baru terbarukan untuk menggantikan atau mengurangi penggunaan BBM. Sistem Kelistrikan Kuala Pambuang Pada awalnya sistem kelistrikan di kota ini beroperasi 12 jam sehari, namun sejak menjadi ibukota Kabupaten Seruyan sistem kelistrikannya dioperasikan 24 jam. Untuk memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat sekaligus sebagai upaya untuk menaikkan rasio elektrifikasi dari hanya 17, PLN mendapatkan bantuan mesin sewa dari Pemkab Seruyan. Pengembangan sistim kelistrikan dalam jangka panjang akan dibangun PLTU batubara skala kecil untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kuala Pambuang dan Desa – desa di sekitarnya. 596 B4.5 Ringkasan Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel B.4-9. Tabel B.4-9. Rangkuman Sales GWh Produksi GWh Beban Puncak MW Pembangkit MW GI MVA Transmisi kms Juta US 2010 538 610 113 15 30 39,9 2011 589 664 123 1 30 346 38,6 2012 644 722 133 26 60 606 143,5 2013 703 788 144 170 30 304 306,4 2014 769 860 157 120 60 2 136,9 2015 840 937 170 100 60 240 171,6 2016 915 1.018 184 200 295,0 2017 994 1.103 198 16,1 2018 1.078 1.193 213 17,9 2019 1.169 1.291 229 20,5 632 270 1.498 1.186 Tahun Proyeksi Kebutuhan Pembangunan Fasilitas Kelistrikan Jumlah 597 LAMPIRAN B.5 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN Persero DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR B5.1 Kondisi kelistrikan saat ini Sistem kelistrikan Provinsi Kalimantan Timur saat ini dipasok dari sistem interkoneksi tegangan tinggi 150 kV yang disebut sistem Mahakam, melayani kota Samarinda, Balikpapan dan Tenggarong. Sistem Mahakam dipasok dari beberapa jenis pembangkit yaitu PLTU, PLTD, PLTGU dan PLTG dengan daya terpasang 321 MW, daya mampu 230 MW dan beban puncak 244 MW. Dari neraca daya terlihat masih mengalami defisit daya, sehingga pada waktu tertentu saat beban puncak terjadi pemadaman bergilir. Berkenaan dengan kondisi tersebut diatas, maka PLN setempat dalam beberapa tahun terakhir tidak dapat melayani penyambungan pelanggan baru sampai ada tambahan pembangkit baru, dan saat ini terjadi daftar tunggu yang cukup besar. Gambar-1. Peta wilayah usaha kelistrikan Pada beberapa wilayah Kabupaten lain yaitu Kabupaten Berau, Nunukan, Bulungan, Kabupaten Malinau, Sangatta, Kota Bontang, Melak, Kotabangun, Petung, dan Tanah Grogot sistem kelistrikannya dilayani melalui sistem 20 kV dan dipasok dari PLTD HSD. Kemampuan daya di sistem kelistrikan ini juga