46 RUPTL 2010 - 2019
Penyusunan prakiraan kebutuhan listrik dibuat dengan menggunakan sebuah model prakiraan beban yang dikembangkan oleh PLN
14
. Aplikasi tersebut memperhitungkan pertumbuhan ekonomi, laju pertumbuhan penduduk, target
rasio elektrifikasi dan elastisitas konsumsi listrik terhadap pertumbuhan ekonomi sebagai driver pertumbuhan kebutuhan listrik. Model prakiraan beban
ini membagi konsumen dalam empat kategori berdasarkan karakteristik pemakaiannya dan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaannya, yaitu
rumah tangga, bisnis, industri dan publik. Kecenderungan penggunaan teknologi peralatan listrik yang semakin efisien di
masa depan dapat mempengaruhi proyeksi kebutuhan listrik, dan hal tersebut diperhitungkan dalam membuat prakiraan kebutuhan listrik mulai tahun 2015
dengan memperkecil nilai elastisitas dalam model demand forecast.
4.2.1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan perekonomian Indonesia selama 8 tahun terakhir yang dinyatakan dalam produk domestik bruto PDB dengan harga konstan tahun
2000 mengalami kenaikan rata-rata 5,18 per tahun, atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 4 tahun terakhir yang mencapai 5,5 – 6,32
seperti diperlihatkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
PDB 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 PDB Triliun Rp
1.390 1.443
1.505 1.577
1.657 1.751
1.847 1.963 2.082 2.177
Growth PDB 4,90
3,83 4,31 4,78 5,05 5,67 5,50 6,32 6,06 4,50
Sumber: Statistik Indonesia, BPS
Krisis finansial global yang melanda dunia sejak pertengahan tahun 2008 berimbas pada kinerja perekonomian Indonesia. Ekspor non migas Indonesia
pada triwulan ke empat 2008 menurun signifikan -16 dibanding triwulan sebelumnya, akibatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2008
menurun menjadi 6,06 dari target awal 6,8. Krisis finansial global ini ternyata berlanjut ke tahun 2009 dan mencapai puncaknya pada triwulan
pertama dimana kinerja ekspor non-migas mengalami penurunan siginifikan hingga -20 dibanding triwulan keempat 2008.
14
Software yang dikembangkan PLN disebut dengan DKL 3.01
RUPTL 2010 - 2019 47
Pada triwulan kedua 2009, kondisi perekonomian Indonesia mulai menunjukkan gejala awal pemulihan, hal ini terlihat dari kenaikan ekspor non-migas yang
cukup tajam untuk pertama kalinya, yaitu mencapai 19 dibandingkan triwulan pertama 2009. Adanya pemilu legislatif dan pemilihan presiden di tahun 2009
memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui peningkatan konsumsi dalam negeri. Pemerintah memperkirakan
ekonomi Indonesia akan tumbuh pada kisaran 4,0 - 4,5 pada tahun 2009, angka ini masih jauh dibawah proyeksi awal dalam APBN sebesar 6,0.
Perekonomian Indonesia diyakini akan semakin membaik pada tahun-tahun mendatang.
Dalam perspektif perencanaan jangka panjang, peristiwa – peristiwa ekstrim yang tidak biasa dan bersifat temporer lazimnya tidak banyak mengubah
proyeksi jangka panjang
15
. Memperhatikan perkembangan kondisi ekonomi tersebut diatas, maka RUPTL
ini mengadopsi asumsi pertumbuhan ekonomi nasional yang digunakan dalam RUKN 2008 – 2027 sebesar 6,1 per tahun, selanjutnya oleh PLN angka
tersebut dijabarkan menjadi seperti diperlihatkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Asumsi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Wilayah 2010
2011 2012
2013 2014
2015 2016
2017 2018
2019 Indonesia
5,8 6,2
6,2 6,2 6,2 6,2 6,1 6,1 6,1 6,1
Jawa Bali 6,0
6,3 6,3
6,3 6,3 6,3 6,0 6,0 6,0 6,0 Luar Jawa Bali
5,6 5,9
6,0 6,0 6,0 6,0 6,2 6,2 6,2 6,2
4.2.2. Elastisitas
Pertumbuhan kebutuhan listrik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dikenal sebagai elastisitas. Pertumbuhan kebutuhan listrik, pertumbuhan
ekonomi dan elastisitas selama 8 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.3.
15
Hal ini dikonfirmasi dalam diskusi internal di PLN dengan Danareksa Research Institute pada bulan November 2008.
48 RUPTL 2010 - 2019
Tabel 4.3. Pertumbuhan Kebutuhan Listrik, Pertumbuhan Ekonomi dan Elastisitas
Keterangan 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 Sales
11,06 6,77
3,02 3,86 10,56 6,93 5,21 7,67
5,26 4,30 PDB
4,90 3,83
4,25 4,84 5,03 5,69 5,50 6,28 6.06 4,50 Elastisitas
2,26 1,77
0,71 0,80 2,10 1,22 0,95 1,22 0,87 0,96
Pertumbuhan kebutuhan listrik dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi, sedangkan pertumbuhan ekonomi salah satunya dipengaruhi oleh
perkembangan industri. Laju perkembangan industri dari tahun ke tahun mengalami penurunan,
sebagai akibat dari belanja industri yang terus menurun. Hal ini terlihat dari rasio belanja industri terhadap PDB mengalami penurunan dari rata-rata 1,8
pada periode sebelum krisis ekonomi tahun 19971998 menjadi 0,8 - 0,9 pada sepuluh tahun terakhir
16
. Pada periode sebelum terjadi krisis ekonomi tahun 19971998, pertumbuhan
ekonomi mencapai rata-rata 7,8 per tahun, dan pertumbuhan kebutuhan listrik rata-rata 13 pertahun, sehingga elastisitasnya mencapai 1,7. Pada saat itu
pertumbuhan PDB sektor industri manufaktur mencapai rata-rata 12,8 per tahun karena ditopang oleh tingginya belanja industri dengan rasio terhadap
PDB mencapai 1,8. • Pada periode tahun 2000–2004 setelah terjadi krisis ekonomi, pertumbuhan
ekonomi Indonesia rata-rata sebesar 4,6 per tahun dengan pertumbuhan kebutuhan listrik rata-rata 7 per tahun, sehingga elastisitasnya menurun
menjadi 1,5. Pada periode tersebut, pertumbuhan PDB sektor industri manufaktur turun menjadi rata-rata 5,2 per tahun sebagai akibat dari
belanja industri yang menurun dengan rasio terhadap PDB hanya 0,8. • Pada periode tahun 2005 – 2008, pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata
sebesar 5,9 per tahun, pertumbuhan kebutuhan listrik rata-rata 6,5 pertahun, sehingga elastisitasnya turun lebih rendah lagi menjadi 1,1.
Penurunan pertumbuhan kebutuhan listrik ini diperkirakan akibat keterbatasan pasokan tenaga listrik, sehingga tidak semua kebutuhan dapat
16 Menristek, Harian ”Seputar Indonesia”, 07 Agustus 2009 hal 13. Untuk negara maju belanja industri mencapai 3
persen terhadap PDB.