Neraca Daya Penambahan Kapasitas Pada Sistem Jawa Bali .1. Garis Besar Penambahan Pembangkit

68 RUPTL 2010 - 2019 • PLTA Pompa Upper Cisokan 1.000 MW. Proyek ini sangat strategis karena dapat meminimalkan biaya operasi sistem serta memberikan banyak benefit dalam operasi sistem tenaga listrik, antara lain berfungsi sebagai pembangkit beban puncak, pengatur frekuensi, sebagai spinning reserve cadangan putar, memperbaiki faktor utilitas pembangkit beban dasar dan memperbaiki load factor sistem. • PLTU mulut tambang Sumatera Selatan dan transmisi 500kV HVDC Sumatera – Jawa dengan kapasitas 3.000 MW. Proyek ini sangat strategis karena merupakan solusi yang ekonomis dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Jawa dengan memanfaatkan cadangan low rank coal di Sumatra Selatan. Proyek ini hanya dilaksanakan setelah kebutuhan listrik Sumatera tercukupi sepenuhnya dengan cadangan yang cukup banyak. Pilihan proyek ini juga didorong oleh semakin sulitnya mendapatkan lokasi untuk membangun PLTU batubara skala besar di pulau Jawa. • PLTGU BantenJabar. Sejalan dengan kenaikan harga-harga energi primer akhir-akhir ini, harga LNG telah meningkat sangat tinggi, yaitu diatas US10mmbtu. Pada harga tersebut, PLTGU bahan bakar LNG akan sulit berkompetisi melawan PLTU batubara yang dioperasikan untuk mengisi intermediate load.

4.4.6.4. Regional Balance Sistem Jawa Bali

Apabila dilihat reserve margin per region yang sangat berbeda antara Jawa Bagian Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur Bali sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.17, maka pengembangan proyek pembangkit baru sebaiknya berlokasi di Jawa Bagian Barat agar dapat diperoleh regional balance. Tabel 4.17 Regional Balance Sistem Jawa Bali Tahun 2009 Regional Balance Jawa Bagian Barat Jawa Tengah Jawa Timur dan Bali Kapasitas Terpasang MW 11.519 3.675 7.102 Tambahan Kapasitas MW 910 - - Total MW 12.429 3.675 7.102 Beban Puncak MW 10.345 2.736 4.081 Reserve 20.1 34.3 74.0 RUPTL 2010 - 2019 69 Lokasi pembangkit yang diinginkan adalah di Jawa bagian barat sebelah timur seputar Karawang, Indramayu, Cirebon atau Jawa Tengah sebelah barat seputar Tegal, Pemalang, Pekalongan. Pada saat ini region Jawa Timur mempunyai kelebihan pasokan dan belum mengalami kendala penyaluran listrik ke arah barat karena adanya transmisi 500 kV jalur selatan. Namun apabila penentuan lokasi pembangkit baru tidak mempertimbangkan regional balance, maka pada masa yang akan datang diperkirakan akan muncul kendala penyaluran. Penerapan regional balance dalam menentukan lokasi pembangkit dapat menghindari keperluan untuk membangun transmisi 500 kV pada jalur baru dari timur ke arah barat pulau Jawa. Lokasi PLTU batubara skala besar di pantai selatan pulau Jawa belum merupakan pilihan prioritas, karena pertimbangan kesulitan transportasi batubara pada musim-musim gelombang tinggi, diperlukan konstruksi breakwater yang relatif mahal, risiko tsunami dan gempa bumi yang lebih tinggi. Neraca daya dan rincian pengembangan pembangkitan di sistem Jawa Bali dapat dilihat pada Lampiran C1.2.

4.4.7 Partisipasi Listrik Swasta

Partisipasi swasta dalam penyediaan tenaga listrik di Indonesia hingga 10 tahun mendatang sangat besar, yaitu mencapai sekitar 33 dari kapasitas total. Proyek-proyek IPP dimaksud ditunjukkan pada Tabel 4.18 dan Tabel 4.19. Pada kedua tabel tersebut, yang dimaksud dengan proyek on going adalah proyek IPP yang telah memiliki PPA dan secara resmi telah mendapat pendanaan financial closure. Sedangkan proyek IPP dalam rencana meliputi mereka yang telah mempunyai PPA namun belum financial closure. Ada juga proyek yang baru mendapat HOA sudah dimasukkan dalam kategori rencana. Di dalam kategori rencana juga terdapat proyek IPP yang belum ada pemiliknya namun telah diidentifikasi dalam RUPTL ini sebagai kebutuhan sistem. Proyek IPP yang statusnya belum mempunyai PPA ini akan diadakan oleh PLN melalui proses tender kompetitif.