Asumsi Proyeksi Kebutuhan Listrik Povinsi Lampung 2010 - 2019

380 Potensi Batubara Tabel-3.5 Lokasi Potensi Batubara Lokasi Kegiatan Umbul solo Sudah Ditambang Cad Indikasi : 867,008 ton Way Cempedak Kadar air : 11.5 Desa Tangkit Serdang Abu : 5.8 Kec. Pugung Zat Terbang : 41.2 Kab. Tanggamus Karbon Padat : 41.50 Berat Jenis : 1.24 Sulfur : 5.9 Kalori : 6,110 kalkg Dusun Batubrak Penyelidikan Kalori : 4,715 - 4928 kalkg Desa Way Nipah Pendahuluan Kec. Pematang Sawah Kab. Tanggamus Desa Batu Bedil Penyelidikan Kadar air : 3.04 Way Pidada Atas Pendahuluan Abu : 36.1 Sebarang Bawang Kalori : 4,803.0 kalkg Kab. Lampung selatan Desa Baturaja Penyelidikan Luas : 1 ha Desa Bawang Pendahuluan Kadar air : 1.52 - 2.14 Kec. Punduh Abu : 19.5 - 48.3 Lampung Selatan Kalori : 4,891 - 5,840 kalkg Bukit Gemuruh Penyelidikan Kadar air : 35.16 - 38.64 Kec. Way Tuba Pendahuluan Abu : 7.40 - 8.5 Kab. Way Kanan Kalori : 5,086 -5,672 kalkg Desa Linggapura Sudah Ditambang Cad. Terbukti : 2,358,855 ton Kec. Padang Ratu Luas : 333.0 ha Kab. Lampung Tengah Kadar Air : 8.02 Abu : 7.81 Kalori : 6,128.0 kalkg Way Galing Penyelidikan Cad. Tereka : 31,000 ton Desa Ogan Jaya Pendahuluan Luas : 0.5 ha Kec. Padang Ratu Kadar Air : 5.52 - 7.9 Keb Lampung Tengah Abu : 7.34 - 7.53 Kalori : 6,141 - 6,307 kalkg Desa Muara Topeng Penyelidikan Cad. Tereka : 4,500 ton Kec. Padang Ratu Pendahuluan Luas : 1.0 ha Kab. Lampung Tengah Kadar Air : 2.16 - 6.08 Abu : 7.04 - 25.92 Kalori : 4,652 - 6,384 kalkg Desa Fajar Baru Penyelidikan Cad. Terbukti : 30,000,000 ton Simpang Peatang Pendahuluan Abu : 5.3 - 29.8 Adi Luhur Kadar Air : 14.8 - 17.6 Kangungang Dalam Sulfur : 0.35 - 0.92 Sidomulyo Karbon : 20 - 33.8 Wiraraja Kalori : 2,985 - 4,908 kalkg Karya Bukti Tunggal Warga Mercu Buana Kab. Tulang Bawang Keterangan 381 Pengembangan Pembangkit Untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan tahun 2019, diperlukan tambahan kapasitas pembangkit sekitar 1339 MW dengan perincian seperti ditampilkan pada Tabel-3.6 berikut. Tabel-3.6 Pengembangan Pembangkit No Owner JENIS PROYEK MW COD STATUS 1 Swasta PLTU Lampung Tengah 6.0 2013 PPA Terkendala 2 Swasta PLTU Lampung Tengah 6.0 2013 PPA Terkendala 3 Swasta PLTU Kalianda 6.0 2013 PPA Terkendala 4 Swasta PLTU Kalianda 6.0 2013 PPA Terkendala 5 PLN PLTP Ulubelu 55.0 2011 On Going 6 PLN PLTP Ulubelu 55.0 2012 On Going 7 PLN PLTU Tarahan FTP1 100.0 2011 On Going 8 PLN PLTU Tarahan FTP1 100.0 2011 On Going 9 Swasta PLTP Ulubelu 3 FTP2 55.0 2013 Rencana 10 Swasta PLTP Ulubelu 4 FTP2 55.0 2014 Rencana 11 Swasta PLTP Wai Ratai 55.0 2019 Rencana 12 Swasta PLTP Danau Ranau 55.0 2018 Rencana 13 Swasta PLTP Danau Ranau 55.0 2019 Rencana 14 Swasta PLTP Suok Sekincau 55.0 2018 Rencana 15 Swasta PLTP Suok Sekincau 55.0 2019 Rencana 16 Swasta PLTP Rajabasa FTP2 110.0 2014 Rencana 17 Swasta PLTP Rajabasa FTP2 110.0 2014 Rencana 18 Swasta PLTU Tarahan 1,2 200.0 2018 Rencana 19 Swasta PLTU Tarahan 1,2 200.0 2019 Rencana Jumlah 1,339.0 Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk Pengembangan GI Pengembangan Gardu Induk GI dari tahun 2009 sampai dengan 2019 sebanyak 15 lima belas lokasi seperti tabel dibawah ini. 382 Tabel-3.7 Pengembangan Gardu Induk 150 kV No. Nama Gar du Induk Tegangan Bar u Extension MVA COD 1 NEW TARAHAN 1 5 0 2 0 kV New 3 0 2 0 1 0 2 SUKARAME 1 5 0 2 0 kV New 6 0 2 0 1 0 3 BLAMBANGAN UMPU 1 5 0 2 0 kV New 3 0 2 0 0 9 4 SEPUTIH BANYAK 1 5 0 2 0 kV New 6 0 2 0 1 0 5 ULU BELU 1 5 0 2 0 kV New 3 0 2 0 1 1 6 KOTA AGUNG 1 5 0 2 0 kV New 3 0 2 0 1 2 7 LIWA 1 5 0 2 0 kV New 3 0 2 0 1 2 8 GEDONG TATAAN 1 5 0 2 0 kV New 3 0 2 0 1 3 9 TELUK RATAI 1 5 0 2 0 kV New 3 0 2 0 1 4 1 0 KETAPANG BAKAUHENI 1 5 0 2 0 kV New 3 0 2 0 1 4 1 1 SIMPANG PEMATANG 1 5 0 2 0 kV New 3 0 2 0 1 5 1 2 PAKUAN RATU 1 5 0 2 0 kV New 3 0 2 0 1 6 1 3 LANGKAPURA 1 5 0 2 0 kV New 6 0 2 0 1 7 1 4 SUKADANA 1 5 0 2 0 kV New 3 0 2 0 1 8 1 5 BENGKUNAT 1 5 0 2 0 kV New 3 0 2 0 1 9 Pengembangan Transmisi Pengembangan Transmisi dari tahun 2009 sampai dengan 2019 diperlihatkan pada tabel dibawah ini 383 Tabel-3.8 Pengembangan Transmisi No. Dari Ke Tegangan kms Biaya M USD COD 1 Bukit Kemuning Kotabumi Uprating dari 1x240 mm2 150 kV 2 cct, AC3 240 mm2 76 5.1 2010 2 PLTU Tarahan Incomer New Tarahan ‐ Kalianda 150 kV 2 cct, 2 Zebra 1 0.1 2011 3 PLTP Ulubelu 1,2 pi Incomer Pagelaran ‐ Batutegi 150 kV 2 cct, 2 HAWK 40 3.1 2011 4 PLTP Ulubelu 1,2 PLTP Ulubelu 3,4 FTP 2 150 kV 2 cct, 2 HAWK 20 1.5 2013 5 Menggala Seputih Banyak 150 kV 2 cct, 2 Zebra 120 11.8 2011 6 Pagelaran Kota Agung 150 kV 2 cct, 1 HAWK 80 4.4 2012 7 Liwa Incomer B.Kemuning ‐ Besai 150 kV 2 cct, 1 HAWK 200 11.1 2012 8 Natar Gedong Tataan 150 kV 2 cct, 1 HAWK 60 3.3 2013 9 PLTP Rajabasa FTP 2 Kalianda 150 kV 2 cct, 2 HAWK 40 3.1 2014 10 Teluk Betung Teluk Ratai 150 kV 2 cct, 1 HAWK 60 3.3 2014 11 Kalianda Ketapang 150 kV 2 cct, 2 Zebra 90 8.9 2014 12 Menggala Simpang Pematang 150 kV 2 cct, 1 HAWK 150 8.3 2015 13 Pakuan Ratu Incomer Gumawang ‐ Menggala 150 kV 2 cct, 2 Zebra 1 0.1 2016 14 Langkapura 2 pi Incomer Natar ‐ Teluk Betung 150 kV 2 cct, 1 HAWK 1 0.1 2017 15 Besai PLTP Suoh Sekincau 150 kV 2 cct, 1 HAWK 38 2.1 2018 16 Sukadana Incomer S.Banyak ‐ Sribawono 150 kV 2 cct, 2 Zebra 1 0.1 2018 17 Liwa Bengkunat 150 kV 2 cct, 1 HAWK 130 7.2 2019 18 Ketapang perbatasan Sumsel 500 kV DC 2 cct 4 Falcon 600 201.6 2016 19 PLTP Wai Ratai Teluk Ratai 150 kV 2 cct, 1 HAWK 40 2.2 2019 Jumlah 1,748 277.3 Conductor Pengembangan Distribusi Pengembangan Distribusi dari tahun 2009 sampai dengan 2019 terlihat dari tabel dibawah ini Tabel-3.9 Pengembangan Distribusi 384 JTM JTR kms kms MVA buah 1 2009 143.55 403.77 42.58 578 50,000 2 2010 110.23 356.40 39.57 539 44,200 3 2011 176.36 318.05 36.90 510 59,374 4 2012 137.20 289.39 34.92 548 63,141 5 2013 130.07 297.86 37.52 588 67,172 6 2014 122.31 306.22 40.27 634 72,090 7 2015 114.62 315.87 43.38 676 76,142 8 2016 104.96 322.94 46.29 715 77,378 9 2017 92.27 327.57 48.97 786 86,483 10 2018 85.35 344.25 53.78 839 91,496 11 2019 74.20 351.86 57.39 898 97,579 12 2020 62.98 361.03 61.49 959 103,325 1,147.56 3,230.41 439.01 6,734 735,056 TOTAL Pelanggan Trafo No TAHUN A12.4. RINGKASAN Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi adalah seperti tersebut dalam Tabel-4.1. Tabel-4.1. Rangkuman Energy Sales GWh Produksi Energi GWh Beban Puncak MW Pembangkit MW Gardu Induk MVA Transmisi kms 2010 2,222.0 2,458.4 494.8 90 76 23.5 2011 2,444.6 2,696.7 537.0 255.0 80 161 332.8 2012 2,689.2 2,957.8 582.9 55.0 120 280 121.1 2013 2,958.6 3,247.1 633.3 79.0 210 80 212.7 2014 3,253.6 3,562.9 687.8 275.0 240 190 662.3 2015 3,578.5 3,910.2 747.3 180 150 34.8 2016 3,950.2 4,311.6 815.8 30 601 223.7 2017 4,361.2 4,755.0 890.8 180 1 28.1 2018 4,815.8 5,245.0 972.9 310.0 210 39 560.0 2019 5,318.6 5,786.3 1,063.0 365.0 30 170 692.7 Jumlah 35,592.3 38,931.0 7,425.5 1,339.0 1,370 1,748 2,891.8 Tahun Proyeksi Kebutuhan Pembangunan Fasilitas Kelistrikan Juta US 385 LAMPIRAN A.13 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN PERSERO DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT A13.1. KONDISI SAAT INI Sistem ketenagalistrikan di Kalimantan Barat terdiri atas satu sistem interkoneksi dan beberapa sistem terisolasi. Sistem interkoneksi melalui jaringan transmisi 150 kV yang disebut sistem Khatulistiwa, meliputi sekitar kota Pontianak dan pada awal tahun 2010 sistem Singkawang terinterkoneksi dengan sistem ini. Sistem transmisi di Sistem Khatulistiwa terdiri dari SUTT 150 kV sepanjang 153,5 kms dan 5 buah GI dengan total kapasitas 190 MVA. Sistem terisolasi terdiri atas sistem-sistem Sambas, Bengkayang, Ngabang, Sanggau, Sekadau, Sintang, Nanga Pinoh, Putussibau, Ketapang, Sukadana dan sistem tersebar. 386 Gambar -1 : Peta Provinsi Kalimantan Barat. Beban puncak di sistem kelistrikan Wilayah Kalimantan Barat pada tahun 2009 adalah sebesar 235 MW dengan produksi sebesar 1.131 GWh. Sistem Khatulistiwa, adalah yang terbesar dimana sekitar 68,83 produksi Kalimantan Barat diserap oleh sistem ini. Tabel-1.1 berikut ini memperlihatkan komposisi sistem ketenagalistrikan di Wilayah Kalimantan Barat. 387 Tabel-1.1.Komposisi Beban Beban Puncak Faktor Beban [GWh] [] [MW] [] Sistem Khatulistiwa Interkoneksi 772.16 68.27 131.00 67.29 Sistem Singkawang 160.70 14.21 22.55 81.35 Sistem Sambas 59.13 5.23 10.45 64.59 Sistem Sanggau 61.68 5.45 10.65 66.11 Sistem Sintang 58.86 5.20 10.69 62.85 Sistem Putussibau 19.50 1.72 3.84 57.96 Sistem Ketapang 97.91 8.66 17.80 62.79 Sistem Terisolasi Tersebar 102.06 9.02 28.10 41.47 Total 1,131.00 100.00 235.08 Produksi 2009 Sistem Rata-rata pertumbuhan penjualan 5 tahun terakhir adalah 7,76 per-tahun, dimana penjualan pada tahun 2005 sebesar 841,93 GWh menjadi 1.155,65 GWh pada tahun 2009. Penjualan terbesar adalah dari sektor rumah tangga Sosial 60,07 dan sektor bisnis adalah yang kedua 29,06 . Tabel-1.2 berikut ini adalah komposisi penjualan berdasarkan sektor pelanggan. Tabel-1.2. Komposisi Penjualan per Sektor Pelanggan [GWh] [] Rumah Tangga Sosial 694.20 60.07 Bisnis 335.87 29.06 Industri 60.30 5.22 Publik 65.29 5.65 Jumlah 1155.65 100 2009 Jenis Pelanggan Masyarakat yang telah menikmati listrik PLN adalah sebesar 51.3 rasio elektrifikasi tahun 2009.Sampai dengan tahun 2009, 68.79 dari 1.426 desa di Kalimantan Barat telah terlistriki oleh PLN. Sekitar 31.21 atau 445 desa masih belum terlistriki PLN. Pada saat ini, hampir 100 pasokan listrik di Kalimantan Barat diperoleh dari pembangkit dengan bahan bakar minyak BBM jenis HSD dan MFO.Kontinuitas dan tingkat keandalan pelayanan masih relatif rendah, hal ini disebabkan oleh usia beberapa mesin diesel yang sudah tua dan keterbatasan cadangan pembangkitan. 388 Kapasitas terpasang adalah 335,80 MW dengan daya mampu sebesar 264,95 MW. Disamping itu terdapat pembangkit rental sebesar 85 MW. Tabel-1.3 berikut ini memperlihatkan komposisi sistem pembangkitan di Wilayah Kalimantan Barat. Tabel-1.3. Kapasitas Terpasang dan Daya Mampu Pembangkit Kapasitas Terpasang Daya Mampu [MW] [MW] Sistem Khatulistiwa PLTD 147.20 115.90 PLTG 34.00 30.00 Sistem Singkawang PLTD 33.69 22.90 Sistem Sambas PLTD 12.40 10.40 Sistem Sintang PLTD 16.81 13.55 Sistem Sanggau PLTD 12.87 10.90 Sistem Putussibau PLTD 7.09 4.72 Sistem Ketapang PLTD 21.07 18.96 Sistem Terisolasi PLTD 50.69 37.62 Tersebar Total Wil. Kal-Bar 335.80 264.95 Sistem Jenis energi pemba A13.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK Pertumbuhan kebutuhan energi listrik di propinsi Kalbar 5 tahun terakhir 2005 – 2009 meningkat rata-rata sekitar 8.1 pertahun. Untuk tahun 2010-2019 perkiraan kebutuhan tenaga listrik propinsi Kalbar rata-rata meningkat sebesar 9.9 per tahun. Permintaan listrik didominasi oleh pelanggan rumah tangga yaitu sebesar 56 dari permintaan energi listrik di Kalbar. Perkembangan ekonomi propinsi Kalbar selama 2005 – 2009 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 5.2 per tahun. Pertumbuhan ekonomi Kalbar dimasa yang akan datang diperkirakan akan lebih tinggi. Hingga tahun 2009, rasio elektrifikasi Kalbar adalah 51.3. Untuk terus meningkatkan rasio elektrifikasi di Kalbar dibutuhkan ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal.

a. Asumsi.

9 Pertumbuhan ekonomi diasumsikan antara 5.5 sampai 6.5 atau rata-rata sebesar 6.2 per tahun. 389 9 Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi 1,5 per tahun dengan asumsi jumlah orang per rumah tangga 4.80 orang pada tahun 2009 menurun menjadi 4.67 orang pada tahun 2019. 9 Susut jaringan ditargetkan turun dari 9.5 pada tahun 2010 menjadi 7.8 pada tahun 2019. 9 Rasio elektrifikasi diharapkan meningkat dari 53 pada tahun 2010 menjadi 76.2 pada tahun 2019 9 Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1.8 selama periode prakiraan 9 Faktor beban diasumsikan meningkat dari 61.6 sampai dengan 63.6

b. Prakiraan Kebutuhan Listrik Kalbar tahun 2010-2019

Dari realisasi pengusahaan lima tahun sebelumnya dan dengan menggunakan asumsi tersebut diatas, maka diperoleh proyeksi kebutuhan listrik 2010 – 2019 sebagai berikut : Tabel-2.1. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Tahun Energy Produksi Beban Sales Energy Puncak Pelanggan GWh GWh MW 2010 1,288 1,462 270 579,695 2011 1,415 1,596 294 613,518 2012 1,573 1,771 325 650,243 2013 1,738 1,953 357 689,227 2014 1,910 2,144 391 730,614 2015 2,100 2,354 428 774,557 2016 2,303 2,577 467 824,248 2017 2,525 2,822 510 877,175 2018 2,769 3,090 556 933,553 2019 3,037 3,384 607 993,612 Growth 9.9 9.6 9.2 6.1 390 Prakiraan beban puncak grid Katulistiwa pada tahun 2010 sebesar 174.6 MW dan dengan tersambungnya beberapa sistem seperti sistem Singkawang, Sambas, Sanggau, Sekadau, Sintang, Nanga Pinoh, Ngabang dan Ketapang, maka pada tahun 2019 beban puncak grid menjadi 547.6 MW atau tumbuh 13 per tahun. Sedangkan sistem-sistem kecil masih beroperasi isolated. A13.3. PENGEMBANGAN SARANA KELISTRIKAN Potensi Energi Primer Beberapa potensi energi primer di Propinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut : Potensi air Potensi air yang dapat digunakan untuk pembangunan PLTA dan PLTMH terdapat pada bagian utara Kalimantan Barat. Beberapa potensi PLTA dengan kapasitas diatas 10 MW dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1 Potensi Tenaga Air No . Nama Bendungan Kabupaten Kapasita s No . Nama Bendungan Kabupaten Kapasita s 1 PLTA Mentebah Sintang 10.00 36 PLTA Ambalau 1 Nangapino h 23.60 2 PLTA Ambalau 4 Nangapino h 10.40 37 PLTA Kenyau 1 Sintang 24.00 3 PLTA Boyan Sintang 10.40 38 PLTA Melawi 1 Nangapino h 24.10 4 PLTA Mandai 1 Sintang 10.50 39 PLTA Kenyau 7 Sintang 24.70 5 PLTA Kawah Sandai 10.70 40 PLTA Kerijau 1 Sintang 24.80 6 PLTA Landak 2 Ngabang 10.80 41 PLTA Mandai 4 Sintang 26.60 7 PLTA Angai Sintang 10.90 42 PLTA Pari Mendalan 1 Sintang 27.90 8 PLTA Landak 4 Ngabang 11.10 43 PLTA Melawi 7 Nangapino h 29.60 9 PLTA Kalis Sintang 11.10 44 PLTA Pade Kembayung Ledo 30.00 10 PLTA Serawai 2 Nangapino h 11.40 45 PLTA Ambalau 2 Nangapino h 31.50 11 PLTA Ela Hilir Sintang 12.00 46 PLTA Melawi 4 Nangapino 33.00 391 h 12 PLTA Lekawi Nangapino h 12.20 47 PLTA Kapuas 5 Sintang 33.10 13 PLTA Kenyau 2 Sintang 12.20 48 PLTA Tebaung 2 Sintang 33.40 14 PLTA Sekadau 1 Sekadau 12.70 49 PLTA Kerijau 3 Sintang 36.90 15 PLTA Kenyau 3 Sintang 13.40 50 PLTA Kapuas 1 Sintang 38.00 16 PLTA Tebaung 1 Sintang 13.70 51 PLTA Silat Sintang 38.20 17 PLTA Mandai 6 Sintang 14.20 52 PLTA Mandai 2 Sintang 39.60 18 PLTA Mentatai 1 Sintang 14.60 53 PLTA Pari Mendalan 2 Sintang 44.60 19 PLTA Serawai 1 Nangapino h 14.60 54 PLTA Bungan Sintang 46.90 20 PLTA Mentatai 2 Nangapino h 14.90 55 PLTA Sibau 2 Sintang 47.10 21 PLTA Kerijau 4 Sintang 15.70 56 PLTA Kenyau 4 Sintang 49.50 22 PLTA Melawi 6 Nangapino h 15.80 57 PLTA Melawi 2 Nangapino h 60.80 23 PLTA Sekadau 2 Sekadau 16.50 58 PLTA Mandai 7 Sintang 70.10 24 PLTA Belimbing 2 Sintang 16.90 59 PLTA Kapuas 6 Sintang 73.00 25 PLTA Tanjan Sintang 17.10 60 PLTA Kapuas 2 Sintang 84.00 26 PLTA Kerabai Sintang 18.50 61 PLTA Kapuas 3 Sintang 123.20 27 PLTA Tebaung 3 Sintang 19.00 62 PLTA Kerijau 5 Sintang 128.90 28 PLTA Sibau 1 Sintang 19.30 63 PLTA Ambalau 7 Nangapino h 143.50 29 PLTA Il Iki Nangapino h 19.70 64 PLTA Melawi 5 Nangapino h 154.10 30 PLTA Mandai 3 Sintang 20.20 65 PLTA Pinoh Nangapino h 166.90 31 PLTA Kenyau 5 Sintang 20.90 66 PLTA Kenyau 6 Sintang 170.30 32 PLTA Silat Nangapino h 21.20 67 PLTA Melawi 9 Nangapino h 182.40 33 PLTA Melawi 8 Nangapino h 21.30 68 PLTA Kapuas 4 Sintang 187.10 34 PLTA Tahun Sintang 21.90 69 PLTA Mandai 5 Sintang 188.30 35 PLTA Ambalau 5 Nangapino h 23.10 392 Potensi Nuklir Potensi tambang uranium U-235 terdapat di Gunung Kalan Kecamatan Ella Hilir, Kabupaten Melawi. Cadangan uranium tersebut sebesar 150 ribu ton. Sumber energi primer ini telah diexploitasi.Potensi uranium tersebut dapat digunakan untuk sumber energi PLTN, namun, ketatnya persyaratan pembangunan PLTN, menyebabkan studi rencana pembangunan PLTN di Kalbar perlu dikaji lebih dalam lagi. Potensi Gambut Potensi gambut terdapat di Kabupaten Mempawah dengan lahan yang cukup luas sebagai sumber energi PLTU Gambut dengan kapasitas relatif besar. Adanya kendala penanganan dampak lingkungan, menyebabkan pembangunan PLTU Gambut ini memerlukan kajian yang lebih mendalam. Potensi Batubara Potensi sumber energi batubara terdapat di daerah Sintang dan sekitarnya. Batubara yang terdapat di daerah ini memiliki kandungan yang tinggi heat content sekitar 6.500 kCalkg. Namun hingga saat ini belum dilakukan exploitasi terhadap sumber daya batubara tersebut karena terkendala infrastruktur transportasi. Sumber energi batubara ini dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk PLTU dekat tambang yang akan dibangun pada daerah Sanggau, Sintang, Nanga Pinoh dan Putusibau. Pengembangan Pembangkit Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2019 dipenuhi dengan mengembangkan kapasitas pembangkit di sistem Khatulistiwa dan sistem-sistem isolated. Pengembangan pembangkit di sistem kelistrikan Kalimantan Barat ditampilkan pada Tabel 3.2 berikut :