597
LAMPIRAN B.5 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN Persero
DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR B5.1 Kondisi kelistrikan saat ini
Sistem kelistrikan Provinsi Kalimantan Timur saat ini dipasok dari sistem interkoneksi tegangan tinggi 150 kV yang disebut sistem Mahakam, melayani
kota Samarinda, Balikpapan dan Tenggarong. Sistem Mahakam dipasok dari beberapa jenis pembangkit yaitu PLTU, PLTD, PLTGU dan PLTG dengan daya
terpasang 321 MW, daya mampu 230 MW dan beban puncak 244 MW. Dari neraca daya terlihat masih mengalami defisit daya, sehingga pada waktu tertentu
saat beban puncak terjadi pemadaman bergilir. Berkenaan dengan kondisi tersebut diatas, maka PLN setempat dalam beberapa tahun terakhir tidak dapat
melayani penyambungan pelanggan baru sampai ada tambahan pembangkit baru, dan saat ini terjadi daftar tunggu yang cukup besar.
Gambar-1. Peta wilayah usaha kelistrikan
Pada beberapa wilayah Kabupaten lain yaitu Kabupaten Berau, Nunukan, Bulungan, Kabupaten Malinau, Sangatta, Kota Bontang, Melak, Kotabangun,
Petung, dan Tanah Grogot sistem kelistrikannya dilayani melalui sistem 20 kV dan dipasok dari PLTD HSD. Kemampuan daya di sistem kelistrikan ini juga
598 mengalami keterbatasan, akibat dalam beberapa tahun terakhir hampir tidak ada
penambahan pembangkit baru, sedangkan beban yang ada tumbuh terus. Akibatnya pada waktu-waktu tertentu terjadi pemadaman bergilir, utamanya bila
ada salah satu pembangkit yang mengalami gangguan. Untuk di beberapa daerah lain yang berpenduduk relatif kecil, sistem
kelistrikannya dilayani dari jaringan tegangan rendah 220 Volt yang tersambung langsung dari PLTD setempat. Kondisi sistem kelistrikan di Kalimantan Timur
secara keseluruhan masih didominasi oleh pembangkit-pembangkit berbahan bakar fosil, sehingga biaya pokok produksi BPP masih relatif tinggi.
Peta wilayah usaha kelistrikan PLN Wilayah Kalimantan Timur ditunjukkan dalam Gambar-1.
Kapasitas terpasang tahun 2009 sebesar 495 MW, sedangkan daya mampu 401 MW. Beban puncak tahun 2009 di Kalimantan Timur sebesar 340 MW.
Sedangkan untuk sistem Mahakam, daya mampu pada tahun 2009 sebesar 290 MW dan beban puncak mencapai 234 MW sesuai Tabel B.5-1
Tabel B.5-1. Kondisi Kelistrikan per Sistem
SISTEM DAYA MAMPU
BEBAN PUNCAK DAERAH PELAYANAN
Mahakam 290 MW
234 MW Samarinda, Balikpapan,
Tenggarong, Samboja dan Muara Jawa
Petung 7,5 MW
6,9 MW Penajam, dan Petung
Tanah Grogot 7,9 MW
7,1 MW Tanah Grogot dan Kuaro
Kotabangun 2,4 MW
1,8 MW Kotabangun
Melak 6,8 MW
5,6 MW Melak
Bontang 17,7 MW
15,5 MW Bontang
Sangatta 11,4 MW
10,8 MW Sangatta
Berau 11,1 MW
10,5 MW Tanjung Redeb
Bulungan 6,0 MW
5,4 MW Tanjung Selor
Nunukan 6,1 MW
4,7 MW Nunukan
Malinau 4,4 MW
3,3 MW Malinau
Rasio elektrifikasi Kalimantan Timur tahun 2009 baru mencapai 53,2 , tidak termasuk masyarakat yang dilistriki secara swadaya, oleh perusahaan dan
pengguna PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
599
B5.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Kalimantan Timur.
Pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik Wilayah Kalimantan Timur selama 5 tahun terakhir mencapai rata-rata 5,8 per tahun, tertinggi pada sektor bisnis tumbuh
rata-rata 9,8 per tahun, sedangkan terendah pada sektor industri tumbuh negatif rata-rata -9,6 per tahun. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kaltim selama
2003–2007 relatif rendah hanya rata-rata 2,2 per tahun, sedangkan untuk pertumbuhan ekonomi non migas cukup tinggi sebesar 9,4.
Adanya daftar tunggu yang relatif besar, membuat demand yang akan datang diperkirakan akan naik relatif tinggi setelah pembangkit-pembangkit baru masuk
sistem.
a Asumsi
- Pertumbuhan ekonomi diasumsikan 6,0 – 6,5 . - Pertumbuhan penduduk mengacu Bappenas diproyeksikan 1,88 pertahun
- Susut jaringan ditargetkan turun menjadi 7,7 pada tahun 2019 - Rasio elektrifikasi mencapai 93,5 pada tahun 2019
- Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,86
b Proyeksi Kebutuhan Listrik Kalimantan Timur 2010-2019
Mengacu pada realisasi pengusahaan selama lima tahun sebelumnya termasuk mempertimbangkan daftar tunggu yang cukup besar, dan dengan menggunakan
asumsi tersebut diatas, diperoleh proyeksi kebutuhan listrik 2010 – 2019 sesuai Tabel B.5-2. Daftar tunggu Kalimantan Timur direncanakan dapat dilayani mulai
tahun 2011 setelah pembangkit baru mulai masuk sistem.
Tabel B.5-2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Tahun Sales GWh
Produksi GWh
Beban Puncak MW
Pelanggan 2010
1.905 2.115
361 466.888
2011 2.112
2.334 400
506.280 2012
2.403 2.649
451 550.145
2013 2.735
3.015 510
598.100 2014
3.020 3.330
565 648.873
2015 3.333
3.676 625
704.290 2016
3.692 4.072
694 764.441
2017 4.088
4.509 770
830.359 2018
4.518 4.985
852 900.491
2019 4.992
5.508 942
977.304 Growth
11,3 11,2
11,3 8,6
600
B5.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan.
Rencana pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi di provinsi Kalimantan Timur dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan tenaga listrik dan
potensi energi primer setempat sebagai berikut.
a Potensi Energi Primer
Sumber energi primer di Kalimantan Timur tersedia melimpah. Berdasarkan informasi dari Dinas Pertambangan dan Energi Pemprov Kalimantan Timur,
sumber energi yang ada meliputi : - Cadangan batubara mencapai 25 milyar ton dengan produksi per tahun
sebesar 120 juta ton, - Cadangan gas bumi mencapai 46 TSCF dengan produksi sebesar 2 TSCF
per tahun. - Cadangan minyak bumi di Kalimantan Timur sebesar 985 MMSTB dan
produksinya mencapai 57 MMSTB per tahun. - Potensi gas metan batubara sebesar 108 TSCF.
- Selain rencana pengembangan pembangkit di atas, di Kalimantan Timur masih ada potensi PLTA sebesar 1.500 MW di Kayan, Tanjung Selor
sekitar 300 km dari Sangatta, dan PLTA sebesar 205 MW di Tabang, Kutai Kartanegara sekitar 214 km dari Tenggarong.
b Pengembangan Pembangkit.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik sampai dengan tahun 2019, diperlukan tambahan kapasitas pembangkit sekitar 1.217 MW dengan perincian seperti
ditampilkan pada Tabel B.5-3 berikut.
Tabel B.5-3. Pengembangan Pembangkit
No. PROYEK
PEMILIK JENIS
COD STATUS
1 Kaltim Peaking FTP2
PLN PLTG
2 x 50
2012 Rencana
2 Berau Tanjung Redep
PLN PLTU
2 x 7
2012 Rencana
3 Malinau
PLN PLTU
2 x 3
2012 Rencana
4 Tanjung Selor
PLN PLTU
2 x 7
2012 Rencana
5 Muara Jawa FTP1
PLN PLTU
2 x 100
201314 Rencana
6 Kaltim
PLN PLTG
1 x 50
2018 Rencana
7 Kelai
PLN PLTA
2 x 75
201819 Rencana
8 Kota Bangun
PLN PLTD
2 x 1
201819 Rencana
9 MahakamSenipah
Swasta PLTG
2 x 40
2012 Negosiasi
10 Embalut Ekspansi
Swasta PLTU
1 x 50
2012 Rencana
11 Kaltim - 1
Swasta PLTU
1 x 50
2012 Rencana
12 Kaltim MT
Swasta PLTU
2 x 22,5
2012 PPA Terkendala
13 Melak FTP2
Swasta PLTU
2 x 7
2012 Rencana
14 Nunukan FTP2
Swasta PLTU
2 x 7
2012 Rencana
15 Tanah Grogot
Swasta PLTU
2 x 7
2013 PPA Terkendala
16 Kaltim - 2 FTP2
Swasta PLTU
2 x 100
201314 Rencana
17 Kaltim-Infrastruktur
Swasta PLTU
2 x 100
201718 Rencana
Total Kapasitas
Ket : FTP-2 Fast track program-2 program percepatan pembangkit 10.000 MW tahap 2
MW
1203,0
601
c Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk
i Pengembangan Transmisi
Beban sistem kelistrikan Kalimantan Timur sudah cukup besar tetapi masih banyak daerah yang belum terjangkau oleh sistem Mahakam. Sebagai upaya
untuk menurunkan penggunaan BBM dan pengembangan kelistrikan, daerah- daerah isolated yang masih menggunakan PLTD secara bertahap diupayakan
dibangun transmisi 150 kV dan diinterkoneksikan dengan sistem Mahakam. Sampai dengan tahun 2019, direncanakan pengembangan jaringan transmisi
150 kV sepanjang 1.207 km sirkit dengan kebutuhan dana sekitar USD 88 juta seperti ditampilkan dalam Tabel B.5-4.
Tabel B.5-4. Rencana Pengembangan Transmisi di Kaltim
No. Dari
Ke Tegangan
Panjang kms
Anggaran Juta
USD COD
1 Bukuan
Sambutan 150
kV 2cct,
ACSR 2 x 240 mm2 20
1,53 2010
2 Bontang
Sambutan 150
kV 2cct,
ACSR 2x240 mm2 180
13,74 2011
3 PLTG
Mahakam Incomer
1 phi Karjo ‐ Haru 150
kV 2
cct, ACSR 2x240 mm2 50
3,82 2012
4 PLTG
Kaltim FTP 2 Sambutan
150 kV
2 cct, ACSR 2x240 mm2
20 1,53
2012 5
Petung Incomer
1 phi Karjo ‐ Kuaro 150
kV 2cct,
ACSR 2 x 240 mm2 6
0,46 2012
6 Karang
Joang Kuaro
150 kV
2cct, ACSR 2x240 mm2
310 23,66
2012 7
Kuaro Perbatasan
150 kV
2cct, ACSR 2 x 240 mm2
93 7,10
2012 8
Tlk Balikppn Kariangau Incomer 2 phi Karjo ‐ Kuaro
150 kV
4cct, ACSR 2x240 mm2
8 0,61
2012 9
Bontang PLTU
Kaltim Sangata 150
kV 2cct,
ACSR 2x240 mm2 520
39,69 2013
10 Harapan
Baru Bukuan
150 kV
Up rating mejadi Twin Haw
24 1,83
2013 11
PLTU Infrastruktur
Bukuan 150
kV 2cct,
ACSR 2x240 mm2 20
1,53 2015
12 Berau
Tanjung Selor
150 kV
2cct, ACSR 1x240 mm2
200 11,08
2015 13
New Samarinda
Sambutan 150
kV 2cct,
ACSR 2x240 mm2 16
1,22 2018
Jumlah 1467
107,79
Conductor
3.3.2. Pengembangan Gardu Induk GI
Seiring dengan pembangunan transmisi 150 kV untuk memenuhi pertumbuhan beban sebagaimana tersebut diatas, diperlukan pembangunan GI 150 kV sekitar
di 32 lokasi tersebar dengan total kapasitas mencapai 1.160 MVA seperti pada Tabel B.5-5. Rencana pengembangan GI baru untuk menggantikan PLTD adalah
GI Kuaro Tanah Grogot, GI Petung, GI Bontang dan GI Sangatta. Sedangkan rencana pengembangan GI Baru terkait dengan proyek pembangkit adalah GI
PLTG Sembera dan GI Kariangau. Rencana GI Baru untuk mengantisipasi GI yang sudah tidak bisa dikembangkan
lagi adalah GI New Industri dan GI New Samarinda. Pengembangan GI lainnya merupakan pengembangan GI yang sudah ada.
602
Tabel B.5-5. Pengembangan GI
No. Tegangan BaruExtension
Daya MVA
Anggaran Juta
USD COD
1 BukuanPalaran
15020 kV
Ekst Relocating
20 0,52
2010 2
Sei Kleidang Harapan Baru
15020 kV
Extension 60
2,10 2010
3 Sambutan
15020 kV
New 30
2,62 2010
4 IndustriGunung
Malang 15020
kV Uprating
60 2,10
2011 5
GI PLTG Sembera
15020 kV
New 4 LB
60 4,57
2011 7
Bontang 15020
kV New
30 2,62
2011 8
Kuaro Tanah Grogot
15020 kV
New 4 LB
30 3,85
2012 9
Petung 15020
kV New
Relocating 30
1,75
2012
10
Kariangau Tel. Balikpapan
15020 kV
New 60
3,34
2012
11
Sangatta 15020
kV New
30
2,62
2013
12
Sambutan 15020
kV Extension
60
2,10
2013
13
Bontang 15020
kV Extension
30
1,39
2013
14
New Industri
15020 kV
New 60
3,34
2013
15
TengkawangKarang Asem
15020 kV
Extension 60
2,10
2014
16
Berau Tj Redep
15020 kV
New 30
2,62
2015
17
Bulungan Tj Selor
15020 kV
New 30
2,62
2015
18
Tenggarong Bukit Biru
15020 kV
Extension 30
1,39
2016
19
Sangatta 15020
kV Extension
30
1,39
2016
20
New Industri
15020 kV
Extension 60
2,10
2016
21
Kuaro Tanah Grogot
15020 kV
Extension 30
1,39
2017
22
Petung 15020
kV Extension
30
1,39
2017
23
Berau Tj Redep
15020 kV
Extension 30
1,39
2017
24
Bontang 15020
kV Extension
30
1,39
2018
25
New Samarinda
15020 kV
New 120
5,44
2018
27
Sei Kleidang Harapan Baru
15020 kV
Extension 60
2,10
2019
28
Kariangau Teluk Balikpapan
15020 kV
Extension 60
2,10
2019 Jumlah
1160
68,98
Gardu Induk
3.4. Pengembangan Distribusi.
Seiring dengan rencana pengembangan sistem transmisi dan gardu induk di atas, proyeksi kebutuhan pengembangan jaringan distribusi termasuk listrik perdesaan,
ditunjukkan dalam Tabel B.5-6. Proyeksi tersebut diasumsikan untuk menambah 52.000 pelanggan per tahun selama 10 tahun. Jaringan distrubusi yang akan
dibangun meliputi JTM sepanjang 8.973 kms, JTR sekitar 6.167 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 958 MVA.
Tabel B.5-6. Rincian Pengembangan Distribusi
Tahun JTM JTR Trafo
Pelanggan kms
kms MVA
2010 331 245
35 12.824
2011 482 373
78 39.419
2012 663 516
115 42.944
2013 787 596
128 56.833
2014 764 542
80 50.637
2015 873 603
88 55.269
2016 1.029 697
94 60.019
2017 1.179 778
104 65.776
2018 1.338 860
113 69.981
2019 1.528 958
124 76.651
Jumlah 8.973 6.167
958 520.354
603
B5.4 Sistem Kelistrikan Isolated 4.1. Kabupaten Tana Tidung
Kabupaten Tana Tidung merupakan Kabupaten baru dan mulai resmi beraktivitas pada tahun 2007 dengan luas wilayah sebesar 4.828 km2 dan jumlah penduduk
sebesar 28 ribu jiwa. Dalam RUPTL ini pengembangan kelistrikan di Kabupatan Tana Tidung dimasukkan dalam isolated tersebar karena beban puncak masih di
bawah 1 MW. Selanjutnya akan dilakukan studi untuk membangung jaringan distribusi 20 kV dari Tana Tidung ke Malinau setelah PLTU 2 x 3 MW beroperasi.
4.2. Sistem Kelistrikan Remote Area
Pengembangan sistem kelistrikan di remote area yang sangat jauh dari pusat beban, saat ini direncanakan menggunakan pembangkit listrik tenaga surya
PLTS melalui kerja sama dengan Pemerindah Daerah dan Listrik Perdesaan. Untuk daerah-daerah yang memiliki potensi pembangkit listrik tenaga mikro hidro
PLTMH maka Pemerintah Daerah atau Satuan Kerja Listrik Perdesaan akan membangun PLTMH dan pengelolaannya diserahkan ke penduduk setempat.
4.3. Sistem Kelistrikan Daerah Perbatasan
Ada dua kabupaten di Kalimantan Timur yang berbatasan langsung dengan Malaysia yaitu Nunukan, dan Malinau. Di daerah perbatasan sebagian besar
masih belum berlistrik dan untuk melistriki daerah tersebut, PLN akan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan Satuan Kerja Listrik Perdesaan dengan
mambangun PLTMH dan PLTS.
B5.5 Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi adalah seperti tersebut dalam Tabel B.5-7
Tabel B.5-7 Rangkuman
Sales GWh
Produksi GWh
Beban Puncak MW
Pembangkit MW
GI MVA Transmisi
kms Juta US
2010 1.905
2.115 361
110 20
19,5 2011
2.112 2.334
400 150
180 44,4
2012 2.403
2.649 451
373 120
487 676,5
2013 2.735
3.015 510
335 180
544 425,3
2014 3.020
3.330 565
107 60
184,3 2015
3.333 3.676
625 60
220 48,8
2016 3.692
4.072 694
120 40,2
2017 4.088
4.509 770
100 90
183,9 2018
4.518 4.985
852 226
150 16
336,9 2019
4.992 5.508
942 76
120 167,4
Jumlah 32.798
36.194 1.217
1.160 1.467
2.127,2 Tahun
Proyeksi Kebutuhan Pembangunan Fasilitas Kelistrikan
604
LAMPIRAN B.6 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN Persero
DI PROVINSI SULAWESI UTARA
B6.1 Kondisi Kelistrikan Sulawesi Utara Saat Ini Kelistrikan Daratan
Sistem kelistrikan di Provinsi Sulawesi Utara daratan pada akhir tahun 2009 mempunyai beban puncak sekitar 168 MW dengan kemampuan pembangkit
yang sangat terbatas. Sistem kelistrikan ini dipasok oleh beberapa jenis pembangkit, yakni PLTA, PLTP dan PLTD yang disalurkan melalui sistem
transmisi 70 kV dan 150 kV dengan 11 gardu induk GI, yakitu GI Ranomuut, Sawangan, Bitung, Tonsealama, Teling, Tomohon, Kawangkoan, Lopana,
Tasikria, Likupang, dan yang terbaru GI Lolak. Kapasitas terpasang seluruh GI adalah 230 MVA. Tabel B.6-1 berikut adalah rincian pembangkit eksisting dan
peta sistem kelistrikan dimaksud ditunjukkan pada gambar 1.
Gambar-1. Peta kelistrikan di Prov Sulut
D P
D D
D D
D M
M M
A
M M
M
U
P
Operasi: PLTP Lahendong I, II, III, 3 x 20 MW Rencana: PLTP Lahendong IV, 1 x 20 MW 2011,
PLTP Lahendong V, 1 x 20 MW 2012, PLTP Lahendong VI, 1 x 20 MW 2012
Operasi :PLTA Tonsealama 14 MW, PLTA Tanggari I 18 MW,
PLTA Tanggari II 19 MW Rencana: PLTA Sawangan 2 x 8 MW
2013
P
Operasi: PLTD Buroko Operasi: PLTD Bintauna
Operasi:PLTD Molibagu Rencana: PLTU Sulut II Perpres,
2 x 25 MW 2010
A
Operasi :PLTD Kotamobagu, PLTM Poigar II, 2.4 MW
PLTM IPP Mobuya, 3.0 MW Rencana: PLTM Lobong 1.6 MW 2010,
PLTP Kotamobagu 2 x 20 MW 2014,2015
G
D
Operasi :PLTD Lopana 10 MW
N E
S W
Operasi :PLTD Bitung PLTD Sewa
Rencana: PLTG Bitung 2 x 20 MW 2012
Operasi :PLTD Bitung PLTD Sewa
Rencana: PLTG Bitung 2 x 20 MW 2012
D P
D D
D D
D M
M M
A
M M
M
U
P
Operasi: PLTP Lahendong I, II, III, 3 x 20 MW Rencana: PLTP Lahendong IV, 1 x 20 MW 2011,
PLTP Lahendong V, 1 x 20 MW 2012, PLTP Lahendong VI, 1 x 20 MW 2012
Operasi :PLTA Tonsealama 14 MW, PLTA Tanggari I 18 MW,
PLTA Tanggari II 19 MW Rencana: PLTA Sawangan 2 x 8 MW
2013
P
Operasi: PLTD Buroko Operasi: PLTD Bintauna
Operasi:PLTD Molibagu Rencana: PLTU Sulut II Perpres,
2 x 25 MW 2010
A
Operasi :PLTD Kotamobagu, PLTM Poigar II, 2.4 MW
PLTM IPP Mobuya, 3.0 MW Rencana: PLTM Lobong 1.6 MW 2010,
PLTP Kotamobagu 2 x 20 MW 2014,2015
G
D
Operasi :PLTD Lopana 10 MW
N E
S W
N E
S W
Operasi :PLTD Bitung PLTD Sewa
Rencana: PLTG Bitung 2 x 20 MW 2012
Operasi :PLTD Bitung PLTD Sewa
Rencana: PLTG Bitung 2 x 20 MW 2012
605
Tabel B.6-1. Kapasitas Pembangkit Daratan
No. Pembangkit
Owner Bahan Bakar
Daya Terpasang MW
Daya Mampu MW
1 PLTA Tonselama
PLN Hydro
14,38 12,90
2 PLTA Tanggari I
PLN Hydro
18,00 16,40
3 PLTA Tanggari II
PLN Hydro
19,00 19,00
4 PLTD Manado
PLN HSD
0,00 0,00
5 PLTD Bitung
PLN HSD
56,52 12,30
6 PLTD Lopana
PLN HSD
10,00 8,00
7 PLTP Lahendong I
PLN Geothermal
20,00 20,00
8 PLTP Lahendong II
PLN Geothermal
20,00 20,00
9 PLTP Lahendong III
PLN Geothermal
20,00 20,00
10 PLTM Poigar I PLN
Hydro 2,40
2,00 11 PLTD Kotamobagu
PLN HSD
12,02 8,20
12 PLTD Inobonto PLN
HSD 2,01
1,62 13 PLTD Bintauna
PLN HSD
1,95 1,30
14 PLTD Sewa Minahasa Sewa
HSD 15,00
15,00 15 PLTD Sewa Kotamobagu
Sewa HSD
5,00 5,00
16 PLTM Mobuya IPP
Hydro 3,00
3,00 17 PLTD Molibagu
PLN HSD
2,73 2,19
Total Sistem 222,01
166,91
Provinsi Sulawesi Utara tidak dinyatakan sebagai daerah krisis kelistrikan sesuai kriteria sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Dirjen LPE Nomor : 192-
1240600.12006 sebagai turunan dari PerMen ESDM No.012006. Namun melihat kemampuan pembangkit pada Tabel A.6-1 terlihat bahwa PLN di wilayah
ini sulit untuk menambah pelanggan baru hingga tambahan kapasitas baru selesai dibangun.
Kelistrikan Pulau-Pulau
Terdapat beberapa pulau yang berlokasi dekat dengan daratan Sulut dan sejumlah besar pulau-pulau tersebar hingga perbatasan Filipina, seperti Sangihe,
Talaud dan pulau kecil lainnya. Kelistrikan di seluruh pulau tersebut dipasok dari PLTD dan 1 PLTM di pulau Sangihe, dan didistribusikan dengan jaringan 20 kV.
Beban puncak di sistem Sangihe adalah sekitar 5 MW. Daftar pembangkit di pulau-pulau tersebut diperlihatkan pada Tabel B.6-2.
606
Tabel B.6-2. Kapasitas Pembangkit Pulau-Pulau Tersebar
No. Pembangkit
Owner Bahan Bakar
Daya Terpasang kW
Daya Mampu kW
1 PLTD Tahuna
PLN HSD
6.306 3.630
2 PLTD Petta
PLN HSD
1.660 1.050
3 PLTD Lesabe
PLN HSD
872 610
4 PLTD Tamako
PLN HSD
1.260 650
5 PLTM Ulung Peliang
PLN HSD
1.000 1.000
6 PLTB Malamenggu
PLN HSD
80 7
PLTD Beo PLN
HSD 1.300
860 8
PLTD Melonguane PLN
HSD 1.970
880 9
PLTD Essang PLN
HSD 600
398 10 PLTD Ondong
PLN HSD
4.060 2.530
11 PLTD Tersebar Cabang Manado PLN
HSD 2.630
2.072 12 PLTD Tersebar Cabang Tahuna
PLN HSD
5.600 3.814
Total Sistem : 27.338
17.494
B6.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Setelah kegiatan berskala internasional “World Ocean Conference” sukses dilaksanakan tahun 2009, Sulawesi Utara kini sedang giat menyiapkan infra
struktur untuk pengembangan industri pengolahan hasil laut dan pelabuhan internasional serta menjadikan Sulawesi Utara sebagai daerah tujuan wisata
internasional. Hal tersebut akan berdampak langsung kepada peningkatan kebutuhan energi listrik, disamping daftar tunggu saat ini telah mencapai 80 MVA.
Asumsi
– Pertumbuhan ekonomi diasumsikan rata-rata sebesar 5,91 per tahun – Pertumbuhan penduduk diproyeksikan 0,79 pertahun
– Susut distribusi ditargetkan 8,7 pada tahun 2019 – Rasio elektrifikasi pada tahun 2019 diperkirakan mencapai 83
– Elastisitas pertumbuhan
listrik terhadap pertumbuhan ekonomi 1,57.
Proyeksi Kebutuhan Listrik di Sulawesi Utara
Dari realisasi pengusahaan lima tahun sebelumnya dan dengan menggunakan asumsi tersebut diatas, kebutuhan listrik tahun 2010 – 2019 diproyeksikan pada
Tabel B.6-3.
607
Tabel B.6-3. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Sulawesi Utara
Tahun Sales GWh
Produksi GWh
Beban Puncak MW
Pelanggan 2010
936,7 1.089,3
205,3 400.974
2011 1.024,9
1.190,8 222,6
415.558 2012
1.121,0 1.301,0
241,3 430.556
2013 1.225,8
1.418,6 261,0
446.015 2014
1.339,8 1.545,4
282,0 461.892
2015 1.464,1
1.682,2 304,5
478.241 2016
1.608,7 1.841,4
330,7 495.111
2017 1.767,1
2.015,2 359,1
512.430 2018
1.940,5 2.206,0
390,1 530.169
2019 2.131,7
2.415,5 423,9
549.629 Growth
9,6 9,3
8,4 3,6
B6.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan
Rencana pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi di provinsi Sulawesi Utara dilakukan dengan memperhatikan potensi energi primer setempat
sebagai berikut.
Potensi Energi Primer
Sulawesi Utara memiliki potensi sumber energi baru terbarukan EBT yang cukup besar berupa panas bumi hingga 450 MW yang tersebar di Lahendong,
Tompaso dan Kotamobagu gunung Ambang. Dari 450 MW potensi panas bumi tersebut, yang dieksploitasi baru sebesar 60 MW di Lahendong unit 1, 2 dan 3.
Selain itu terdapat potensi tenaga air sebesar 120 MW. Kendala yang dihadapi untuk mengembangkan potensi panas bumi dan tenaga
air tersebut adalah masalah status lahan, dimana sebagian besar potensi tersebut berada di kawasan cagar alam Kotamobagu gunung Ambang.
Namun demikian dengan terbitnya PP no. 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pengusulan Pengalihan Fungsi Lahan, PLN beserta Dinas PU Subdinas Tata
Ruang Daerah, Dinas Kehutanan dan Kantor Lingkungan Hidup sedang menyusun materi usulan kepada Menteri Kehutanan untuk pengalihan status
sebagian cagar alam gunung Ambang menjadi Taman Wisata Alam. Perubahan status lahan ini akan membuka peluang bagi PLN untuk mengembangkan
potensi air di lokasi tersebut. Beberapa lokasi yang dapat dikembangkan potensinya adalah Poigar II 30 MW, Poigar III 20 MW, Poigar IV 14 MW.