RUPTL 2010 - 2019 103
Total Investasi
Pembangkit
Transmisi Distribusi
‐ 2,000.0
4,000.0 6,000.0
8,000.0 10,000.0
12,000.0 14,000.0
2010 2011
2012 2013
2014 2015
2016 2017
2018 2019
Juta USD
Gambar 5.5 Total Kebutuhan Dana Investasi Indonesia, PLN + IPP
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa sektor ketenagalistrikan Indonesia setiap tahunnya membutuhkan dana investasi yang sangat besar, yaitu rata-rata
hampir US 9,7 milyar per tahun.
5.5 SUMBER PENDANAAN DAN KEMAMPUAN KEUANGAN PLN
Butir 5.5 ini menjelaskan bagaimana kebutuhan investasi yang diindikasikan dalam RUPTL ini akan dipenuhi, dan juga menjelaskan dampak dari rencana
investasi ini terhadap keuangan PT PLN Persero.
5.5.1 Rencana Investasi dan Sumber Pendanaan
Kebutuhan investasi PLN sebesar US 61,3 miliar sampai dengan tahun 2019 akan dipenuhi dari berbagai sumber pendanaan, yaitu APBN sebagai
penyertaan modal pemerintah ekuiti, pinjaman baru, dan dana internal. Sumber dana internal berasal dari laba usaha dan penyusutan aktiva tetap,
sedangkan dana pinjaman dapat berupa pinjaman luar negeri SLA, sub-loan agreement, pinjaman pemerintah melalui rekening dana investasi, obligasi
nasional maupun internasional, pinjaman komersial perbankan lainnya serta hibah luar negeri.
5.5.2 Asumsi proyeksi Keuangan
Kemampuan PLN untuk melakukan pinjaman sangat ditentukan oleh indikator - indikator keuangan perusahaan, misalnya ratio hutang
27
, proyeksi EBITDA dan EBITDA margin, dan debt-equity ratio rasio hutang terhadap aset. Rasio
27
Yang diukur dari pendapatan operasi terhadap kewajiban hutang yang jatuh tempo dan pembayaran bunga
104 RUPTL 2010 - 2019
tersebut digunakan sebagai covenant dalam perjanjian pinjaman PLN dengan para lender dan bond holder. Selanjutnya pada bagian ini akan diberikan
gambaran mengenai biaya pokok produksi listrik.
Asumsi dasar makro ekonomi dan asumsi korporasi yang digunakan dalam membuat proyeksi keuangan ini adalah sebagai berikut: i Tingkat bunga
pinjaman baru 8 untuk pinjaman dalam nominasi valuta asing US dan 12 untuk pinjaman dalam mata uang Rupiah, ii Terjadi kenaikan listrik sebesar
10 pada semester 2 Tahun 2010 dan 10 lagi pada tahun 2011, iii Kurs Rp 9,200US tahun 2010, Rp 9,750US tahun 2011 dan Rp 10,000US sampai
dengan 2015, iv Marjin usaha 5
28
pada tahun 2009 dan marjin 8 pada tahun 2010-2013, untuk tahun selanjutnya sebesar 5.
5.5.3 Hasil Proyeksi Keuangan a. Harga Listrik dan Subsidi PSO, public service obligation
Harga rata-rata listrik pada tahun 2009 adalah Rp 665kWh, dan
direncanakan akan meningkat sebesar 10 per Juli 2010 menjadi rata-rata Rp 703kWh pada tahun 2010. Hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah
subsidi pemerintah dan meningkatkan laba bersih perusahaan tahun 2010 menjadi Rp 11 trilyun. Peningkatan laba tahun 2010 akan digunakan oleh
PLN untuk membayar deviden kepada pemerintah dan memperkuat pendanaan internal anggaran PLN atau APLN untuk pembiayaan proyek-
proyek kelistrikan seperti proyek pembangkit, proyek transmisi dan fasilitas trafo distribusi untuk melayani pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik dan
peningkatan keandalan pasokan listrik. Pada tahun-tahun selanjutnya kenaikan tarif dilakukan untuk dapat
mengurangi subsidi pemerintah
29
seperti diperlihatkan pada tabel 5.6. Selain itu laba bersih juga digunakan untuk meningkatkan kemampuan pendanaan
internal perusahaan untuk berinvestasi sehingga dapat mengurangi kebutuhan dana eksternal pinjaman.
28
Marjin terhadap biaya pokok produksi
29
Untuk menutupi selisih dari tarif dan Biaya Pokok Produksi BPP