Proyeksi Kebutuhan Listrik Bengkulu 2010-2019

371 A11.4. KONDISI KHUSUS KEPULAUAN ENGGANO Kondisi Geografis Pulau Enggano adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di samudra Hindia dan berbatasan dengan negara India. Pulau Enggano ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, dan merupakan satu kecamatan. Pulau ini berada di sebelah barat daya dari kota Bengkulu dengan koordinat 5° 31 13 LS, 102° 16 0 BT. Gambar.3 Kondisi Geografis Kepulauan Enggano Total luas pulau enggano mencapai 40 Hektar, dengan jumlah penduduk mencapai 3000 jiwa. Daerah yang berpenghuni rata2 berada di daerah tepian pantai. A11.5. KONDISI KELISTRIKAN DAN RENCANA PENGEMBANGAN Kebutuhan listrik untuk penduduk pulau Enggano saat ini disediakan secara mandiri oleh masyarakat dengan menggunakan genset dan PLT Surya yang rencana pengembangannya dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Melihat kondisi geografis dan sebaran penduduknya, penyediaan tenaga listrik untuk pulau enggano lebih memungkinkan untuk dilayani menggunakan pembangkit- pembangkit renewabel mandiri seperti tenaga surya ataupun angin. 372 Hingga saat ini potensi energi primer dan perkiraan beban untuk pulau enggano ini belum terdata dengan baik. A11.6. RINGKASAN Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi adalah seperti tersebut dalam Tabel-5.1 Tabel-5.1. Rangkuman Tahun Proyeksi Kebutuhan Pembangunan Fasilitas Kelistrikan Investasi 1 Sales Produksi Beban Pembangkit GI TL M USD Energy Energi Puncak MW MVA kms GWh GWh MW 2009 370 421 75 30 3.5 2010

415 453

80 122 7.0 2011 452 491 86 20 30 48 11.4 2012 496 535 93 6 6.0 2013 553 596 103 55 85 333 34.9 2014 628 678 116 59 30 8.3 2015 713 771 132 29 7.4 2016 809 875 149 8.5 2017 909 983 166 60 11.2 2018 1,014 1,098 184 30 11.2 2019 1,118 1,224 205 10.6 Jumlah 169 265 503 120 Sudah termasuk Investasi Distribusi dan Transmisi 373 LAMPIRAN A.12 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN Persero DI PROVINSI LAMPUNG A12.1. KONDISI SAAT INI Sistem Ketenagalistrikan di Propinsi Lampung yang merupakan wilayah kerja PT. PLN Persero Wilayah Lampung adalah bagian dari sistem interkoneksi jaringan listrik se-Sumatera dimana sistem Interkoneksi tersebut terdiri dari Pembangkit, Jaringan Transmisi 150 kV dan Gardu Induk 15020 kV yang disebut Sub Sistem Lampung. Meliputi GI – GI atau daerah-daerah sebagai berikut : Kalianda di Lampung Selatan, Bandar Lampung, Metro, Sribawono di Lampung Timur, Tegineneng di Pesawaran, Seputih Banyak dan Adijaya di Lampung Tengah, Blambangan Umpu di Way Kanan, Kotabumi di Lampung Utara sampai kota Menggala di Kabupaten Tulang Bawang seperti ditunjukkan pada gambar-1 dibawah ini. Gambar-1 Lay Out Sistem Interkoneksi Isolated Sistem Lampung Existing 374 Beberapa sistem di wilayah kerja PLN Lampung yang belum tersambung dengan sistem interkoneksi meliputi : Sistem tersebar yang relatif kecil 0,5 MW yang pada umumnya merupakan PLTD Listrik Pedesaan dengan jam operasi 12 jam per hari yang tersebar di lokasi yang relative terpencil seperti Pulau Sebesi di Lampung Selatan, Pugung Tampak dan Bengkunat di Lampung Barat untuk Lampung Barat direncanakan di grid tahun 2010 Mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2019, Sub Sistem Lampung akan terus dikembangkan meliputi daerah-daerah sebagai berikut : Kota Agung di Kabupaten Tanggamus, Liwa dan Ulubelu di Kabupaten Lampung Barat, Pakuan Ratu di Kabupaten Tulang Bawang Barat dan Simpang Pematang di Kabupaten Mesuji. Disamping Gardu Induk-Gardu Induk baru yang berada di kabupaten lama seperti Gedong Tataan, Teluk Ratai, Sukadana, dan Ketapang seperti Gambar-2 dibawah ini. Gambar-2 Lay Out Sistem Interkoneksi Isolated Sistem Lampung berikut Pengembangannya Beban puncak di Wilayah Lampung pada tahun 2009 adalah sebesar 438,81 MW dengan total produksi energi sebesar 2.318,6 GWh. Produksi dari Sistem interkoneksi 375 sebesar 2.315,81 GWh atau sekitar 99,88 dari total produksi Wilayah lampung, sisanya dihasilkan oleh sistem isolated tersebar. Tabel-1.1 berikut ini memperlihatkan komposisi sistem ketenaga listrikan di Wilayah Lampung. Tabel-1.1 Komposisi Beban pada Tahun 2008 BEBAN PUNCAK FAKTOR BEBAN GWH MW SISTEM INTERKONEKSI 2,315.81 99.88 438.00 58.98 SISTEM ISOLATED TERSEBAR 2.79 0.12 0.81 32.43 TOTAL SIST. LAMPUNG 2,318.60 100.00 438.81 58.92 SISTEM PRODUKSI Rincian Pembangkit terpasang sepeti ditunjukkan pada tabel-1.2 Tabel-1.2 Kapasitas Pembangkit DAYA TERPASANG DAYA MAMPU MW MW PLTA BESAI 1 45.0 44.4 PLTA BESAI 2 45.0 44.4 PLTA BATUTEGI 1 14.8 14.1 PLTA BATUTEGI 2 14.8 14.1 PLTU TARAHAN 3 100.0 100.0 PLTU TARAHAN 4 100.0 100.0 PLTD TARAHAN 2 6.4 5.5 PLTD TARAHAN 4 8.8 6.2 PLTD TELUK BETUNG 7 4.0 3.3 PLTD TELUK BETUNG 8 4.0 3.3 PLTD TELUK BETUNG 10 6.3 4.8 PLTD TEGINENENG 1 9.4 6.8 PLTD TEGINENENG 2 9.4 6.8 PLTD TEGINENENG 3 9.4 6.8 TOTAL 377.3 360.5 PEMBANGKIT Kekurangan pasokan daya pada waktu beban puncak di suplai oleh sistem interkoneksi sumbagselteng yang mempunyai kemampuan daya sampai dengan 240 MW. 376 A12.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK Pertumbuhan penjualan tenaga listrik khususnya provinsi Lampung dalam lima tahun terakhir masih tetap tinggi yaitu sekitar 11,88 . Pertumbuhan ini masih berpotensi untuk terus meningkatkan ratio elektrifikasi, karena pada tahun 2009 baru mencapai 55 .

a. Asumsi

9 Prakiraan pertumbuhan penjualan tenaga listrik dalam penyusunan RUPTL ini dihitung dengan menggunakan program DKL 3.02 dengan asumsi pertumbuhan ekonomi daerah Lampung sebesar 4,02 sd 5,94 pertahun dengan memperhatikan realisasi pengusahaan tahun 2003 s.d 2008 serta sasaran di tahun 2009. 9 Pertumbuhan Penduduk diproyeksikan 1,2 pertahun. 9 Susut distribusi ditargetkan turun menjadi sebesar 8 di tahun 2019. 9 Rasio Elektrifikasi mencapai 100 pada tahun 2025. 9 Perencanaan kebutuhan pengembangan sarana penyediaan tenaga listrik pembangkitan, penyaluran dan distribusi direncanakan secara optimal untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tidak direncanakan adanya defisit pasokan daya listrik sesuai scenario prakiraan pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik di atas. 9 Proyeksi kebutuhan sarana sistem distribusi tenaga listrik dengan scenario prakiraan pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik di atas disusun berdasarkan : a Kebutuhan penambahan jaringan distribusi untuk memenuhi penjualan energi, penambahan pelanggan dan daya tersambung pelanggan baru maupun pelanggan lama. b Untuk meningkatkan efisiensi, mutu dan keandalan pelayanan pasokan listrik.

b. Proyeksi Kebutuhan Listrik Povinsi Lampung 2010 - 2019

Dari realisasi pengusahaan lima tahun sebelumnya dan dengan menggunakan asumsi tersebut diatas, proyeksi kebutuhan listrik 2010 – 2019 seperti pada tabel- 2.1. berikut. 377 Tabel-2.1. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Tahun Energy Sales GWh Produksi Energy GWh Beban Puncak MW Pelanggan 2009 2,020.23 2,241.74 456 954,878 2010 2,222.00 2,458.37 495 999,078 2011 2,444.64 2,696.74 537 1,058,452 2012 2,689.17 2,957.79 583 1,121,593 2013 2,958.65 3,247.06 633 1,188,765 2014 3,253.56 3,562.90 688 1,260,855 2015 3,578.48 3,910.16 747 1,336,998 2016 3,950.19 4,311.61 816 1,414,376 2017 4,361.21 4,755.05 891 1,500,859 2018 4,815.80 5,244.98 456 1,592,354 2019 5,318.63 5,786.33 1,063 1,689,934 A12.3. PENGEMBANGAN KETENAGALISTRIKAN Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi sebagai berikut. Potensi Energi Primer Dalam upaya pengurangan emisi, disamping penggunaan teknologi bersih lingkungan dan pengurangan pencemaran, pemanfaatan energi non BBM perlu dioptimalkan. Tujuannya untuk menjamin penyedian energi yang berkesinambungan dalam kapasitas mutu yang sesuai dengan kebutuhan dan terkendali. Kondisi tersebut sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam upaya diversifikasi energi, terutama untuk mengurangi sebesar mungkin ketergantungan akan energi fosil atau bahan bakar minyak bumi dan beralih ke energi ramah lingkungan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berarti terbukanya peluang kesempatan untuk berusaha dalam pengembangan dan pemanfaatan energi. Data berikut ini adalah data dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Lampung yang menguraikan beberapa potensi energi yang berada di Provinsi Lampung. 378 Potensi Tenaga Air untuk PLTA Tabel-3.1. Potensi Tenaga Air I Mesuji Tulang bawang III Semangka 1 Besai Umpu 7.50 1 Semangka Atas I 26.8 2 Giham Pukau 16.00 2 Semangka Atas II 23.2 3 Giham Aringik 80.00 3 Semangka Atas III 28.2 4 Tangkas 1.60 4 Semangka Bawah I 35.5 5 Campang Limau 1.00 5 Semangka Bawah II 40.4 6 Sinar Mulia 978.00 6 Semung I 23.8 7 Way Abung 600.00 7 Semung II 38.7 8 Way Umpu 600.00 8 Semung III 11.6 9 Manula I 5.7 10 Manula II 8.4 11 Simpang Lunik I 6.1 II Seputih Sekampung 12 Simpang Lunik II 3.8 1 Bumiayu 39.20 13 Simpang Lunik III 3.9 No. Lokasi Kapasitas MW No. Lokasi Kapasitas MW Potensi Panas Bumi Tabel-3.2 Potensi Panas Bumi untuk Pembangkit Speculative Hipothetic Possible Probable Proven 1 Way Umpu Way Kanan 100 - - - - B,D 2 Danau Ranau Lampung Barat - 185 222 37 - A,D 3 Purunan Lampung Barat 25 - - - - D 4 Gn. Sekincau Lampung Barat - 100 130 - - B,D 5 Bacingot Lampung Barat 225 - - - - B,D 6 Suoh Antata Lampung Barat - 163 300 - - A,D 7 Pajar Bulan Lampung Barat 100 - - - - B,D 8 Natar Lampung selatan 25 - - - - D 9 Ulu Belu Tanggamus - 156 380 - 110 A 10 Lempasing Lampung selatan 225 - - - - B,D 11 Way Ratai Lampung selatan - 194 - - - B,D 12 Kalianda Lampung selatan - 40 40 - - B,D 13 Pmt. Belirang Lampung selatan 225 - - - - B,D 925 838 1,072 37 110 Proposed Utilization Total Potency = 2,855 Mwe No. Area Regency Potency Mwe Reserve Mwe Notes : A = Big Scale Elacttrik Power Generation B = Small Scale Electrik Power Generation C = Smally System Electrik Power Generation D = Direct Used heating, drying, strilization etc or Tourism 379 Potensi Biomassa dan Pengembangan Tanaman Jarak Tabel-3.3 Potensi Biomassa No. LOKASI KETERANGAN 1 PT. INDOLAMPUNG PERKASA AMPAS TEBU BAGASSE 2 PT. SWEET INDO LAMPUNG AMPAS TEBU BAGASSE 3 PT. GUNUNG MADU PLANTATION AMPAS TEBU BAGASSE 4 PT. GULA PUTIH MATARAM AMPAS TEBU BAGASSE 5 PTP. VII BUNGA MAYANG AMPAS TEBU BAGASSE 6 PTP.VII REJOSARI CANGKANG KELAPA SAWIT Tabel-3.4 Potensi Tanaman Jarak No. LOKASI LUAS LAHAN Ha 1 LAMPUNG BARAT 11,284 2 TANGGAMUS 26,321 3 LAMPUNG SELATAN 2,592 4 LAMPUNG TIMUR 2,257 5 LAPUNG TENGAH 545 6 LAMPUNG UTARA 2,167 7 WAY KANAN 10,527 8 TULANG BAWANG 33,485 9 BANDAR LAMPUNG 358 10 METRO - 89,536.00 Luas Lahan Total 380 Potensi Batubara Tabel-3.5 Lokasi Potensi Batubara Lokasi Kegiatan Umbul solo Sudah Ditambang Cad Indikasi : 867,008 ton Way Cempedak Kadar air : 11.5 Desa Tangkit Serdang Abu : 5.8 Kec. Pugung Zat Terbang : 41.2 Kab. Tanggamus Karbon Padat : 41.50 Berat Jenis : 1.24 Sulfur : 5.9 Kalori : 6,110 kalkg Dusun Batubrak Penyelidikan Kalori : 4,715 - 4928 kalkg Desa Way Nipah Pendahuluan Kec. Pematang Sawah Kab. Tanggamus Desa Batu Bedil Penyelidikan Kadar air : 3.04 Way Pidada Atas Pendahuluan Abu : 36.1 Sebarang Bawang Kalori : 4,803.0 kalkg Kab. Lampung selatan Desa Baturaja Penyelidikan Luas : 1 ha Desa Bawang Pendahuluan Kadar air : 1.52 - 2.14 Kec. Punduh Abu : 19.5 - 48.3 Lampung Selatan Kalori : 4,891 - 5,840 kalkg Bukit Gemuruh Penyelidikan Kadar air : 35.16 - 38.64 Kec. Way Tuba Pendahuluan Abu : 7.40 - 8.5 Kab. Way Kanan Kalori : 5,086 -5,672 kalkg Desa Linggapura Sudah Ditambang Cad. Terbukti : 2,358,855 ton Kec. Padang Ratu Luas : 333.0 ha Kab. Lampung Tengah Kadar Air : 8.02 Abu : 7.81 Kalori : 6,128.0 kalkg Way Galing Penyelidikan Cad. Tereka : 31,000 ton Desa Ogan Jaya Pendahuluan Luas : 0.5 ha Kec. Padang Ratu Kadar Air : 5.52 - 7.9 Keb Lampung Tengah Abu : 7.34 - 7.53 Kalori : 6,141 - 6,307 kalkg Desa Muara Topeng Penyelidikan Cad. Tereka : 4,500 ton Kec. Padang Ratu Pendahuluan Luas : 1.0 ha Kab. Lampung Tengah Kadar Air : 2.16 - 6.08 Abu : 7.04 - 25.92 Kalori : 4,652 - 6,384 kalkg Desa Fajar Baru Penyelidikan Cad. Terbukti : 30,000,000 ton Simpang Peatang Pendahuluan Abu : 5.3 - 29.8 Adi Luhur Kadar Air : 14.8 - 17.6 Kangungang Dalam Sulfur : 0.35 - 0.92 Sidomulyo Karbon : 20 - 33.8 Wiraraja Kalori : 2,985 - 4,908 kalkg Karya Bukti Tunggal Warga Mercu Buana Kab. Tulang Bawang Keterangan