371
A11.4. KONDISI KHUSUS KEPULAUAN ENGGANO Kondisi Geografis
Pulau Enggano adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di samudra Hindia dan berbatasan dengan negara India. Pulau Enggano ini merupakan bagian dari wilayah
pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, dan merupakan satu kecamatan. Pulau ini berada di sebelah barat daya dari kota Bengkulu dengan
koordinat 5° 31 13 LS, 102° 16 0 BT.
Gambar.3 Kondisi Geografis Kepulauan Enggano
Total luas pulau enggano mencapai 40 Hektar, dengan jumlah penduduk mencapai 3000 jiwa. Daerah yang berpenghuni rata2 berada di daerah tepian pantai.
A11.5. KONDISI KELISTRIKAN DAN RENCANA PENGEMBANGAN
Kebutuhan listrik untuk penduduk pulau Enggano saat ini disediakan secara mandiri oleh masyarakat dengan menggunakan genset dan PLT Surya yang rencana
pengembangannya dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Melihat kondisi geografis dan sebaran penduduknya, penyediaan tenaga listrik untuk
pulau enggano lebih memungkinkan untuk dilayani menggunakan pembangkit- pembangkit renewabel mandiri seperti tenaga surya ataupun angin.
372 Hingga saat ini potensi energi primer dan perkiraan beban untuk pulau enggano ini
belum terdata dengan baik.
A11.6. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi adalah seperti tersebut dalam Tabel-5.1
Tabel-5.1. Rangkuman
Tahun Proyeksi Kebutuhan
Pembangunan Fasilitas Kelistrikan Investasi
1
Sales Produksi
Beban Pembangkit
GI TL
M USD Energy
Energi Puncak
MW MVA
kms GWh
GWh MW
2009
370 421
75
30 3.5
2010
415 453
80
122 7.0 2011
452 491
86
20 30
48 11.4 2012
496 535
93
6 6.0
2013
553 596
103
55 85
333 34.9 2014
628 678
116
59 30
8.3 2015
713 771
132
29 7.4
2016
809 875
149
8.5 2017
909 983
166
60 11.2
2018
1,014 1,098
184
30 11.2
2019
1,118 1,224
205
10.6 Jumlah 169
265 503
120
Sudah termasuk Investasi Distribusi dan Transmisi
373
LAMPIRAN A.12 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN Persero DI
PROVINSI LAMPUNG
A12.1. KONDISI SAAT INI
Sistem Ketenagalistrikan di Propinsi Lampung yang merupakan wilayah kerja PT. PLN Persero Wilayah Lampung adalah bagian dari sistem interkoneksi jaringan
listrik se-Sumatera dimana sistem Interkoneksi tersebut terdiri dari Pembangkit, Jaringan Transmisi 150 kV dan Gardu Induk 15020 kV yang disebut Sub Sistem
Lampung. Meliputi GI – GI atau daerah-daerah sebagai berikut : Kalianda di Lampung Selatan, Bandar Lampung, Metro, Sribawono di Lampung Timur,
Tegineneng di Pesawaran, Seputih Banyak dan Adijaya di Lampung Tengah, Blambangan Umpu di Way Kanan, Kotabumi di Lampung Utara sampai kota
Menggala di Kabupaten Tulang Bawang seperti ditunjukkan pada gambar-1 dibawah ini.
Gambar-1 Lay Out Sistem Interkoneksi Isolated Sistem Lampung Existing
374 Beberapa sistem di wilayah kerja PLN Lampung yang belum tersambung dengan
sistem interkoneksi meliputi : Sistem tersebar yang relatif kecil 0,5 MW yang pada umumnya merupakan PLTD Listrik Pedesaan dengan jam operasi 12 jam per
hari yang tersebar di lokasi yang relative terpencil seperti Pulau Sebesi di Lampung Selatan, Pugung Tampak dan Bengkunat di Lampung Barat untuk Lampung Barat
direncanakan di grid tahun 2010 Mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2019, Sub Sistem Lampung akan terus
dikembangkan meliputi daerah-daerah sebagai berikut : Kota Agung di Kabupaten Tanggamus, Liwa dan Ulubelu di Kabupaten Lampung Barat, Pakuan Ratu di
Kabupaten Tulang Bawang Barat dan Simpang Pematang di Kabupaten Mesuji. Disamping Gardu Induk-Gardu Induk baru yang berada di kabupaten lama seperti
Gedong Tataan, Teluk Ratai, Sukadana, dan Ketapang seperti Gambar-2 dibawah ini.
Gambar-2 Lay Out Sistem Interkoneksi Isolated Sistem Lampung berikut Pengembangannya
Beban puncak di Wilayah Lampung pada tahun 2009 adalah sebesar 438,81 MW dengan total produksi energi sebesar 2.318,6 GWh. Produksi dari Sistem interkoneksi
375 sebesar 2.315,81 GWh atau sekitar 99,88 dari total produksi Wilayah lampung,
sisanya dihasilkan oleh sistem isolated tersebar. Tabel-1.1 berikut ini memperlihatkan komposisi sistem ketenaga listrikan di Wilayah
Lampung.
Tabel-1.1 Komposisi Beban pada Tahun 2008
BEBAN PUNCAK FAKTOR BEBAN
GWH MW
SISTEM INTERKONEKSI 2,315.81
99.88 438.00
58.98
SISTEM ISOLATED TERSEBAR 2.79
0.12 0.81
32.43
TOTAL SIST. LAMPUNG 2,318.60
100.00 438.81
58.92
SISTEM PRODUKSI
Rincian Pembangkit terpasang sepeti ditunjukkan pada tabel-1.2
Tabel-1.2 Kapasitas Pembangkit
DAYA TERPASANG DAYA MAMPU
MW MW
PLTA BESAI 1
45.0 44.4
PLTA BESAI 2
45.0 44.4
PLTA BATUTEGI 1
14.8 14.1
PLTA BATUTEGI 2
14.8 14.1
PLTU TARAHAN 3
100.0 100.0
PLTU TARAHAN 4
100.0 100.0
PLTD TARAHAN 2
6.4 5.5
PLTD TARAHAN 4
8.8 6.2
PLTD TELUK BETUNG 7
4.0 3.3
PLTD TELUK BETUNG 8
4.0 3.3
PLTD TELUK BETUNG 10
6.3 4.8
PLTD TEGINENENG 1
9.4 6.8
PLTD TEGINENENG 2
9.4 6.8
PLTD TEGINENENG 3
9.4 6.8
TOTAL 377.3
360.5 PEMBANGKIT
Kekurangan pasokan daya pada waktu beban puncak di suplai oleh sistem interkoneksi sumbagselteng yang mempunyai kemampuan daya sampai dengan 240
MW.
376
A12.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK
Pertumbuhan penjualan tenaga listrik khususnya provinsi Lampung dalam lima tahun terakhir masih tetap tinggi yaitu sekitar 11,88 . Pertumbuhan ini masih berpotensi
untuk terus meningkatkan ratio elektrifikasi, karena pada tahun 2009 baru mencapai 55 .
a. Asumsi
9 Prakiraan pertumbuhan penjualan tenaga listrik dalam penyusunan RUPTL ini dihitung dengan menggunakan program DKL 3.02 dengan asumsi
pertumbuhan ekonomi daerah Lampung sebesar 4,02 sd 5,94 pertahun dengan memperhatikan realisasi pengusahaan tahun 2003 s.d 2008 serta
sasaran di tahun 2009. 9 Pertumbuhan Penduduk diproyeksikan 1,2 pertahun.
9 Susut distribusi ditargetkan turun menjadi sebesar 8 di tahun 2019. 9 Rasio Elektrifikasi mencapai 100 pada tahun 2025.
9 Perencanaan kebutuhan pengembangan sarana penyediaan tenaga listrik pembangkitan, penyaluran dan distribusi direncanakan secara optimal untuk
dapat memenuhi kebutuhan dan tidak direncanakan adanya defisit pasokan daya listrik sesuai scenario prakiraan pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik di
atas. 9 Proyeksi kebutuhan sarana sistem distribusi tenaga listrik dengan scenario
prakiraan pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik di atas disusun berdasarkan : a Kebutuhan penambahan jaringan distribusi untuk memenuhi penjualan
energi, penambahan pelanggan dan daya tersambung pelanggan baru maupun pelanggan lama.
b Untuk meningkatkan efisiensi, mutu dan keandalan pelayanan pasokan listrik.
b. Proyeksi Kebutuhan Listrik Povinsi Lampung 2010 - 2019
Dari realisasi pengusahaan lima tahun sebelumnya dan dengan menggunakan asumsi tersebut diatas, proyeksi kebutuhan listrik 2010 – 2019 seperti pada tabel-
2.1. berikut.
377
Tabel-2.1. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Tahun Energy Sales
GWh Produksi
Energy GWh
Beban Puncak
MW Pelanggan
2009 2,020.23
2,241.74 456
954,878 2010
2,222.00 2,458.37
495 999,078
2011 2,444.64
2,696.74 537
1,058,452 2012
2,689.17 2,957.79
583 1,121,593
2013 2,958.65
3,247.06 633
1,188,765 2014
3,253.56 3,562.90
688 1,260,855
2015 3,578.48
3,910.16 747
1,336,998 2016
3,950.19 4,311.61
816 1,414,376
2017 4,361.21
4,755.05 891
1,500,859 2018
4,815.80 5,244.98
456 1,592,354
2019 5,318.63
5,786.33 1,063
1,689,934
A12.3. PENGEMBANGAN KETENAGALISTRIKAN
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi sebagai berikut.
Potensi Energi Primer
Dalam upaya pengurangan emisi, disamping penggunaan teknologi bersih lingkungan dan pengurangan pencemaran, pemanfaatan energi non BBM perlu
dioptimalkan. Tujuannya untuk menjamin penyedian energi yang berkesinambungan dalam kapasitas mutu yang sesuai dengan kebutuhan dan terkendali. Kondisi
tersebut sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam upaya diversifikasi energi, terutama untuk mengurangi sebesar mungkin ketergantungan akan energi fosil atau
bahan bakar minyak bumi dan beralih ke energi ramah lingkungan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berarti terbukanya
peluang kesempatan untuk berusaha dalam pengembangan dan pemanfaatan energi. Data berikut ini adalah data dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Lampung
yang menguraikan beberapa potensi energi yang berada di Provinsi Lampung.
378
Potensi Tenaga Air untuk PLTA Tabel-3.1. Potensi Tenaga Air
I Mesuji Tulang bawang
III Semangka 1 Besai Umpu
7.50 1
Semangka Atas I 26.8
2 Giham Pukau 16.00
2 Semangka Atas II
23.2 3 Giham Aringik
80.00 3
Semangka Atas III 28.2
4 Tangkas 1.60
4 Semangka Bawah I
35.5 5 Campang Limau
1.00 5
Semangka Bawah II 40.4
6 Sinar Mulia 978.00
6 Semung I
23.8 7 Way Abung
600.00 7
Semung II 38.7
8 Way Umpu 600.00
8 Semung III
11.6 9
Manula I 5.7
10 Manula II 8.4
11 Simpang Lunik I 6.1
II Seputih Sekampung 12 Simpang Lunik II
3.8 1 Bumiayu
39.20 13 Simpang Lunik III
3.9
No. Lokasi
Kapasitas MW
No. Lokasi
Kapasitas MW
Potensi Panas Bumi Tabel-3.2 Potensi Panas Bumi untuk Pembangkit
Speculative Hipothetic Possible Probable Proven
1 Way Umpu
Way Kanan 100
- -
- -
B,D 2
Danau Ranau Lampung Barat
- 185
222 37
- A,D
3 Purunan
Lampung Barat 25
- -
- -
D 4
Gn. Sekincau Lampung Barat
- 100
130 -
- B,D
5 Bacingot
Lampung Barat 225
- -
- -
B,D 6
Suoh Antata Lampung Barat
- 163
300 -
- A,D
7 Pajar Bulan
Lampung Barat 100
- -
- -
B,D 8
Natar Lampung selatan
25 -
- -
- D
9 Ulu Belu
Tanggamus -
156 380
- 110
A 10 Lempasing
Lampung selatan 225
- -
- -
B,D 11 Way Ratai
Lampung selatan -
194 -
- -
B,D 12 Kalianda
Lampung selatan -
40 40
- -
B,D 13 Pmt. Belirang
Lampung selatan 225
- -
- -
B,D 925
838 1,072
37 110
Proposed Utilization
Total Potency = 2,855 Mwe
No. Area
Regency Potency Mwe
Reserve Mwe
Notes : A = Big Scale Elacttrik Power Generation
B = Small Scale Electrik Power Generation
C = Smally System Electrik Power Generation
D = Direct Used heating, drying, strilization etc or Tourism
379
Potensi Biomassa dan Pengembangan Tanaman Jarak Tabel-3.3 Potensi Biomassa
No. LOKASI
KETERANGAN
1 PT. INDOLAMPUNG PERKASA
AMPAS TEBU BAGASSE 2
PT. SWEET INDO LAMPUNG AMPAS TEBU BAGASSE
3 PT. GUNUNG MADU PLANTATION
AMPAS TEBU BAGASSE 4
PT. GULA PUTIH MATARAM AMPAS TEBU BAGASSE
5 PTP. VII BUNGA MAYANG
AMPAS TEBU BAGASSE 6
PTP.VII REJOSARI CANGKANG KELAPA SAWIT
Tabel-3.4 Potensi Tanaman Jarak
No. LOKASI
LUAS LAHAN Ha
1 LAMPUNG BARAT
11,284 2
TANGGAMUS 26,321
3 LAMPUNG SELATAN
2,592 4
LAMPUNG TIMUR 2,257
5 LAPUNG TENGAH
545 6
LAMPUNG UTARA 2,167
7 WAY KANAN
10,527 8
TULANG BAWANG 33,485
9 BANDAR LAMPUNG
358 10 METRO
- 89,536.00
Luas Lahan Total
380
Potensi Batubara Tabel-3.5 Lokasi Potensi Batubara
Lokasi Kegiatan
Umbul solo Sudah Ditambang Cad Indikasi
: 867,008
ton Way Cempedak
Kadar air :
11.5 Desa Tangkit Serdang
Abu :
5.8 Kec. Pugung
Zat Terbang :
41.2 Kab. Tanggamus
Karbon Padat : 41.50
Berat Jenis :
1.24 Sulfur
: 5.9
Kalori :
6,110 kalkg
Dusun Batubrak Penyelidikan
Kalori :
4,715 - 4928 kalkg Desa Way Nipah
Pendahuluan Kec. Pematang Sawah
Kab. Tanggamus Desa Batu Bedil
Penyelidikan Kadar air
: 3.04
Way Pidada Atas Pendahuluan
Abu :
36.1 Sebarang Bawang
Kalori :
4,803.0 kalkg
Kab. Lampung selatan Desa Baturaja
Penyelidikan Luas
: 1
ha Desa Bawang
Pendahuluan Kadar air
: 1.52 - 2.14
Kec. Punduh Abu
: 19.5 - 48.3
Lampung Selatan Kalori
: 4,891 - 5,840 kalkg
Bukit Gemuruh Penyelidikan
Kadar air :
35.16 - 38.64 Kec. Way Tuba
Pendahuluan Abu
: 7.40 - 8.5
Kab. Way Kanan Kalori
: 5,086 -5,672 kalkg
Desa Linggapura Sudah Ditambang Cad. Terbukti :
2,358,855 ton
Kec. Padang Ratu Luas
: 333.0
ha Kab. Lampung Tengah
Kadar Air :
8.02 Abu
: 7.81
Kalori :
6,128.0 kalkg
Way Galing Penyelidikan
Cad. Tereka :
31,000 ton
Desa Ogan Jaya Pendahuluan
Luas :
0.5 ha
Kec. Padang Ratu Kadar Air
: 5.52 - 7.9
Keb Lampung Tengah Abu
: 7.34 - 7.53
Kalori :
6,141 - 6,307 kalkg Desa Muara Topeng
Penyelidikan Cad. Tereka
: 4,500
ton Kec. Padang Ratu
Pendahuluan Luas
: 1.0
ha Kab. Lampung Tengah
Kadar Air :
2.16 - 6.08 Abu
: 7.04 - 25.92
Kalori :
4,652 - 6,384 kalkg Desa Fajar Baru
Penyelidikan Cad. Terbukti :
30,000,000 ton Simpang Peatang
Pendahuluan Abu
: 5.3 - 29.8
Adi Luhur Kadar Air
: 14.8 - 17.6
Kangungang Dalam Sulfur
: 0.35 - 0.92
Sidomulyo Karbon
: 20 - 33.8
Wiraraja Kalori
: 2,985 - 4,908 kalkg
Karya Bukti Tunggal Warga
Mercu Buana Kab. Tulang Bawang
Keterangan