Kemampuan Pendanaan Sendiri APLN Rasio Keuangan Perusahaan dan Covenant Pinjaman

RUPTL 2010 - 2019 109

BAB VI KETERSEDIAAN ENERGI PRIMER

6.1. SASARAN FUEL MIX

Fuel Mix 1999-2008 Tabel 6.1 menunjukkan pemakaian energi primer utama oleh PT PLN Persero dalam sepuluh tahun terakhir. Konsumsi batubara terus meningkat, namun pemakaian gas alam cenderung terus menurun akibat pasokan gas yang depleted dari sumbernya, dan karena infrastrukturnya belum tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik PLN. Tabel 6.1 Pemakaian Energi Primer PLN Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Tahun BBM GAS Batubara juta kl bcf juta ton 1999 4.70 237 11.41 2000 5.02 229 13.14 2001 5.40 222 14.03 2002 7.00 193 14.06 2003 7.61 184 15.26 2004 8.51 176 15.41 2005 9.91 143 16.90 2006 9.98 158 19.09 2007 10.69 171 21.47 2008 11.32 182 21.00 Sumber inefisiensi PLN yang utama beberapa tahun terakhir ini adalah fuel-mix yang terjebak pada pemakaian minyak yang terlalu banyak 34 , namun produksi listrik tetap harus dilakukan agar kebutuhan tenaga listrik termasuk pertumbuhannya dapat dipenuhi oleh PLN. Dalam tahun 2008 komposisi produksi kWh berdasarkan bahan bakar adalah BBM 36, batubara 35, gas 34 Dan harga minyak melonjak sangat tinggi pada tahun 2008 dan kemudian menurun namun masih tetap tinggi sampai sekarang. 110 RUPTL 2010 - 2019 alam 17, panas bumi 3 dan hidro 9. Dalam RUPTL ini komposisi fuel mix tersebut akan diperbaiki dengan target yang diperlihatkan pada pada Tabel 6.2. Tabel 6.2 Sasaran Komposisi Produksi Listrik Tahun 2019 Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Tahun BBM Batubara Gas Hydro PLTP 2008 36 35 17 9 3 2019 2 58 18 6 16 Untuk mewujudkan sasaran fuel mix pada Tabel 6.2, RUPTL 2010-2019 merencanakan proyek pembangkit seperti dijelaskan pada Bab 4. Target fuel mix tersebut juga akan dicapai dengan pembelian tenaga listrik dari pembangkit listrik swasta IPP yang mengembangkan PLTU batubara, panas bumi dan PLTGU gas. Pembangkit yang akan dibangun antara lain adalah proyek percepatan 10.000 MW yang akan menurunkan konsumsi BBM secara signifikan dan karenanya akan menurunkan biaya produksi tenaga listrik. Disamping itu konversi pemakaian BBM ke gas maupun penambahan kapasitas pembangkit berbahan bakar gas membuat PLN terus mengupayakan tambahan kontrak-kontrak gas alam yang baru walaupun langkah ini menemui beberapa kendala. Pengembangan pembangkit panas bumi juga akan lebih banyak dikembangkan di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Utara. Pembangunan dan sewa PLTD berbahan bakar BBM sangat dibatasi hanya untuk mengatasi krisis kelistrikan jangka pendek, dan akan diganti dengan PLTU batubara skala kecil, kecuali pada sistem kelistrikan yang terlalu kecil dan terpencil. Opsi LNG juga akan dikembangkan untuk PLTGU yang berada di Belawan, Jakarta dan Grati.

6.2. POTENSI SUMBER ENERGI PRIMER

6.2.1. Batubara

Berdasarkan RUKN 2008 -2027, potensi batubara di Indonesia adalah 93.059 juta ton yang tersebar terutama di Kalimantan sebesar 54.405 juta ton dan di Sumatera Selatan sebesar 47.085 juta ton. Mengingat pemakaian batubara tipikal sebuah PLTU 1.000 MW adalah sebanyak 3,2 juta ton per tahun, maka dapat dimengerti bahwa potensi batubara Indonesia merupakan sumber daya yang layak diandalkan sebagai bahan bakar utama pembangkit listrik di Indonesia.