Asumsi Proyeksi Kebutuhan Listrik Bangka Belitung 2010-2019

329 Tabel-3.3. Pembangunan GI di Bangka Belelitung No. Dari Ke Tegangan Panjang COD Biaya kms M USD 1 Air Anyir Pangkal Pinang 150 kV 44 2011 2,44 2 Air Anyir Sungai Liat 150 kV 112 2011 6,20 3 Suge Dukong 70 kV 50 2011 2,77 4 Dukong Manggar 70 kV 140 2012 7,76 5 Pangkal Pinang Kelapa 150 kV 200 2013 11,08 6 Pangkal Pinang Air Gegas 150 kV 200 2013 11,08 7 Pangkal Pinang Bangka Baru III 150 kV 100 2018 5,54 Jumlah 816 46,86 Dengan selesainya pembangunan GI dan Transmisi 150 kV tersebut di atas, maka jaringan 150 kV di Bangka Belitung seperti diperlihatkan pada Gambar seperti ditampilkan dalam Gambar-2 dan Gambar-3. Gambar-2 Peta Jaringan TT pada Sistem Bangka 330 Gambar-3. Peta Jaringan TT pada Sistem Belitung Pengembangan Distribusi Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan pelanggan baru sekitar 240 ribu pelanggan sampai dengan 2019 atau rata-rata 24.000 pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan Jaringan Tegangan Menengah JTM 2.247,4 kms, Jaringan Tegangan Rendah JTR sepanjang 2.953,7 kms, Gardu Distribusí 167,1 MVA , seperti ditampilkan dalam Tabel-3.4 berikut. 331 Tabel-3.4. Pengembangan Sistem Distribusi Tahun JTM JTR Trafo Pelanggan kms kms MVA 2009 175,82 116,09 5,27 137,812 2010 168,89 136,54 7,79 145,370 2011 200,72 164,48 9,38 157,624 2012 275,29 312,97 17,85 172,182 2013 185,61 287,76 16,41 188,115 2014 181,34 241,91 13,80 205,559 2015 212,61 268,80 15,33 224,660 2016 212,60 298,60 17,03 245,582 2017 202,76 336,88 19,21 270,000 2018 213,68 374,15 21,34 296,879 2019 218,08 415,51 23,70 326,470 Jumlah 2.247,40 2.953,69 167,09 2.370,254 A7.4. RINGKASAN Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi adalah seperti tersebut dalam Tabel-4.1. Tabel-4.1. Rangkuman Tahun Proyeksi Kebutuhan Pembangunan Fasilitas Kelistrikan Investasi Sales Produksi Beban Pembangkit GI TL M USD Energy Energi Puncak MW MVA kms GWh GWh MW 2009 401,58 450,40 87,20 5 1,0 2010 454,95 492,52 96,35 73 68,0 2011 520,05 563,49 110,31 65,5 190 206 106,0 2012 583,76 634,38 120,65 14 140 25,3 2013 650,81 707,03 132,86 14 90 400 46,3 2014 739,87 803,72 151,54 60 75,0 2015 843,90 916,66 173,37 60 2,8 2016 957,29 1039,63 197,17 60 2,8 2017 1076,17 1168,27 222,18 20 60 7,0 2018 1200,83 1305,73 248,92 34 70 47,4 2019 1324,07 1458,24 278,59 34 39,5 Jumlah 319,5 460 816 420,9 332 LAMPIRAN A.8 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN Persero DI PROVINSI SUMATERA BARAT A8.1. KONDISI SAAT INI Pasokan sistem kelistrikan Propinsi Sumatera Barat diluar kepulauan Mentawai berasal dari sistem interkoneksi 150 kV Sumatera Bagian Tengah Jambi-Sumbar- Riau melalui 14 Gardu Induk dengan total kapasitas 564,5 MVA dan beban puncak sebesar 328,02 MW seperti yang terlihat pada gambar-1 di bawah ini. Gambar-1. Sistem Interkoneksi 150 kV Propinsi Sumatera Barat Saat ini di Propinsi Sumatera Barat terdapat pembangkit-pembangkit besar yang dibawah pengawasan PLN Sektor Pembangkitan seperti PLTU Ombilin, PLTG Pauh Limo, PLTA Singkarak dan PLTA Maninjau yang terkoneksi langsung ke sistem 150 333 kV serta PLTA Batang Agam yang terkoneksi ke sistem 20 kV dengan total kapasitas sebesar 473,8 MW seperti yang ditunjukan pada tabel-1.1 di bawah ini. Tabel-1.1. Kapasitas Terpasang Pembangkit di Sub-sistem Interkoneksi Dengan total kapasitas terpasang seberar 473,8 MW dan beban puncak mencapai 328 MW, maka provinsi Sumbar pada saat musim hujan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri bahkan dapat memasok kebutuhan listrik provinsi Riau sebesar ± 150 MW, namun pada saat musim kemarau kebutuhan listrik provinsi Sumbar mendapat tambahan pasokan dari system Sumbagsel sebesar ± 100 MW. Pada saat beban puncak, daerah-daerah Pesisir Selatan seperti sebagian Kambang, sebagian Balai Selasa, sebagian Indrapura serta Tapan dan Lunang membentuk sistem-sistem isolated sendiri dengan beban puncak total sebesar 3,6 MW. Hal tersebut terjadi karena kualitas tegangan di daerah tersebut sangat rendah yang disebabkan jauhnya jarak dari GI Pauh Limo sebagai pemasok tenaga listrik daerah Pesisir Selatan ±260 km. Untuk sistem kelistrikan di Kepulauan Mentawai, saat ini mempunyai beban puncak total sebesar 1,68 MW yang dipasok dari beberapa PLTD berkapasitas kecil yang berjumlah 21 unit dan tersebar di 8 Sentral PLTD dengan kapasitas terpasang sebesar 2,86 MW. Selain itu ada juga pembangkit PLTM Pinang Awan di Solok Selatan yang beroperasi paralel dengan sistem 20 kV untuk membantu menaikan tegangan di daerah tersebut mengingat jaraknya yang jauh dari GI Solok sebagai pemasok tenaga listrik daerah tersebut. Seluruh pembangkit-pembangkit di sub-sistem isolated tersebut dikelola No Nama Pembangkit Jenis Pembangkit Jenis Energi Primer Pemilik Kapasitas Terpasang MW 1 Ombilin PLTU Batu bara PLN 200 2 Pauh Limo PLTG HSD PLN 64.05 3 Maninjau PLTA Air PLN 68 4 Singkarak PLTA Air PLN 131.25 5 Batang Agam PLTA Air PLN 10.5 473.8 Total 334 oleh PLN Wilayah Sumatera Barat dengan kapasitas terpasang seperti yang terlihat pada tabel-1.2 berikut ini. Tabel-1.2. Kapasitas Terpasang Pembangkit di Sub-sistem Isolated No Nama Pembangkit Jenis Pembangkit Jenis Energi Primer Pemilik Kapasitas Terpasang MW 1 Sikabaluan PLTD HSD PLN 0,10 2 Sikakap PLTD HSD PLN 0,40 3 Sipora PLTD HSD PLN 0,14 4 Seay Baru PLTD HSD PLN 0,10 5 Saumangayak PLTD HSD PLN 0,18 6 Simalakopa PLTD HSD PLN 0,04 7 Simalepet PLTD HSD PLN 0,25 8 Tua Pejat PLTD HSD PLN 1,62 2,82 1 Lakuak PLTD HSD PLN 1,86 2 Balai Selasa PLTD HSD PLN 0,62 3 Indra Pura PLTD HSD PLN 1,28 4 Tapan PLTD HSD PLN 0,93 5 Lunang PLTD HSD PLN 2,24 6 Salido Kecil PLTMH Air Swasta 0,33 11,37 1 Pinang Awan PLTM Air PLN 0,40 0,40 14,59 Solok Selatan Sub ‐Total Total Sub ‐Total Kepulauan Mentawai Sub ‐Total Pesisir Selatan A8.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK Dengan adanya krisis ekonomi yang terjadi beberapa tahun terakhir menyebabkan trend pertumbuhan tenaga listrik yang terjadi beberapa tahun sebelumnya mengalami perubahan. Secara keseluruhan rata-rata pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik dalam 7 tahun terakhir adalah 5,32 per tahun. Indikator Penjualan energi listrik yang merefleksikan permintaan tenaga listrik masyarakat meningkat dari 1.395,8 GWh pada tahun 2003 menjadi 2.006,52 GWh di tahun 2009. Pada periode yang sama terjadi rata-rata pertumbuhan pelanggan sebesar 2,84 dan daya tersambung tumbuh sebesar 4,35 . 335 Kebutuhan tenaga listrik terbesar berasal dari sektor rumah tangga sebesar 44 dan diikuti 34,63 untuk sektor industri, 13,55 Sektor Komersil dan 7,80 untuk sektor Publik.

a. Asumsi

9 Pertumbuhan ekonomi rata-rata 5 – 5,5 per tahun, atau rata-rata 5,3 . 9 Pertumbuhan penduduk diproyeksikan tumbuh rata-rata 1,2 per tahun. 9 Tingkat inflasi rata-rata 5 9 Proyeksi Rasio Elektrifikasi RE ditargetkan sebesar 100 pada tahun 2020. 9 Susut Distribusi pada tahun 2009 sebesar 7,03 , dan target 2010 sebesar 5,17 .

b. Proyeksi Kebutuhan Listrik Sumatera Barat 2010-2019

Dari realisasi pengusahaan enam tahun sebelumnya dan dengan menggunakan asumsi tersebut diatas, kebutuhan listrik dihitung dengan software DKL 3.01, diperoleh proyeksi kebutuhan listrik 2010 – 2019, seperti pada tabel-2.1. Tabel-2.1. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Tahun Energy Sales GWh Produksi Energy GWh Beban Puncak MW Pelanggan 2010 2,208.0 2,362.9 386.0 896,425 2011 2,371.3 2,533.1 412.6 938,208 2012 2,550.5 2,721.0 441.9 983,243 2013 2,776.5 2,963.7 480.0 1,042,760 2014 3,081.5 3,291.6 531.6 1,126,836 2015 3,430.7 3,667.4 590.6 1,221,350 2016 3,791.1 4,055.1 651.2 1,316,991 2017 4,151.0 4,441.9 711.4 1,435,283 2018 4,510.2 4,827.6 771.0 1,457,686 2019 4,841.7 5,242.0 834.8 1,478,102 Growth 8.17

8.29 8.02

5.13 A8.3. PENGEMBANGAN SARANA KELISTRIKAN Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi sebagai berikut. 336 Potensi Energi Primer Sumber energi primer yang tersedia di Sumatera Barat antara lain batu bara, panas bumi dan air. Menurut sumber dari Bapeda Sumatera Barat, potensi batu bara tersebar di Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Solok Selatan dengan total produksi per tahun mencapai 800 ribu ton serta cadangan total sekitar 5 juta ton. Untuk energi primer panas bumi, data dari ESDM menunjukan bahwa potensi cadangan panas bumi di Sumatera Barat sekitar 908 MW, potensi terbesar berada di Muaralabuh – Kabupaten Solok Selatan dan di Talang - Kabupaten Solok. Sedangkan untuk energi primer air, potensinya tersebar hampir di seluruh wilayah Sumatera Barat seperti yang terlihat pada Gambar-2 dan tabel-3.1 berikut. Gambar-2. Sumber Energi Primer Air di Sumatera Barat 337 Tabel-3.1. Potensi Pembangkit dengan Energi Air No Lokasi DAS Type CAP MW Delta H MW Q m 3sec Kabupaten Kecam atan 1 Pasaman Bt. Pasaman ROR 21,2 100 28,8 Pasaman 2 Sangir-2 Bt. Sangir ROR 2,2 20,9 14,6 Solok 3 Sangir-3 Bt. Sangir ROR 7,8 70 15,2 Solok 4 Sinamar-2 Bt. Sinamar ROR 13,1 88,9 20 Tanah Datar 5 Masang-2 Bt. Masang ROR 14,5 100 19,7 Agam 6 Tuik Bt. Tuik ROR 3,9 80 6,6 Pessel 7 Lanajan-2 Bt. Lengayang ROR 3,1 80 5,2 Pessel 8 Lubuk-2 Bt. Rokan ROR 4,6 100 6,3 Pasaman 9 Asik Bt. Asik RSV 1,7 28,6 8 Pasaman 10 Lubuk-4U Bt. Lubuk ROR 4,8 59 11 Pasaman 11 Sumpur-1U Bt.Sumpur RSV 2,7 28,5 13 Pasaman 12 Kampar KN-1 Bt. Kampar Kanan RSV 29,4 86 46,5 50 Kota 13 Kampar KN-2 Bt. Kampar Kanan RSV 8,6 53 22 50 Kota 14 Kapur-1 Bt. Kapur RSV 10,6 85 17 50 Kota 15 Mahat-10 Bt. Mahat RSV 12,6 62 27,6 50 Kota 16 Mahat-2U Bt. Mahat RSV 2,2 13,9 21,4 50 Kota 17 Sumpur-K1 Bt. Sumpur RSV 8,1 65,2 16,9 S. Sijunjung 18 Palangki-1 Bt. Palangki RSV 11,8 128,9 12,5 S. Sijunjung 338 No Lokasi DAS Type CAP MW Delta H MW Q m 3sec Kabupaten Kecam atan 19 Palangki-2 Bt. Palangki RSV 17,9 92,6 26,3 S. Sijunjung 20 Sibakur Bt. Sibakur RSV 5,5 48 15,5 S. Sijunjung 21 Sibayang Bt.Sibayang RSV 15 66 39 Agam 22 Sukam Bt. Sukam RSV 19,4 48,9 53,9 S. Sijunjung 23 Kuantan-1 Bt. Kuantan ROR 3,4 10,6 44 S. Sijunjung 24 Batanghari-2 Batanghari RSV 22,2 109,5 27,6 Slk Selatan 25 Batanghari-3 Batanghari RSV 34,8 142,4 33,3 Slk Selatan 26 Batanghari-5 Batanghari ROR 6,7 10,3 89 Slk Selatan 27 Batanghari-6 Batanghari ROR 10,1 13,7 100 Slk Selatan 28 Batanghari-7 Batanghari ROR 6,9 9,4 100 Dhamasraya 29 Fatimah Fatimah ROR 0,8 34,5 3 Pasbar 30 Sikarbau Sikarbau ROR 0,7 30,8 3 Pasbar 31 Balangir Balangir ROR 0,4 30 2 Slk Selatan 32 Landai-1 Bt. Langir ROR 6,8 93,6 9,9 Pessel 33 Sumani Bt. Sumani ROR 0,6 25 3 Solok 34 Guntung Bt. Guntung ROR 0,6 26,2 3 Agam 35 Sungai Putih Bt. Lumpo ROR 1,7 51 4,5 Pessel 36 Kerambil Bt. Bayang Janiah ROR 1,6 80 2,6 Pessel 37 Muaro Sako Bt. Muaro Sako ROR 2,4 60 5,5 Pessel 38 Induring Bt. Jalamu ROR 2,2 67 4,5 Pessel 39 Palangai-3 Bt. Palangai ROR 4,1 80 7 Pessel 40 Kambang-1 Bt. Kambang ROR 5,5 80 9,3 Pessel 41 Kapas-1 Bt. Tumpatih ROR 8,1 80 13,8 Pessel 42 Landai-2 Bt. Air Haji ROR 7,1 80 12 Pessel 43 Sumpur-K2 Bt. Sumpur ROR 4,2 71,9 8 Tanah Datar 44 Law as-1D Bt. Law as RSV 11,2 84,5 18 S. Sijunjung 45 Gumanti-1 Bt. Gumanti ROR 5,9 100 8 Solok 46 Sikiah-1 Bt.Gumanti RSV 30,4 107,4 38,5 Solok 47 Sikiah-2 Bt Sikiah RSV 18 62,7 39 Solok Pengembangan Pembangkit Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2019 dapat dilayani dengan mengembangkan kapasitas pembangkit di sistem Sumatera Barat sendiri dan pengembangan jaringan 275 kV serta 150 kV untuk penguatan kapasitas sistem Sumatera Bagian Tengah. Khusus untuk pengembangan pembangkit di Sumatera Barat akan dibangun proyek pembangkit berkapasitas total 670 MW yang akan terkoneksi ke sistem 150 kV maupun langsung ke sistem 20 kV seperti ditampilkan pada Tabel-3.2 berikut. 339 Tabel-3.2. Pengembangan Pembangkit di Sumatera Barat PROYEK Pemilik JENIS Kap. MW COD STATUS Sumbar Pesisir FTP1 PLN PLTU 112 2012 On Going Sumbar Pesisir FTP1 PLN PLTU 112 2012 On Going G. Talang Swasta PLTP 20 2018 Rencana Muara Laboh FTP2 Swasta PLTP 110 2014 Rencana Muara Laboh FTP2 Swasta PLTP 110 2014 Rencana Sumbar ‐ 1 Swasta PLTU 100 2015 Rencana Sumbar ‐ 1 Swasta PLTU 100 2015 Rencana Mentawai PLN PLTU 3 2012 Rencana Mentawai PLN PLTU 3 2012 Rencana Jumlah 670 Selain itu PLN Wilayah Sumatera Barat juga sedang menjalin kerjasama dengan Pemda maupun swasta untuk mengembangkan pembangkit hidro skala kecil dan menengah seperti terlihat pada Tabel-3.3 berikut. Tabel-3.3. Pengembangan Pembangkit Hidro di Propinsi Sumatera Barat No Nama Proyek Jenis Pemilik Status Sumber dana Tahun Operasi Kapasitas MW 1 Manggani PLTM Swasta On Going swasta 2010 1,116 2 Gumanti PLTM Swasta MoU swasta 2012 5 3 Gumanti PLTM Swasta MoU swasta 2012 5 4 Sinamar PLTM Swasta MoU swasta 2012 5 5 Sinamar PLTM Swasta MoU swasta 2012 5 6 Lubuk Gadang PLTM Swasta MoU swasta 2012 4 7 Guning Tujuh PLTM Swasta MoU swasta 2012 4 8 Guning Tujuh PLTM Swasta MoU swasta 2012 4 9 Tarusan PLTM Swasta MoU swasta 2012 3 10 Bayang PLTM Swasta MoU swasta

2012 3

11 Bayang PLTM Swasta MoU swasta 2012 3 12 Muara Sako PLTM Swasta MoU swasta 2012 2,5 13 Sumpur PLTM Swasta MoU swasta 2012 2 14 Kambahan PLTM Swasta MoU swasta 2012 1,5 15 Fatimah PLTM Swasta MoU swasta 2012 1,4 16 Sikarban PLTM Swasta MoU swasta 2012 1,4 17 Guntung PLTM Swasta MoU swasta 2012 0,644 51,56 Jumlah