PROSES PENYUSUNAN RUPTL DAN PENANGGUNG-JAWABNYA

RUPTL 2010 - 2019 9 Sulawesi Wilayah usaha di Sulawesi dilayani oleh PLN Wilayah Sulawesi Utara-Tengah- Gorontalo dan PLN Wilayah Sulawesi Selatan-Tenggara-Barat. Nusa Tenggara Pelayanan kelistrikan di kepulauan Nusa Tenggara dilaksanakan oleh PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat dan PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur. Maluku dan Maluku Utara serta Papua Wilayah usaha di provinsi Maluku dan Maluku Utara serta provinsi Papua dan provinsi Papua Barat dilayani oleh PLN Wilayah Maluku Maluku Utara, dan PLN Wilayah Papua. Wilayah Operasi Jawa-Bali Wilayah usaha di Jawa dan Bali dilayani oleh PLN Distribusi Jawa Barat Banten, PLN Distribusi DKI Jakarta Tangerang, PLN Distribusi Jawa Tengah DI Yogyakarta, PLN Distribusi Jawa Timur, PLN Distribusi Bali, PLN Pembangkitan Tanjung Jati B, PLN Pembangkitan Muara Tawar, PLN Pembangkitan PLTGU Cilegon, PLN Pembangkitan Cilegon, PLN Pembangkitan Lontar, PLN Pembangkitan Indramayu dan PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali. Selain itu terdapat perusahaan-perusahaan pembangkitan, yaitu PT Indonesia Power, PT PJB dan listrik swasta IPP. Peta wilayah usaha PLN diperlihatkan pada Gambar 1.2. 10 RUPTL 2010 - 2019 Gambar 1.2 Peta Wilayah Usaha PT PLN Persero

1.7 SISTEMATIKA DOKUMEN RUPTL

Dokumen RUPTL ini disusun dengan sistematika sebagai berikut. Bab I menjelaskan latar belakang, landasan hukum, visi dan misi perusahaan, tujuan dan sasaran, dan sistematika dokumen. Bab II menjelaskan kebijakan umum pengembangan sarana yang meliputi kebijakan-kebijakan pengembangan sistem. Bab III menjelaskan kondisi kelistrikan saat ini. Bab IV menjelaskan rencana penyediaan tenaga listrik, meliputi kriteria dan kebijakan perencanaan, asumsi dasar, prakiraan kebutuhan listrik dan rencana pengembangan pembangkit, transmisi dan distribusi, serta neraca energi dan kebutuhan bahan bakar. Bab V menjelaskan kebutuhan investasi. Bab VI menjelaskan ketersediaan energi primer. Bab VII menjelaskan analisis risiko dan langkah mitigasinya. Bab VIII memberikan kesimpulan. Selanjutnya rencana pengembangan sistem yang rinci diberikan dalam Lampiran yang menjelaskan rencana kelistrikan setiap propinsi dan setiap sistem kelistrikan. RUPTL 2010 - 2019 11

BAB II KEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN SARANA

Pengembangan sarana kelistrikan dalam RUPTL 2010 - 2019 ini dibuat dengan memperhatikan kebijakan perusahaan dalam merencanakan pertumbuhan penjualan, pengembangan pembangkit, transmisi dan distribusi. Bab II ini menjelaskan kebijakan dimaksud.

2.1 KEBIJAKAN PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN BEBAN

Pada tahun-tahun dimana kemampuan PLN dalam menyediakan listrik masih terbatas, pertumbuhan penjualan yang dapat dilayani dibatasi oleh sarana penyediaan tenaga listrik yang ada. Pada tahun-tahun berikutnya dimana penambahan kapasitas pembangkit dan transmisi diharapkan telah selesai 1 dan reserve margin telah mencukupi, maka penjualan akan dipacu untuk mengoptimalkan pemanfaatan pembangkit yang ada, sekaligus untuk memperoleh revenue yang diperlukan untuk debt repayment dan pembayaran kepada listrik swasta. Untuk mengantisipasi terjadinya kelebihan pasokan pada sistem kelistrikan tertentu yang reserve marginnya direncanakan sangat besar, PLN akan memonitor implementasi proyek pembangkit dari tahun ke tahun, dan apabila progres fisik proyek berjalan baik, maka PLN akan mengimbanginya dengan pemasaran listrik yang agresif untuk menyeimbangkan penjualan dengan pasokan, dan menunda proyek-proyek pembangkitan berikutnya. RUPTL ini juga disusun untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dengan menyambung konsumen residensial baru dalam jumlah yang cukup tinggi setiap tahun. Kebijakan lain yang dianut dalam RUPTL 2010-2019 ini adalah belum diperhitungkannya dampak program demand side management DSM dan program energy efficiency dalam membuat prakiraan demand hingga lima 1 Proyek-proyek percepatan pembangkit tahap 1 dan 2, proyek pembangkit PLN dan IPP lainnya