281 Untuk penyediaan listrik jangka panjang dan sekaligus memperbaiki biaya pokok
penyediaan listrik di sistem kecil isolated akan dibangun PLTU skala kecil di Tapak Tuan 2x7 MW, Sinabang 2x3 MW, Singkil 2x3 MW, dan Sabang 2x4 MW.
Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk GI Pengembangan Gardu Induk
P P
e e
m m
b b
a a
n n
g g
u u
n n
a a
n n GI baru untuk mengevakuasi energi listrik dari Pembangkit Skala
besar dan dari hasil perkiraan pertumbuhan dan Capacity Balance per Gardu Induk, maka kebutuhan penambahan kapasitas trafo GI di PLN Wilayah Aceh tahun 2010
sd 2019 untuk pembangunan GI baru adalah sebesar 850 MVA dan GI uprating adalah sebesar 110 MVA.
Tabel-3.2, Pengembangan Gardu Induk
No Lokasi
Sumber Dana COD
Kapasitas MVA
Kebutuhan Dana M USD
Keterangan 1
Banda Aceh BRR
2010 30
1.4 On Going
2 Sigli
APBN 2011
30 1.4
Uprating 20 MVA 3
Banda Aceh APBN
2011 60
2.1 Uprating 30 MVA
4 Subulussalam
APBNAPLN 2011
30 2.6
5 Kuta Cane
APBNAPLN 2011
30 2.6
6 Meulaboh
APBNAPLN 2011
60 5.2
7 Jantho
APBNAPLN 2012
30 2.6
8 Panton Labu
APBNAPLN 2012
30 2.6
9 Blang Pidie
APBNAPLN 2012
20 3.6
10 Tapak Tuan
APBNAPLN 2012
20 2.4
11 Cot Trueng
APBNAPLN 2012
20 2.4
12 Takengon
JBIC 2013
30 2.6
13 Samalanga
APBNAPLN 2013
20 2.4
14 Krueng Raya
APBNAPLN 2014
30 2.6
15 Blangkejeren
APBNAPLN 2014
20 2.4
16 Lhokseumawe
APBNAPLN 2014
60 2.1
17 Banda Aceh
APBNAPLN 2015
60 2.1
Uprating 30 MVA 18
Meulaboh APBNAPLN
2015 30
1.4 19
Blang Pidie APBNAPLN
2016 20
1.1 20
Sigli APBNAPLN
2017 30
1.4 21
Idi APBNAPLN
2018 30
1.4
22 Sabulussalam
APBNAPLN 2018
30 1.4
23 Cot Trueng
APBNAPLN 2019
20 1.1
24 Kuta Cane
APBNAPLN 2019
30 1.4
25 Banda Aceh
APBNAPLN 2019
60 2.1
Uprating 30 MVA 26
Krueng Raya APBNAPLN
2019 20
1.1 850
55.64 Jumlah
282
Pengembangan Transmisi
Rencana pembangunan transmisi 150 kV sampai dengan tahun 2019 berjumlah 1688 kms dengan kebutuhan dana sekitar US153.2 juta seperti yang ditampilkan
dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Pembangunan Transmisi
No Dari
Ke Jenis Konduktor
Panjang kms
COD Biaya M
USD 1 Sidikalang
Subulussalam 2 cct, 1 HAWK
111 2011
6.2 2 Brastagi
Kuta Cane 2 cct, 1 HAWK
356 2011
19.7 3 Sigli
Meulaboh 2 cct, 2 Zebra
333 2011
75.0 4 Meulaboh
PLTU Meulaboh 2 cct, 1 HAWK
60 2011
3.3 5 PLTA Peusangan-1
Takengon 2 cct, 2 HAWK
22 2011
1.7 6 PLTA Peusangan-1
PLTA Peusangan-2 2 cct, 2 HAWK
14 2011
1.1 7 Bireun
PLTA Peusangan-2 2 cct, 2 HAWK
114 2011
8.7 8 Jantho
Incomer Sigli - Banda Aceh 2 cct, 2 HAWK
1 2012
0.1 9 Panton Labu
Incomer Idi - Lhokseumawe 2 cct, 2 HAWK
1 2012
0.1 10 Meulaboh
Blang Pidie 2 cct, 2 HAWK
190 2012
10.5 11 Blang Pidie
Tapak Tuan 2 cct, 2 HAWK
130 2012
7.2 12 Cot Trueng
Incomer Bireun - Lhokseumawe 2 cct, 2 HAWK 6
2012 0.3
13 Samalanga Incomer Bireun - Sigli
2 cct, 2 HAWK 4
2013 0.2
14 Banda Aceh Krueng Raya
2 cct, 2 HAWK 90
2014 5.0
15 PLTA Peusangan-2 Blangkejeren
2 cct, 2 HAWK 174
2014 9.6
16 PLTP Seulawah 2 Pi Incomer Sigli - Banda Aceh 4 cct, 1 HAWK
32 2014
1.8 17 Kuta Cane
Lawe Mamas cct, 1 HAWK
50 2016
2.8 1,688
- 153.2
Jumlah
Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tersebut di point 2.2 di atas, diperlukan tambahan pelanggan baru 511.633 pelanggan atau rata-rata 51.000 pelanggan setiap tahunnya.
Selaras dengan penambahan pelanggan, diperlukan pembangunan Jaringan Tegangan Menengah JTM 4.890 kms, Jaringan Tegangan Rendah JTR sekitar
5.390 kms dan tambahan kapasitas Trafo distribusi sekitar 231 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel 3.4 berikut.
283
Tabel 3.4. Rincian Pengembangan Distribusi
Tahun JTM kms JTR kms
Trafo MVA
Pelanggan 2009
143 156
12 65.000 2010
380 420
18 39.804
2011 440
480 21
45.695 2012
460 500
22 47.810
2013 480
530 23
50.023 2014
500 550
24 52.340
2015 520
580 25
54.764 2016
500 550
23 52.105
2017 520
570 24
54.300 2018
540 600
25 56.588
2019 550
610 26
58.205 2010 -1019
4.890 5.390
231 511.633
A3.4. PENGEMBANGAN PULAU WEH – SABANG
Sabang merupakan merupakan kawasan istimewa karena berada pada jalur lalu lintas pelayaran dan penerbangan internasional, sehingga menjadi pintu gerbang
arus masuk investasi, barangjasa dari dalam dan luar negeri. Pemerintah Aceh telah menetapkannya sebagai kawasan industri yang akan menjadi pusat dalam
memajukan ekonomi Aceh.
Kondisi Geografis dan Rencana Pengembangan
Luas wilayah kawasan Sabang adalah 39.375 ha dengan batasan wilayah sebelah utara dengan Teluk Benggala, sebelah selatan dengan Samudera Hindia, sebelah
timur dengan Selat Malaka dan sebelah Barat dengan Samudera Hindia. Letak geografis Sabang sangat strategis bila ditinjau dari kepentingan nasional,
karena Sabang merupakan titik paling barat dari NKRI yang berbatasan dengan negara-negara Asia selatan, sehingga posisi Sabang dapat berfungsi sebagai pintu
masuk bagi aktivitas perdagangan internasional di Indonesia bagian barat. Untuk memajukan Sabang, telah dibentuk BPKS Badan Pengusahaan Kawasan
Sabang dengan harapan dapat menjadi fasilitator dalam pengembangan ekonomi baik skala provinsi, nasional, regional dan international.
284 Untuk mempercepat pengembangan Sabang, penyediaan tenaga yang memadai dan
handal sangatlah diperlukan. Disamping itu pulau yang eksotis ini juga akan dikembangkan menjadi kawasan
wisata bahari provinsi Aceh.
Kondisi Kelistrikan dan Potensi Energi
Pasokan tenaga listrik saat ini di supply dari PLTD HSD milik PLN dan genset sewa dengan daya mampu 4,2 MW dan beban Puncak 2,8 MW.
Potensi energi panas bumi di Sabang diperkirakan sebesar 70 MW, namun yang akan dikembangkan oleh Pemko Sabang saat ini sebesar 2 x 5 MW yang diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2013 dan 2017.
Rencana Kelistrikan Sabang
Dalam rangka mendukung pengembangan kawasan Sabang oleh Pemerintah Aceh, PLN mendorong pembangunan PLTP Jaboi 2 x 5 MW oleh IPP dan siap untuk
membeli dengan harga yang wajar. Disamping itu untuk menjaga kemungkinan kemunduran beroperasinya PLTP Jaboi,
PLN juga membuka peluang pembangunan PLTU Batubara 2x4 MW oleh investor dalam skema IPP.
A3.5. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi adalah seperti tersebut dalam Tabel 5.1
285
Tabel 5.1 Rangkuman
Sales Energy
GWh Produksi
Energy GWh
Beban Puncak
MW Pembangkit
MW Gardu Induk
MVA Transmisi
Line150 KV kms
Distribusi Line 20 KV
kms 2009
1,315 1,527
272 4
30 -
143 38.5
2010 1,470
1,591 293
81 30
- 380
77.0 2011
1,595 1,721
315 42
210 1,010
440 164.0
2012 1,732
1,870 340
178 120
328 460
478.0 2013
1,906 2,060
372 49
50 4
480 141.9
2014 2,137
2,313 416
101 110
296 500
277.0 2015
2,406 2,607
466 80
90 -
520 330.4
2016 2,686
2,911 518
200 20
50 500
25.7 2017
2,971 3,224
572 205
30 -
520 34.1
2018 3,263
3,544 625
- 60
- 540
26.4 2019
3,541 3,893
684 -
100 -
550 29.9
940 850
1,688 5,033
1,623 Jumlah
Proyeksi Kebutuhan Pembangunan Fasilitas Kelistrikan
Tahun Investasi
M USD
Investasi sudah termasuk pengembangan distribusi sekitar USD 241,2 miliar Asumsi yang digunakan adalah PLTA = 2.400 M USD MW, PLTP = 2.000 M USD MW dan
SFC PLTD 0,275 literkWh
286
LAMPIRAN A.4 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN Persero
DI PROVINSI SUMATERA UTARA
A4.2. KONDISI SAAT INI
Sistem kelistrikan di Provinsi Sumatera Utara dipasok dengan menggunakan sistim Transmisi 150 kV tidak termasuk Pulau Nias Gunung Sitoli dan teluk dalam serta
Pulau Tello dan Pulau Sembilan yang beroperasi secara isolated. Saat ini beban puncak sekitar 1235 MW dan dipasok oleh pembangkit-pembangkit PLTGUPLTU
Belawan, PLTU Labuhan Angin, PLTD Sektor medan, PLTA Sipansihaporas 85 MW dan PLTA Renun 50 MW. Pada saat beban puncak diperoleh tambahan pasokan
listrik dari PLTA Inalum sekitar 45 sd 65 MW yang memasok langsung sistem transmisi 150 kV, namun pada siang hari PLN memasok Inalum sekitar 15 MW.
Selisihnya dibayar ke PT Inalum sesuai kontrak kesepakatan. seperti ditunjukkan pada Gambar-1.
Disamping sumber energi di atas, ada beberapa PLTMH yang memasok listrik langsung ke sistim distribusi 20kV dan IPP PLTP Sibayak sebesar 10 MW.
Sehubungan dengan kurangnya pasokan listrik di sumatera Utara sebagai akibat dari tidak adanya penambahan pembangkit, maka pada saat beban puncak diberlakukan
pemadaman bergilir. Untuk menaggulang pemadaman yang berkepanjangan, PLN Wilayah Sumatera Utara melakukan demand side manajemen dengan cara
mengurangi laju pertumbuhan beban, yaitu membuat kuota pembatasan jumlah sambung baru. Kondisi ini menimbulkan efek negatif terhadap PLN, pemerintah
daerah dan masyarakat sendiri. Di sisi PLN akan mengakibatkan meningkatnya penyambungan illegal sehingga
mengakibatkan kenaikan susut, sedang di sisi Pemerintah daerah akan memperlambat laju pertumbuhan perekonomian. Di sisi lain, masyarakat merasa
terganggu dalam beraktifitas karena adanya pembatasan penggunaan listrik dan pemadaman bergilir.
287
PT PLN Persero P3BS UPB SUMBAGUT
PAYA PASIR
S
31,5 MVA
LB
PS
2
60 MVA PL
GG 30 MVA
TC PP
60 MVA
PY MA
60 MVA 60MVA
1
87.5 MVA
30 MVA 30MVA
60 MVA 60 MVA
60MVA 60MVA
60 MVA
60 MVA 30 MVA
3 2
1 2
1
20 MVA 30MVA
31,5 MVA
GSAKTI GSIND
BUSTIE
ALSTHOM WESCAN 3.4. 1.2
1
S
1 3 I
II I
II
PAYA GELI A
B
A1 A6
A5 A4
A3 A2
B1 B6
B5 B4
B3 B2
AB1 AB3
AB2
I II
BINJAI
P.BRANDAN
LANGSA
TLCUT
I II
GLUGUR
JBE AEG
2 x 16MVA
D TITI KUNING
SEI ROTAN
BRASTAGI
SIDIKALANG
TELE
P.SIDEMPUAN SIBOLGA
GU PG
MABAR K I M
KISARAN P.SIANTAR
PORSEA KUALA TANJUNG
DENAI
1 2 1 3
1 2
2 1
1 2 2
2 1
1 2
2 1
SD U 1
U 4 U 3
U 2
B E L A W A N BLWCC
BLWTU
KMBIH 12 BTGDS 12
RAISN 12
TT TK
8
8 NR
BT BT
GT.22 GT.21
GT.11 GT.12
ST.10 ST.20
PS
A7 B7
AB7 A12
A11 A10
A9 A8
AB12 AB11
AB10 AB9
AB8 B12
B11 B10
B9 B8
1 2
60 MVA
PA
BUSTIE 1
S
II I
II I
31.5 MVA
1 2 3
60 MVA
SR ST
SN RN
RB TM
PU
TAMORA
INALUM
I II
I II
I II
I II
I II
I II
30 MVA
1 2
31.5 MVA
RP
R.PRAPAT
3 1
RP RT
2 1
2 1
BG BN
1 2
B A
SB SB
1 4
4 PD
PD PO
PM PS
TONDHN M
10 MVA
GPARA
GP
PS PS
60MVA
60MVA
KI KI
2 1
2 X 40MVA
NRMBE
S S
ENTERPRISE 1.2.3.4.5.6
SINGLE LINE DIAGRAM SISTEM SUMUT-ACEH
TL
BOHO M
2 LS
S S
S LBHAN
KN 31.5 MVA
6
LHTMA
LM
30 MVA 20MVA
60 MVA
10 MVA 30 MVA
60 MVA
10MVA 20MVA
BUSTIE 2 KS
1 2 30 MVA
10 MVA
SINDAH
P
II I
Normally Close Normally open
I II
ID
GIDIE
30 MVA 1 2
10 MVA
30 MVA
PB PK
2 1 LW LW
30 MVA 30 MVA
LSMWE CTRNG
Cap. 1 2,5 MX
Cap. 2 2,5 MX
PBUNG
I II
I II
SC
1 2
I II
30MVA
1 2
DA
GT AEK KANOPAN
20 MVA AK
10MVA GUNUNG TUA
1 2
2 1
4
1 2
1 2 I
II RENUN
TEBING TINGGI
TARUTUNG TR
AEKSL SBDNG
M
2 x
10 MV
A SIPAN
2 1
2 x 10 MVA
2
2 x 1
MV A
1 2
1 2 60
MVA 60
MVA I
II
TC
BIRUN SIGLI
30 MVA 10 MVA
10 MVA
BACEH
30 MVA 30 MVA
1 2
1 2
1 2
2 1
1 2
2 1
1 1
1 1
2 2
2 2
1 2
1 2 1
2
TI TN
LK BAGAN BATU
3
60 MVA
1
2 X 40MVA
IBT-1 IBT-2
275 kV
II I
GIS LISTRIK
Gambar-1. Diagram satu garis Transmisi 150 kV Sistim Sumatera Utara –Aceh
Total GI di Sumatera Utara adalah 32 buah dengan kapasitas Trafo 2146,5 MVA Lay out jaringan transmisi sistim Sumatera Utara dapat dilihat pada gambar-2, dimana
ada beberapa daerah pelayanan listrik yang panjangnya sampai 200 Km dari gardu induk, sehingga tegangan operasi pada sisi tegangan rendah pada pelanggan hanya
90 volt daerah Penyabungan yang dipasok dari GI Padang Sidempuan. GI Ranto Prapat penyulang RA1, yang memasok listrik ke daerah Ranting Labuhan Bilik
Cabang Ranto Prapat, masih terhubung dengan kantor jaga Panipahan Cabang Dumai Wilayah Pekan Baru dan Kepulauan Riau dengan panjang jaringan SUTM
sampai 200 kms. Sehingga perlu mendapat perhatian khusus sebagai prioritas dalam perencanaan pengembangan transmisi.
288 Khusus kota Medan dimana terdapat hampir 60 demand dari total beban Wilayah
Sumatera Utara dan tingkat pertumbuhan bebang masih tinggi dengan adanya pembangunan KIM 2 kawasan Industri Medan tahap dua perlu penambahan GI
guna mengatasi beban GI yang sudah mengalami kejenuhan seperti GI Titi Kuning, GI KIM.
2
Gambar-2 Peta jaringan transmisi Sumatera Utara
PLN Wilayah Sumatera Utara mengalami pertumbuhan penjualan tenaga listrik sejalan dengan pertumbuhan perekonomian propinsi Sumatera Utara yang
berkembang secara positif. Namun dalam sektor penyediaan tenaga listrik pembangkitan mengalami penurunan daya mampu derating capacity karena usia
pembangkitan yang semakin tua dan penambahan kapasitas pembangkit boleh dikatankan sangat kecil. Secara lebih rinci, Kapasitas masing masing unit pembangkit
dapat dilihat pada tabel-1.1 dan tabel-1.2 berikut.
289
Tabel-1.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang di Sumatera Utara Sistim Interkoneksi
JENIS JENIS DAYA
DAYA PEMBANGKIT
BAHAN BAKAR PEMILIK
TERPASANG MAMPU
MW MW
SEKTOR BELAWAN 1. PLTU BELAWAN
PLTU MFO DAN GAS
KIT SBU 260.000
198.000 2. PLTGU BELAWAN
PLTGU HSD DAN GAS
KIT SBU 817.880
741.000 1.110.880
939.000 1. PLTG PAYA PASIR
PLTG HSD DAN GAS
KIT SBU 111.942
47.000 2. PLTG GLUGUR
PLTG HSD DAN GAS
KIT SBU 44.510
11.000 3. PLTD TITI KUNING
PLTD HSD
KIT SBU 24.846
14.000 181.298
72.000 SEKTOR PANDAN
1. PLTM TERSEBAR PLTM
KIT SBU 7.500
5995 2. PLTA SIPANSIHAPORAS
PLTA KIT SBU
50.000 17000
3. PLTA RENUN PLTA
KIT SBU 82.000
82000 143.641
114825 1.672.210
1.272.925 IPP
PLTP SIBAYAK PLTP
GAS ALAM DIZAMATRA
13 10
PLTP SIBAYAK PLTP
GAS ALAM PERTAMINA
PLTA ASAHAN 2MW PLTA
INALUM 2
2 PLTA ASAHAN 90MW
PLTA INALUM
90 90
PLTA ASAHAN 1 PLTA
SWASTA 180
PLTMH SIMONNGO PLTM
MPM 7,5
PLTMH PARLUASAN PLTM
INPOLA 4,2
PLTMH HUTA RAJA PLTM
HUMBAHAS 5
TAHAP KONSTRUKSI
GABUNGAN PANDAN GABUNGAN KIT SBU
SEKTOR PUSAT LISTRIK
GABUNGAN BELAWAN SEKTOR MEDAN
GABUNGAN MEDAN
Dengan beroperasinya PLTU Labuhan Angin 2x115 MW dan PLTA Asahan I 180 MW, maka provinsi Sumut dapat mengekspor daya ke provinsi NAD sebesar ± 170
MW dan ke provinsi Riau sebesar ± 60 MW Sedangkan pembangkit PLTD isolated yang beroperasi di Gunung Sitoli ,Teluk
dalam Pulau Nias, Pulau Sembilan Kabupaten Langkat dan Pulau Tello Kabupaten Nias Selatan seperti pada tabel-1.2.
290
Tabel-1.2. Kapasitas Pembangkit Terpasang di Sumatera Utara Isolated
JENIS JENIS
DAYA DAYA
PEMBANGKIT BAHAN BAKAR
Pemilik
TERPASANG MAMPU
KW KW
1. PLTD GUNUNG SITOLI PLTD
HSD PLN WIL SUMUT
12.178,00 7.750,00
2. PLTD TELUK DALAM PLTD
HSD 3.386,00
2.080,00 3. PLTD SEWA
PLTD HSD
6,00 4,80
4. PLTD PULAU TELLO PLTD
HSD 0,50
0,30 5. PLTD PULAU SEMBILAN
PLTD HSD
0,20 0,14
PUSAT LISTRIK
A4.3. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK
Dari data statistik dan tata ruang pemerintahan daerah, proyeksi kebutuhan listrik untuk 10 tahun kedepan adalah sebagai berikut:
- Sektor Komersial dan Industri, Dengan diberlakukannya sistim perdagangan bebas, dimana merupakan salah satu pintu gerbang Export Import daerah Asia
Tenggara karena jarak yang tidak terlalu jauh dari Singapura dan Malaysia, dan lahan area untuk pengembangan usaha masih mencukupi sehingga
diprediksikan perkembangan penanaman modal oleh onvestor dalam dan luar negeri berkembang pesat.
- Sektor Perumahan, sejalan dengan perkembangan usaha, maka perkembangan perumahan diprediksikan juga akan mengalami pertumbuhan yang lebih besar
dari tahun sebelumnya. - Sarana dan Prasarana seperti Pelabuhan laut dan Udara, Pada saat ini telah
dibangun pelabuhan udara Kuala Namu bertaraf internasional yang direncanakan selesai tahun 2011, membutuhkan pasokan energi listrik sekitar 20 MW, dengan
adanya pengembangan kota juga akan mengakibatkan pertambahan energi listrik di sektor publik .
Dari Data perkembangan masing masing sektor, maka dalam pembuatan forcast energi listrik 10 tahun kedepan menggunakan asumsi sebagai berikut.
a. Asumsi
9 Pertumbuhan ekonomi di asumsikan rata-rata sebesar 5,95 per tahun dan tidak dipengaruhi oleh gejolak yang bersifat jangka pendek seperti krisis
finansial global.
291 9 Pertumbuhan penduduk diproyeksikan 1,7 pertahun
9 Susut distribusi ditargetkan turun menjadi 7,26 pada tahun 2010, dan diharapkan angka pencapaian konstan pada tahun tahun berikut.
9 Rasio elektrifikasi akan mencapai 100 pada tahun 2020 9 Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata
sebesar 1,49. 9 Forcast Energi listrik isolated, Nias dan pulau pulau lain akan dibuat tersendiri.
b. Proyeksi Kebutuhan Listrik Sumatera Utara 2010-2019
Dari realisasi pengusahaan lima tahun sebelumnya dan dengan menggunakan asumsi tersebut diatas, kebutuhan listrik dihitung dengan software DKL 3.01,
diperoleh proyeksi kebutuhan listrik 2010 – 2019, seperti pada tabel-2.1.
Tabel-2.1. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Tahun Energy
Sales GWH
Energi produksi GWH
Beban puncak MW
u Jumlah
pelanggan delta pel
2010 6,781.871
7,473.959 1,293
2,593,814 116,097
2011 7,410.649
8,157.913 1,433
2,719,387 125,573
2012 8,093.459
8,884.148 1,567
2,844,503 125,116
2013 8,834.824
9,676.696 1,713
2,968,575 124,071
2014 9,638.180
10,533.530 1,859
3,090,826 122,251
2015 10,502.355
11,452.949 2,012
3,199,976 109,150
2016 11,488.736
12,501.345 2,189
3,321,068 121,092
2017 12,568.039
13,646.080 2,382
3,447,075 126,007
2018 13,749.317
14,896.335 2,593
3,578,219 131,144
2019 15,042.251
16,261.892 2,821
3,714,735 136,516
2020 16,451.173
17,746.680 3,070
3,849,430 134,695
Grouth 8.5
8.3 7.9
3.9
A4.4. PENGEMBANGAN SARANA KELISTRIKAN
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi, GI dan distribusi sebagai berikut.
Pembangkit. Potensi Energi Primer
Sumber energi primer berupa energi terbarukan yang tersedia di Sumatera Utara untuk membangkitkan energi listrik sangat besar, mulai dari Air, Uap dan Gas Alam
292 sehingga secara bertahap, pembangkit - pembangkit yang masih menggunakan
BBM akan berkurang. Tabel-3.1 berikut adalah potensi energi terbarukan :
Tabel-3.1. Daftar Pembangkit potensial dengan energi terbarukan
NO URAIAN
KAPASI TAS
MW LOKASI
PENGEMBANG STATUS
1 PLTA Silau-2 2x3,75
Hatonduhan-Simalungun PT Bersaudara Simalungun
Energi PPA
2
PLTM Lau Gunung 10
Tanah Pinem - Dairi PT Inpola Meka Energi
Proses Negosiasi di PLN Pusat 3 PLTM Lae Ordi
10 Salak- Pakpak Barat
PT Phakpak Bumi energi Proses Negosiasi di PLN Pusat
4 PLTM Karai-1 7,5
Silau Kahean- Simalungun PT Bersaudara
Proses Negosiasi di PLN Pusat 5 PLTM Karai-7
5,65 Silau Kahean- Simalungun
PT Bersaudara Proses Negosiasi di PLN Pusat
6 PLTM Karai-12 5
Silau Kahean- Simalungun PT Bersaudara
Proses Negosiasi di PLN Pusat 7 PLTM Karai-13
8 Silau Kahean- Simalungun
PT Bersaudara Proses Negosiasi di PLN Pusat
8 PLTA Lae Ordi II 10
Pakpak Barat PT Bakara Bumi Energi
Proses Negosiasi di PLN Pusat 9 PLTM Batang Toru
5 Pahae Julu- Tap Utara
PT Bumi Lestari Energi Proses Negosiasi di PLN Pusat
10 PLTA Tara Bintang 10
Tarabintang - Humbahas PT Subur Sari Lastderich
Proses Negosiasi di PLN Pusat 11 PLTA Pakkat
10 Pakkat- Humbahas
PT Energi Sakti Sentosa Proses Negosiasi di PLN Pusat
12 PLTMG Brandan 30
Brandan - Langkat PT Navigat Artho Ageng
Medan Power MOU
13 PLTBiomas Besitang 10
Besitang - Langkat PT Besitang Bio Energi
Proses Negosiasi di PLN Pusat 14 PLTM Rahu-1
9,2 Parlilitan - Humbahas
PT Asri Power MOU
15 PLTM Rahu-2 8,5
Parlilitan - Humbahas PT Asri Power
MOU 16 PLTP sarulla
220 Sarulla
17 PLTA Asahan 3 174
Porsea 18
JUMLAH 532,85
Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sumatera Utara hingga tahun 2019 sebagaimana digambarkan pada tabel-2.1, maka diperlukan pembangunan
penambahan pembangkit secara bertahap, sebagaimana yang telah diprogramkan seperti tabel-3.2 berikut:
293
Tabel-3.2. Pengembangan Pembangkit di Sumatera Utara
No Pembangkit
Pemilik Kapasitas MW
1 PLTA Asahan 3 FTP 2
PLN 174
2 PLTG New Sumut 1
PLN 100
3 PLTG New Sumut 2-4
PLN 300
4 PLTG New Sumut 5
PLN 100
5 PLTG New Sumut 6-8
PLN 300
6 PLTU Nias 1-3 FTP 2
IPP 21
7 PLTU Pangk. Susu FTP1
PLN 440
8 PLTU Pangk. Susu FTP2
PLN 200
9 PLTU Pangk. Susu FTP2
PLN 200
10 PLTG Task Force
PLN 105
11 PLTA Asahan 1
IPP 180
12 PLTA Asahan 4-5
IPP 60
13 PLTM Hutaraja
IPP 5
14 PLTM Karai 1
IPP 10
15 PLTM Karai 2
IPP 6
16 PLTM Karai 7
IPP 7
17 PLTM Pakat
IPP 10
18 PLTM Parlilitan
IPP 8
19 PLTM Parluasan
IPP 4
20 PLTP Pusuk Bukit 1
IPP 55
21 PLTP Pusuk Bukit 2
IPP 55
22 PLTP Sarulla I 1-2FTP 2
IPP 220
23 PLTP Sarulla I 3FTP 2
IPP 110
24 PLTP Sarulla II FTP 2
IPP 110
25 PLTM Silau
IPP 8
26 PLTP Sipaholon
IPP 55
27 PLTP Sorik Merapi FTP 2
IPP 55
28 PLTU Sumut 2
IPP 225
29 PLTM Tara Bintan
IPP 10
30 PLTA Wampu
IPP 45
Jumlah MW 3004
294
Transmisi dan Gardu Induk GI Pengembangan Transmisi
Saat ini sistim transmisi Sumatera telah ter-interkoneksi, mulai dari Aceh sampai Lampung. Namun masih banyak daerah yang memerlukan saluran transmisi
tambahan guna memperkuat sistim yang telah ada single feeder disamping sebagai penghubung gardu Induk baru.
Sampai dengan tahun 2019 diperlukan pengembangan Transmisi sepanjang 2.360 kms guna mendukung program penyaluran dan target target yang telah ditetapkan
yaitu, untuk mengurangi jatuh tegangan akibat SUTM yang terlalu panjang, menurunkan losses dan meningkatkan keandalan sistim, serta saluran transmisi
antar GI yang baru untuk mengatasi GI yang sudah mengalami kejenuhan Kapasitas maksimum 3 x 60 MW.
Rencana pembangunan transmisi di provinsi Sumut seperti pada tabel-3.3.
Tabel-3.3. Tabel rencana pembangunan Transmisi
No. Dari
Ke Tegangan
kms Biaya
M USD
COD 1
Porsea Simangkok
150 kV
2 cct, 2 HAWK
10 0,8
2010 2
Tanjung Marowa
Kuala Namu
150 kV
2 cct, 2 HAWK
34 2,6
2011 3
Dolok Sanggul
Incomer Tele‐Tarutung
150 kV
2 cct, 1 HAWK
14 0,8
2011 4
Galang Namurambe
150 kV
2 cct, 2 Zebra
80 7,9
2011 5
Galang Tanjung
Marowa 150
kV 2 cct,
2 Zebra 20
2,0 2011
6 Padang
Sidempuan Panyabungan
150 kV
2 cct, 1 HAWK
140 7,8
2013 7
Namurambe Pancor
Batu 150
kV 2 cct,
1 HAWK 30
1,7 2013
8 Simangkok
PLTA Asahan III FTP 2
150 kV
2 cct, 2 HAWK
22 1,7
2013 9
Pangkalan Susu 34 FTP 2 Pangkalan Brandan
150 kV
2 cct, 2 HAWK
22 1,7
2013 10
Lamhotma Belawan
150 kV
1 2nd cct, 1 HAWK
6 0,5
2013 11
Tanjung Pura
Incomer P.Brandan‐Binjai
150 kV
2 cct, 1 HAWK
30 1,7
2015 12
PLTA Wampu
Brastagi 150
kV 2 cct,
1 HAWK 80
4,4 2016
13 Teluk
Dalam Gunung
Sitoli 70
kV 2 cct,
1 HAWK 220
12,2 2012
14 Panyabungan
PLTP Sorik Merapi FTP 2
150 kV
2 cct, 1 HAWK
46 2,5
2014 15
Tarutung PLTP
Pusuk Bukit 150
kV 2 cct,
2 HAWK 60
3,3 2018
16 PLTA
Asahan 1 Simangkok
275 kV
2 cct, 2 Zebra
16 3,6
2010 17
Tele Pangururan
150 kV
2 cct, 1 HAWK
50 3,8
2012 18
Simangkok Galang
275 kV
2 cct, 2 Zebra
318 71,6
2011 19
Galang Binjai
275 kV
2 cct, 2 Zebra
160 36,0
2011 20
Pangkalan Susu
Binjai 275
kV 2 cct,
2 Zebra 160
36,0 2011
21 PLTP
Sarulla FTP 2 Simangkok
275 kV
2 cct, 2 Zebra
194 43,7
2013 22
Padang Sidempuam
PLTP Sarulla FTP 2
275 kV
2 cct, 2 Zebra
138 31,1
2013 23
Rantau Prapat
Tebing Tinggi
500 kV
2 cct, 4 Dove
400 123,6
2018 24
Tebing Tinggi
Belawan 500
kV 2 cct,
4 Dove 160
49,4 2018
Jumlah 2.360
446,3 Conductor