Asumsi Proyeksi Kebutuhan Listrik Propinsi Aceh 2010-2019

281 Untuk penyediaan listrik jangka panjang dan sekaligus memperbaiki biaya pokok penyediaan listrik di sistem kecil isolated akan dibangun PLTU skala kecil di Tapak Tuan 2x7 MW, Sinabang 2x3 MW, Singkil 2x3 MW, dan Sabang 2x4 MW. Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk GI Pengembangan Gardu Induk P P e e m m b b a a n n g g u u n n a a n n GI baru untuk mengevakuasi energi listrik dari Pembangkit Skala besar dan dari hasil perkiraan pertumbuhan dan Capacity Balance per Gardu Induk, maka kebutuhan penambahan kapasitas trafo GI di PLN Wilayah Aceh tahun 2010 sd 2019 untuk pembangunan GI baru adalah sebesar 850 MVA dan GI uprating adalah sebesar 110 MVA. Tabel-3.2, Pengembangan Gardu Induk No Lokasi Sumber Dana COD Kapasitas MVA Kebutuhan Dana M USD Keterangan 1 Banda Aceh BRR 2010 30 1.4 On Going 2 Sigli APBN 2011 30 1.4 Uprating 20 MVA 3 Banda Aceh APBN 2011 60 2.1 Uprating 30 MVA 4 Subulussalam APBNAPLN 2011 30 2.6 5 Kuta Cane APBNAPLN 2011 30 2.6 6 Meulaboh APBNAPLN 2011 60 5.2 7 Jantho APBNAPLN 2012 30 2.6 8 Panton Labu APBNAPLN 2012 30 2.6 9 Blang Pidie APBNAPLN 2012 20 3.6 10 Tapak Tuan APBNAPLN 2012 20 2.4 11 Cot Trueng APBNAPLN 2012 20 2.4 12 Takengon JBIC 2013 30 2.6 13 Samalanga APBNAPLN 2013 20 2.4 14 Krueng Raya APBNAPLN 2014 30 2.6 15 Blangkejeren APBNAPLN 2014 20 2.4 16 Lhokseumawe APBNAPLN 2014 60 2.1 17 Banda Aceh APBNAPLN 2015 60 2.1 Uprating 30 MVA 18 Meulaboh APBNAPLN 2015 30 1.4 19 Blang Pidie APBNAPLN 2016 20 1.1 20 Sigli APBNAPLN 2017 30 1.4 21 Idi APBNAPLN 2018 30 1.4 22 Sabulussalam APBNAPLN 2018 30 1.4 23 Cot Trueng APBNAPLN 2019 20 1.1 24 Kuta Cane APBNAPLN 2019 30 1.4 25 Banda Aceh APBNAPLN 2019 60 2.1 Uprating 30 MVA 26 Krueng Raya APBNAPLN 2019 20 1.1 850 55.64 Jumlah 282 Pengembangan Transmisi Rencana pembangunan transmisi 150 kV sampai dengan tahun 2019 berjumlah 1688 kms dengan kebutuhan dana sekitar US153.2 juta seperti yang ditampilkan dalam Tabel 3.3. Tabel 3.3. Pembangunan Transmisi No Dari Ke Jenis Konduktor Panjang kms COD Biaya M USD 1 Sidikalang Subulussalam 2 cct, 1 HAWK 111 2011 6.2 2 Brastagi Kuta Cane 2 cct, 1 HAWK 356 2011 19.7 3 Sigli Meulaboh 2 cct, 2 Zebra 333 2011 75.0 4 Meulaboh PLTU Meulaboh 2 cct, 1 HAWK 60 2011 3.3 5 PLTA Peusangan-1 Takengon 2 cct, 2 HAWK 22 2011 1.7 6 PLTA Peusangan-1 PLTA Peusangan-2 2 cct, 2 HAWK 14 2011 1.1 7 Bireun PLTA Peusangan-2 2 cct, 2 HAWK 114 2011 8.7 8 Jantho Incomer Sigli - Banda Aceh 2 cct, 2 HAWK 1 2012 0.1 9 Panton Labu Incomer Idi - Lhokseumawe 2 cct, 2 HAWK 1 2012 0.1 10 Meulaboh Blang Pidie 2 cct, 2 HAWK 190 2012 10.5 11 Blang Pidie Tapak Tuan 2 cct, 2 HAWK 130 2012 7.2 12 Cot Trueng Incomer Bireun - Lhokseumawe 2 cct, 2 HAWK 6 2012 0.3 13 Samalanga Incomer Bireun - Sigli 2 cct, 2 HAWK 4 2013 0.2 14 Banda Aceh Krueng Raya 2 cct, 2 HAWK 90 2014 5.0 15 PLTA Peusangan-2 Blangkejeren 2 cct, 2 HAWK 174 2014 9.6 16 PLTP Seulawah 2 Pi Incomer Sigli - Banda Aceh 4 cct, 1 HAWK 32 2014 1.8 17 Kuta Cane Lawe Mamas cct, 1 HAWK 50 2016 2.8 1,688 - 153.2 Jumlah Pengembangan Distribusi Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tersebut di point 2.2 di atas, diperlukan tambahan pelanggan baru 511.633 pelanggan atau rata-rata 51.000 pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan, diperlukan pembangunan Jaringan Tegangan Menengah JTM 4.890 kms, Jaringan Tegangan Rendah JTR sekitar 5.390 kms dan tambahan kapasitas Trafo distribusi sekitar 231 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel 3.4 berikut. 283 Tabel 3.4. Rincian Pengembangan Distribusi Tahun JTM kms JTR kms Trafo MVA Pelanggan 2009 143 156 12 65.000 2010 380 420 18 39.804 2011 440 480 21 45.695 2012 460 500 22 47.810 2013 480 530 23 50.023 2014 500 550 24 52.340 2015 520 580 25 54.764 2016 500 550 23 52.105 2017 520 570 24 54.300 2018 540 600 25 56.588 2019 550 610 26 58.205 2010 -1019 4.890 5.390 231 511.633 A3.4. PENGEMBANGAN PULAU WEH – SABANG Sabang merupakan merupakan kawasan istimewa karena berada pada jalur lalu lintas pelayaran dan penerbangan internasional, sehingga menjadi pintu gerbang arus masuk investasi, barangjasa dari dalam dan luar negeri. Pemerintah Aceh telah menetapkannya sebagai kawasan industri yang akan menjadi pusat dalam memajukan ekonomi Aceh. Kondisi Geografis dan Rencana Pengembangan Luas wilayah kawasan Sabang adalah 39.375 ha dengan batasan wilayah sebelah utara dengan Teluk Benggala, sebelah selatan dengan Samudera Hindia, sebelah timur dengan Selat Malaka dan sebelah Barat dengan Samudera Hindia. Letak geografis Sabang sangat strategis bila ditinjau dari kepentingan nasional, karena Sabang merupakan titik paling barat dari NKRI yang berbatasan dengan negara-negara Asia selatan, sehingga posisi Sabang dapat berfungsi sebagai pintu masuk bagi aktivitas perdagangan internasional di Indonesia bagian barat. Untuk memajukan Sabang, telah dibentuk BPKS Badan Pengusahaan Kawasan Sabang dengan harapan dapat menjadi fasilitator dalam pengembangan ekonomi baik skala provinsi, nasional, regional dan international. 284 Untuk mempercepat pengembangan Sabang, penyediaan tenaga yang memadai dan handal sangatlah diperlukan. Disamping itu pulau yang eksotis ini juga akan dikembangkan menjadi kawasan wisata bahari provinsi Aceh. Kondisi Kelistrikan dan Potensi Energi Pasokan tenaga listrik saat ini di supply dari PLTD HSD milik PLN dan genset sewa dengan daya mampu 4,2 MW dan beban Puncak 2,8 MW. Potensi energi panas bumi di Sabang diperkirakan sebesar 70 MW, namun yang akan dikembangkan oleh Pemko Sabang saat ini sebesar 2 x 5 MW yang diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2013 dan 2017. Rencana Kelistrikan Sabang Dalam rangka mendukung pengembangan kawasan Sabang oleh Pemerintah Aceh, PLN mendorong pembangunan PLTP Jaboi 2 x 5 MW oleh IPP dan siap untuk membeli dengan harga yang wajar. Disamping itu untuk menjaga kemungkinan kemunduran beroperasinya PLTP Jaboi, PLN juga membuka peluang pembangunan PLTU Batubara 2x4 MW oleh investor dalam skema IPP. A3.5. RINGKASAN Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi adalah seperti tersebut dalam Tabel 5.1 285 Tabel 5.1 Rangkuman Sales Energy GWh Produksi Energy GWh Beban Puncak MW Pembangkit MW Gardu Induk MVA Transmisi Line150 KV kms Distribusi Line 20 KV kms 2009 1,315 1,527 272 4 30 - 143 38.5 2010 1,470 1,591 293 81 30 - 380 77.0 2011 1,595 1,721 315 42 210 1,010 440 164.0 2012 1,732 1,870 340

178 120

328 460 478.0 2013 1,906 2,060 372 49 50 4 480 141.9 2014 2,137 2,313 416 101 110 296 500 277.0 2015 2,406 2,607 466 80 90 - 520 330.4 2016 2,686 2,911 518 200 20 50 500 25.7 2017 2,971 3,224 572 205 30 - 520 34.1 2018 3,263 3,544 625 - 60 - 540 26.4 2019 3,541 3,893 684 - 100 - 550 29.9 940 850 1,688 5,033 1,623 Jumlah Proyeksi Kebutuhan Pembangunan Fasilitas Kelistrikan Tahun Investasi M USD Investasi sudah termasuk pengembangan distribusi sekitar USD 241,2 miliar Asumsi yang digunakan adalah PLTA = 2.400 M USD MW, PLTP = 2.000 M USD MW dan SFC PLTD 0,275 literkWh 286 LAMPIRAN A.4 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN Persero DI PROVINSI SUMATERA UTARA A4.2. KONDISI SAAT INI Sistem kelistrikan di Provinsi Sumatera Utara dipasok dengan menggunakan sistim Transmisi 150 kV tidak termasuk Pulau Nias Gunung Sitoli dan teluk dalam serta Pulau Tello dan Pulau Sembilan yang beroperasi secara isolated. Saat ini beban puncak sekitar 1235 MW dan dipasok oleh pembangkit-pembangkit PLTGUPLTU Belawan, PLTU Labuhan Angin, PLTD Sektor medan, PLTA Sipansihaporas 85 MW dan PLTA Renun 50 MW. Pada saat beban puncak diperoleh tambahan pasokan listrik dari PLTA Inalum sekitar 45 sd 65 MW yang memasok langsung sistem transmisi 150 kV, namun pada siang hari PLN memasok Inalum sekitar 15 MW. Selisihnya dibayar ke PT Inalum sesuai kontrak kesepakatan. seperti ditunjukkan pada Gambar-1. Disamping sumber energi di atas, ada beberapa PLTMH yang memasok listrik langsung ke sistim distribusi 20kV dan IPP PLTP Sibayak sebesar 10 MW. Sehubungan dengan kurangnya pasokan listrik di sumatera Utara sebagai akibat dari tidak adanya penambahan pembangkit, maka pada saat beban puncak diberlakukan pemadaman bergilir. Untuk menaggulang pemadaman yang berkepanjangan, PLN Wilayah Sumatera Utara melakukan demand side manajemen dengan cara mengurangi laju pertumbuhan beban, yaitu membuat kuota pembatasan jumlah sambung baru. Kondisi ini menimbulkan efek negatif terhadap PLN, pemerintah daerah dan masyarakat sendiri. Di sisi PLN akan mengakibatkan meningkatnya penyambungan illegal sehingga mengakibatkan kenaikan susut, sedang di sisi Pemerintah daerah akan memperlambat laju pertumbuhan perekonomian. Di sisi lain, masyarakat merasa terganggu dalam beraktifitas karena adanya pembatasan penggunaan listrik dan pemadaman bergilir. 287 PT PLN Persero P3BS UPB SUMBAGUT PAYA PASIR S 31,5 MVA LB PS 2 60 MVA PL GG 30 MVA TC PP 60 MVA PY MA 60 MVA 60MVA 1 87.5 MVA 30 MVA 30MVA 60 MVA 60 MVA 60MVA 60MVA 60 MVA 60 MVA 30 MVA 3 2 1 2 1 20 MVA 30MVA 31,5 MVA GSAKTI GSIND BUSTIE ALSTHOM WESCAN 3.4. 1.2 1 S 1 3 I II I II PAYA GELI A B A1 A6 A5 A4 A3 A2 B1 B6 B5 B4 B3 B2 AB1 AB3 AB2 I II BINJAI P.BRANDAN LANGSA TLCUT I II GLUGUR JBE AEG 2 x 16MVA D TITI KUNING SEI ROTAN BRASTAGI SIDIKALANG TELE P.SIDEMPUAN SIBOLGA GU PG MABAR K I M KISARAN P.SIANTAR PORSEA KUALA TANJUNG DENAI 1 2 1 3 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 SD U 1 U 4 U 3 U 2 B E L A W A N BLWCC BLWTU KMBIH 12 BTGDS 12 RAISN 12 TT TK 8 8 NR BT BT GT.22 GT.21 GT.11 GT.12 ST.10 ST.20 PS A7 B7 AB7 A12 A11 A10 A9 A8 AB12 AB11 AB10 AB9 AB8 B12 B11 B10 B9 B8 1 2 60 MVA PA BUSTIE 1 S II I II I 31.5 MVA 1 2 3 60 MVA SR ST SN RN RB TM PU TAMORA INALUM I II I II I II I II I II I II 30 MVA 1 2 31.5 MVA RP R.PRAPAT 3 1 RP RT 2 1 2 1 BG BN 1 2 B A SB SB 1 4 4 PD PD PO PM PS TONDHN M 10 MVA GPARA GP PS PS 60MVA 60MVA KI KI 2 1 2 X 40MVA NRMBE S S ENTERPRISE 1.2.3.4.5.6 SINGLE LINE DIAGRAM SISTEM SUMUT-ACEH TL BOHO M 2 LS S S S LBHAN KN 31.5 MVA 6 LHTMA LM 30 MVA 20MVA 60 MVA 10 MVA 30 MVA 60 MVA 10MVA 20MVA BUSTIE 2 KS 1 2 30 MVA 10 MVA SINDAH P II I Normally Close Normally open I II ID GIDIE 30 MVA 1 2 10 MVA 30 MVA PB PK 2 1 LW LW 30 MVA 30 MVA LSMWE CTRNG Cap. 1 2,5 MX Cap. 2 2,5 MX PBUNG I II I II SC 1 2 I II 30MVA 1 2 DA GT AEK KANOPAN 20 MVA AK 10MVA GUNUNG TUA 1 2 2 1 4 1 2 1 2 I II RENUN TEBING TINGGI TARUTUNG TR AEKSL SBDNG M 2 x 10 MV A SIPAN 2 1 2 x 10 MVA 2 2 x 1 MV A 1 2 1 2 60 MVA 60 MVA I II TC BIRUN SIGLI 30 MVA 10 MVA 10 MVA BACEH 30 MVA 30 MVA 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 TI TN LK BAGAN BATU 3 60 MVA 1 2 X 40MVA IBT-1 IBT-2 275 kV II I GIS LISTRIK Gambar-1. Diagram satu garis Transmisi 150 kV Sistim Sumatera Utara –Aceh Total GI di Sumatera Utara adalah 32 buah dengan kapasitas Trafo 2146,5 MVA Lay out jaringan transmisi sistim Sumatera Utara dapat dilihat pada gambar-2, dimana ada beberapa daerah pelayanan listrik yang panjangnya sampai 200 Km dari gardu induk, sehingga tegangan operasi pada sisi tegangan rendah pada pelanggan hanya 90 volt daerah Penyabungan yang dipasok dari GI Padang Sidempuan. GI Ranto Prapat penyulang RA1, yang memasok listrik ke daerah Ranting Labuhan Bilik Cabang Ranto Prapat, masih terhubung dengan kantor jaga Panipahan Cabang Dumai Wilayah Pekan Baru dan Kepulauan Riau dengan panjang jaringan SUTM sampai 200 kms. Sehingga perlu mendapat perhatian khusus sebagai prioritas dalam perencanaan pengembangan transmisi. 288 Khusus kota Medan dimana terdapat hampir 60 demand dari total beban Wilayah Sumatera Utara dan tingkat pertumbuhan bebang masih tinggi dengan adanya pembangunan KIM 2 kawasan Industri Medan tahap dua perlu penambahan GI guna mengatasi beban GI yang sudah mengalami kejenuhan seperti GI Titi Kuning, GI KIM. 2 Gambar-2 Peta jaringan transmisi Sumatera Utara PLN Wilayah Sumatera Utara mengalami pertumbuhan penjualan tenaga listrik sejalan dengan pertumbuhan perekonomian propinsi Sumatera Utara yang berkembang secara positif. Namun dalam sektor penyediaan tenaga listrik pembangkitan mengalami penurunan daya mampu derating capacity karena usia pembangkitan yang semakin tua dan penambahan kapasitas pembangkit boleh dikatankan sangat kecil. Secara lebih rinci, Kapasitas masing masing unit pembangkit dapat dilihat pada tabel-1.1 dan tabel-1.2 berikut. 289 Tabel-1.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang di Sumatera Utara Sistim Interkoneksi JENIS JENIS DAYA DAYA PEMBANGKIT BAHAN BAKAR PEMILIK TERPASANG MAMPU MW MW SEKTOR BELAWAN 1. PLTU BELAWAN PLTU MFO DAN GAS KIT SBU 260.000 198.000 2. PLTGU BELAWAN PLTGU HSD DAN GAS KIT SBU 817.880 741.000 1.110.880 939.000 1. PLTG PAYA PASIR PLTG HSD DAN GAS KIT SBU 111.942 47.000 2. PLTG GLUGUR PLTG HSD DAN GAS KIT SBU 44.510 11.000 3. PLTD TITI KUNING PLTD HSD KIT SBU 24.846 14.000 181.298 72.000 SEKTOR PANDAN 1. PLTM TERSEBAR PLTM KIT SBU 7.500 5995 2. PLTA SIPANSIHAPORAS PLTA KIT SBU 50.000 17000 3. PLTA RENUN PLTA KIT SBU 82.000 82000 143.641 114825 1.672.210 1.272.925 IPP PLTP SIBAYAK PLTP GAS ALAM DIZAMATRA 13 10 PLTP SIBAYAK PLTP GAS ALAM PERTAMINA PLTA ASAHAN 2MW PLTA INALUM 2 2 PLTA ASAHAN 90MW PLTA INALUM 90 90 PLTA ASAHAN 1 PLTA SWASTA 180 PLTMH SIMONNGO PLTM MPM 7,5 PLTMH PARLUASAN PLTM INPOLA 4,2 PLTMH HUTA RAJA PLTM HUMBAHAS 5 TAHAP KONSTRUKSI GABUNGAN PANDAN GABUNGAN KIT SBU SEKTOR PUSAT LISTRIK GABUNGAN BELAWAN SEKTOR MEDAN GABUNGAN MEDAN Dengan beroperasinya PLTU Labuhan Angin 2x115 MW dan PLTA Asahan I 180 MW, maka provinsi Sumut dapat mengekspor daya ke provinsi NAD sebesar ± 170 MW dan ke provinsi Riau sebesar ± 60 MW Sedangkan pembangkit PLTD isolated yang beroperasi di Gunung Sitoli ,Teluk dalam Pulau Nias, Pulau Sembilan Kabupaten Langkat dan Pulau Tello Kabupaten Nias Selatan seperti pada tabel-1.2. 290 Tabel-1.2. Kapasitas Pembangkit Terpasang di Sumatera Utara Isolated JENIS JENIS DAYA DAYA PEMBANGKIT BAHAN BAKAR Pemilik TERPASANG MAMPU KW KW

1. PLTD GUNUNG SITOLI PLTD

HSD PLN WIL SUMUT 12.178,00 7.750,00

2. PLTD TELUK DALAM PLTD

HSD 3.386,00 2.080,00 3. PLTD SEWA PLTD HSD 6,00 4,80

4. PLTD PULAU TELLO PLTD

HSD 0,50 0,30 5. PLTD PULAU SEMBILAN PLTD HSD 0,20 0,14 PUSAT LISTRIK A4.3. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK Dari data statistik dan tata ruang pemerintahan daerah, proyeksi kebutuhan listrik untuk 10 tahun kedepan adalah sebagai berikut: - Sektor Komersial dan Industri, Dengan diberlakukannya sistim perdagangan bebas, dimana merupakan salah satu pintu gerbang Export Import daerah Asia Tenggara karena jarak yang tidak terlalu jauh dari Singapura dan Malaysia, dan lahan area untuk pengembangan usaha masih mencukupi sehingga diprediksikan perkembangan penanaman modal oleh onvestor dalam dan luar negeri berkembang pesat. - Sektor Perumahan, sejalan dengan perkembangan usaha, maka perkembangan perumahan diprediksikan juga akan mengalami pertumbuhan yang lebih besar dari tahun sebelumnya. - Sarana dan Prasarana seperti Pelabuhan laut dan Udara, Pada saat ini telah dibangun pelabuhan udara Kuala Namu bertaraf internasional yang direncanakan selesai tahun 2011, membutuhkan pasokan energi listrik sekitar 20 MW, dengan adanya pengembangan kota juga akan mengakibatkan pertambahan energi listrik di sektor publik . Dari Data perkembangan masing masing sektor, maka dalam pembuatan forcast energi listrik 10 tahun kedepan menggunakan asumsi sebagai berikut.

a. Asumsi

9 Pertumbuhan ekonomi di asumsikan rata-rata sebesar 5,95 per tahun dan tidak dipengaruhi oleh gejolak yang bersifat jangka pendek seperti krisis finansial global. 291 9 Pertumbuhan penduduk diproyeksikan 1,7 pertahun 9 Susut distribusi ditargetkan turun menjadi 7,26 pada tahun 2010, dan diharapkan angka pencapaian konstan pada tahun tahun berikut. 9 Rasio elektrifikasi akan mencapai 100 pada tahun 2020 9 Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,49. 9 Forcast Energi listrik isolated, Nias dan pulau pulau lain akan dibuat tersendiri.

b. Proyeksi Kebutuhan Listrik Sumatera Utara 2010-2019

Dari realisasi pengusahaan lima tahun sebelumnya dan dengan menggunakan asumsi tersebut diatas, kebutuhan listrik dihitung dengan software DKL 3.01, diperoleh proyeksi kebutuhan listrik 2010 – 2019, seperti pada tabel-2.1. Tabel-2.1. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Tahun Energy Sales GWH Energi produksi GWH Beban puncak MW u Jumlah pelanggan delta pel 2010 6,781.871 7,473.959 1,293 2,593,814 116,097 2011 7,410.649 8,157.913 1,433 2,719,387 125,573 2012 8,093.459 8,884.148 1,567 2,844,503 125,116 2013 8,834.824 9,676.696 1,713 2,968,575 124,071 2014 9,638.180 10,533.530 1,859 3,090,826 122,251 2015 10,502.355 11,452.949 2,012 3,199,976 109,150 2016 11,488.736 12,501.345 2,189 3,321,068 121,092 2017 12,568.039 13,646.080 2,382 3,447,075 126,007 2018 13,749.317 14,896.335 2,593 3,578,219 131,144 2019 15,042.251 16,261.892 2,821 3,714,735 136,516 2020 16,451.173 17,746.680 3,070 3,849,430 134,695 Grouth 8.5 8.3 7.9 3.9 A4.4. PENGEMBANGAN SARANA KELISTRIKAN Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi, GI dan distribusi sebagai berikut. Pembangkit. Potensi Energi Primer Sumber energi primer berupa energi terbarukan yang tersedia di Sumatera Utara untuk membangkitkan energi listrik sangat besar, mulai dari Air, Uap dan Gas Alam 292 sehingga secara bertahap, pembangkit - pembangkit yang masih menggunakan BBM akan berkurang. Tabel-3.1 berikut adalah potensi energi terbarukan : Tabel-3.1. Daftar Pembangkit potensial dengan energi terbarukan NO URAIAN KAPASI TAS MW LOKASI PENGEMBANG STATUS 1 PLTA Silau-2 2x3,75 Hatonduhan-Simalungun PT Bersaudara Simalungun Energi PPA 2 PLTM Lau Gunung 10 Tanah Pinem - Dairi PT Inpola Meka Energi Proses Negosiasi di PLN Pusat 3 PLTM Lae Ordi 10 Salak- Pakpak Barat PT Phakpak Bumi energi Proses Negosiasi di PLN Pusat 4 PLTM Karai-1 7,5 Silau Kahean- Simalungun PT Bersaudara Proses Negosiasi di PLN Pusat 5 PLTM Karai-7 5,65 Silau Kahean- Simalungun PT Bersaudara Proses Negosiasi di PLN Pusat 6 PLTM Karai-12 5 Silau Kahean- Simalungun PT Bersaudara Proses Negosiasi di PLN Pusat 7 PLTM Karai-13 8 Silau Kahean- Simalungun PT Bersaudara Proses Negosiasi di PLN Pusat 8 PLTA Lae Ordi II 10 Pakpak Barat PT Bakara Bumi Energi Proses Negosiasi di PLN Pusat 9 PLTM Batang Toru 5 Pahae Julu- Tap Utara PT Bumi Lestari Energi Proses Negosiasi di PLN Pusat 10 PLTA Tara Bintang 10 Tarabintang - Humbahas PT Subur Sari Lastderich Proses Negosiasi di PLN Pusat 11 PLTA Pakkat 10 Pakkat- Humbahas PT Energi Sakti Sentosa Proses Negosiasi di PLN Pusat 12 PLTMG Brandan 30 Brandan - Langkat PT Navigat Artho Ageng Medan Power MOU 13 PLTBiomas Besitang 10 Besitang - Langkat PT Besitang Bio Energi Proses Negosiasi di PLN Pusat 14 PLTM Rahu-1 9,2 Parlilitan - Humbahas PT Asri Power MOU 15 PLTM Rahu-2 8,5 Parlilitan - Humbahas PT Asri Power MOU 16 PLTP sarulla 220 Sarulla 17 PLTA Asahan 3 174 Porsea 18 JUMLAH 532,85 Pengembangan Pembangkit Untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sumatera Utara hingga tahun 2019 sebagaimana digambarkan pada tabel-2.1, maka diperlukan pembangunan penambahan pembangkit secara bertahap, sebagaimana yang telah diprogramkan seperti tabel-3.2 berikut: 293 Tabel-3.2. Pengembangan Pembangkit di Sumatera Utara No Pembangkit Pemilik Kapasitas MW 1 PLTA Asahan 3 FTP 2 PLN 174 2 PLTG New Sumut 1 PLN 100 3 PLTG New Sumut 2-4 PLN 300 4 PLTG New Sumut 5 PLN 100 5 PLTG New Sumut 6-8 PLN 300 6 PLTU Nias 1-3 FTP 2 IPP 21 7 PLTU Pangk. Susu FTP1 PLN 440 8 PLTU Pangk. Susu FTP2 PLN 200 9 PLTU Pangk. Susu FTP2 PLN 200 10 PLTG Task Force PLN 105 11 PLTA Asahan 1 IPP 180 12 PLTA Asahan 4-5 IPP 60 13 PLTM Hutaraja IPP 5 14 PLTM Karai 1 IPP 10 15 PLTM Karai 2 IPP 6 16 PLTM Karai 7 IPP 7 17 PLTM Pakat IPP 10 18 PLTM Parlilitan IPP 8 19 PLTM Parluasan IPP 4 20 PLTP Pusuk Bukit 1 IPP 55 21 PLTP Pusuk Bukit 2 IPP 55 22 PLTP Sarulla I 1-2FTP 2 IPP 220 23 PLTP Sarulla I 3FTP 2 IPP 110 24 PLTP Sarulla II FTP 2 IPP 110 25 PLTM Silau IPP 8 26 PLTP Sipaholon IPP 55 27 PLTP Sorik Merapi FTP 2 IPP 55 28 PLTU Sumut 2 IPP 225 29 PLTM Tara Bintan IPP 10 30 PLTA Wampu IPP 45 Jumlah MW 3004 294 Transmisi dan Gardu Induk GI Pengembangan Transmisi Saat ini sistim transmisi Sumatera telah ter-interkoneksi, mulai dari Aceh sampai Lampung. Namun masih banyak daerah yang memerlukan saluran transmisi tambahan guna memperkuat sistim yang telah ada single feeder disamping sebagai penghubung gardu Induk baru. Sampai dengan tahun 2019 diperlukan pengembangan Transmisi sepanjang 2.360 kms guna mendukung program penyaluran dan target target yang telah ditetapkan yaitu, untuk mengurangi jatuh tegangan akibat SUTM yang terlalu panjang, menurunkan losses dan meningkatkan keandalan sistim, serta saluran transmisi antar GI yang baru untuk mengatasi GI yang sudah mengalami kejenuhan Kapasitas maksimum 3 x 60 MW. Rencana pembangunan transmisi di provinsi Sumut seperti pada tabel-3.3. Tabel-3.3. Tabel rencana pembangunan Transmisi No. Dari Ke Tegangan kms Biaya M USD COD 1 Porsea Simangkok 150 kV 2 cct, 2 HAWK 10 0,8 2010 2 Tanjung Marowa Kuala Namu 150 kV 2 cct, 2 HAWK 34 2,6 2011 3 Dolok Sanggul Incomer Tele‐Tarutung 150 kV 2 cct, 1 HAWK 14 0,8 2011 4 Galang Namurambe 150 kV 2 cct, 2 Zebra 80 7,9 2011 5 Galang Tanjung Marowa 150 kV 2 cct, 2 Zebra 20 2,0 2011 6 Padang Sidempuan Panyabungan 150 kV 2 cct, 1 HAWK 140 7,8 2013 7 Namurambe Pancor Batu 150 kV 2 cct, 1 HAWK 30 1,7 2013 8 Simangkok PLTA Asahan III FTP 2 150 kV 2 cct, 2 HAWK 22 1,7 2013 9 Pangkalan Susu 34 FTP 2 Pangkalan Brandan 150 kV 2 cct, 2 HAWK 22 1,7 2013 10 Lamhotma Belawan 150 kV 1 2nd cct, 1 HAWK 6 0,5 2013 11 Tanjung Pura Incomer P.Brandan‐Binjai 150 kV 2 cct, 1 HAWK 30 1,7 2015 12 PLTA Wampu Brastagi 150 kV 2 cct, 1 HAWK 80 4,4 2016 13 Teluk Dalam Gunung Sitoli 70 kV 2 cct, 1 HAWK 220 12,2 2012 14 Panyabungan PLTP Sorik Merapi FTP 2 150 kV 2 cct, 1 HAWK 46 2,5 2014 15 Tarutung PLTP Pusuk Bukit 150 kV 2 cct, 2 HAWK 60 3,3 2018 16 PLTA Asahan 1 Simangkok 275 kV 2 cct, 2 Zebra 16 3,6 2010 17 Tele Pangururan 150 kV 2 cct, 1 HAWK 50 3,8 2012 18 Simangkok Galang 275 kV 2 cct, 2 Zebra 318 71,6 2011 19 Galang Binjai 275 kV 2 cct, 2 Zebra 160 36,0 2011 20 Pangkalan Susu Binjai 275 kV 2 cct, 2 Zebra 160 36,0 2011 21 PLTP Sarulla FTP 2 Simangkok 275 kV 2 cct, 2 Zebra 194 43,7 2013 22 Padang Sidempuam PLTP Sarulla FTP 2 275 kV 2 cct, 2 Zebra 138 31,1 2013 23 Rantau Prapat Tebing Tinggi 500 kV 2 cct, 4 Dove 400 123,6 2018 24 Tebing Tinggi Belawan 500 kV 2 cct, 4 Dove 160 49,4 2018 Jumlah 2.360 446,3 Conductor