Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Negeri 8 Yogyakarta

25 baik pula diri manusia tersebut karena pendidikan karakter dilakukan untuk perbaikan diri menuju pribadi dan perilaku yang lebih baik. Perlunya penanaman nilai-nilai karakter ini berdasar pada UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang di dalamnya tertera bahwa salah satu fungsi pendidikan nasional membentuk karakter mengembangkan potensi siswa agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri serta bertanggung jawab. Kenyataan pada saat ini perubahan perilaku sudah banyak terjadi pada peserta didik dimana saat ini banyak peserta didik yang memiliki perilaku yang kurang sesuai dengan budaya dan sesuai dengan nilai yang berlaku di masyarakat. Seperti mulai berkurangnya rasa peduli terhadap lingkungan sekitar dan berkurangnya rasa sosial serta banyaknya perilaku-perilaku menyimpang yang dilakukan pelajar saat ini. Ini terjadi karena pengaruh era globalisasi. Seperti yang ditulis dalam Kompas.com bahwa Menurut Paloh, ada krisis kebanggaan pada budaya lokal yang terjadi di masyarakat. Dampak dari kurangnya apresiasi terhadap seni dan budaya lokal, menurut Paloh, juga menjadi penyebab sikap masyarakat yang lebih berorientasi pada kesibukan yang terkait langsung dengan nilai materialistis sebagai konsumsi fisik. Kompas.com, 2013. http:nasional.kompas.comread201309300152092 artikel-detail-komentar-mobile.html . Selain itu seperti yang ditulis oleh Riza Afandi bahwa seiring dengan perkembangan zaman, tingkah laku para remaja kian berubah dari waktu ke waktu. Rasa hormat terhadap orang yang lebih tua secara terang-terangan sering kali tak ditunjukkan. Datangnya kebudayaan 26 dari barat sangat mempengaruhi nilai-nilai tradisional bangsa Indonesia, sehingga semakin lama nilai tradisional Negara kita sendiri semakin pudar. Para remaja Indonesia kian mengikuti dan mencontoh kebudayaan luar negeri dan melupakan nilai-nilai tradisional Negara sendiri, seperti contohnya kesopanan. Riza Afandi, 2013. http:rizanurafandi.blogspot.com201305 sikap-sopan-santun.html . Dengan globalisasi, budaya dari luar seperti budaya Barat yang cenderung individualis, kurang memiliki rasa sosial, dan acuh terhadap lingkungan sekitar mudah masuk dan mempengaruhi budaya dan karakter yang dimiliki peserta didik, mengingat usia peserta didik tingkat SMP dan SMA merupakan usia dimana peserta didik sedang melalui tahap pencarian jati diri, sehingga mudah terpengaruh dengan adanya perubahan dan mengikuti sesuatu yang dianggapnya bagus dan keren untuk diikuti. Seperti yang dikutip dari Kompasiana bahwa globalisasi memberikan dampak negatif yang antara lain: 1. Gaya hidup kebarat-baratan. Tidak semua budaya barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat pada orang tua, kehidupan bebas remaja dan lain-lain. Hampir 50 dari remaja dunia terutama kaum perempuan, sudah kehilangan mahkota paling berharga miliknya. Dan 80 sudah berani mencoba dan menggunakan obat-obatan terlarang narkotika. Itulah yang sangat kita sayangkan dari remaja kini, yang seharusnya mereka menjadi peran penerus pahlawan bangsa.