Bagaimana cara Ibu menanamkan nilai karakter dalam kegiatan

142 Saat siswa akan masuk ekstrakurikuler Ada pada masa orientasi, tetapi belum tentu semua anak ESC dapat masuk lomba. Belum tentu dapat masuk debat.

15. Hambatan apa saja yang Ibu hadapi dalam penanaman nilai karakter

di ekstrakurikuler yang Ibu ajarkan? Hambatan yang dihadapi dalam penanaman nilai karakter ini yaitu sulit disiplin waktu, karena anak-anak mengambil ekstranya tidak hanya ESC saja, terkadang ada yang ikut Teater, anak ada yang ikut dua ekstrakurikuler. 16. Bagaimana cara untuk mengatasi hambatan itu? Cara untuk mengatasi hambatan itu yaitu kami beritahu bahwa kami rutin walaupun hanya sebentar kalaupun umpama ada yang dobel ekstrakurikuler begitu. Seperti ini lustrum, tetap harus kami kontrol, kalau tidak anak terlena ke lustrum terus. Dapat berjalan, hanya kurang optimal. Jadi anak harus tetap ikut ekstrakurikuler tetapi dibagi waktunya, seefektif mungkin anak membagi dan menggunakan waktunya. Anak ikut ekstrakurikuler dulu terus nanti boleh izin.

17. Hal apa saja yang mendukung ekstrakurikuler ini sehingga terus

berjalan? Hal yang mendukung ekstrakurikuler ini sehingga terus berjalan yang utama minat siswa sendiri. Kedua kepala sekolah juga karena semua decision makernya beliau dan masih mendukung juga, kemudian berbagai pihak, semua saya kira mensupport kami, guru juga. 18. Setiap hari apa saja ekstrakurikuler ini dilaksanakan? Ekstrakurikuler ini dilaksanakan Kalau dulu Jumat, sekarang hari Rabu. Kalau dulu Senin, terus Jumat, karena lustrum, kalau tidak Senin, Kamis, Jumat, seminggu sekali. Jam dua sampai jam empat, kadang lima.

19. Apakah Ibu sudah cukup puas dengan penanaman nilai karakter

dalam kegiatan ekstrakurikuler ini? 143 Belum puas, jadi guru saja saya masih belum merasa professional. Masih perlu ditingkatkan. Karena waktu, jadi kami terkejar dengan waktu saja. Kekurangan saya itu karena memanage waktu, ingin puas, tetapi belum. Data Hasil Wawancara dengan Pembina Kegiatan Ekstrakurikuler Jurnalistik SMA Negeri 8 Yogyakarta, Jumat 21 Maret 2014. Pukul 11.00 WIB. Ibu “S” 1. Menurut Ibu, apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter? Pendidikan yang tidak hanya mendidik tetapi mengajar, dalam arti hati, perasaan, sopan santun, itu yang diutamakan.

2. Dari 18 nilai karakter yang ditetapkan Kemendiknas, nilai karakter

yang di terapkan dalam ekstrakurikuler yang Ibu ajarkan? Nilai karakter yang di terapkan ada gemar membaca itu jelas karena jurnalistik, kemudian prestasi, karena semua prestasi yang didapat siswa SMA 8 dimasukan ke dalam majalah jadi tahu, terus semangat kebangsaan juga karena siswa itu diajarkan juga dalam tulisannya untuk mencintai terutama Negara kami entah itu dalam bentuk bagaimana belajar yang baik, kemudian demokrasi juga, biasanya seperti untuk materi seperti siapa yang dapat membuat cerpen ditawarkan karena yang ikut banyak, sekitar 67 anak. Lalu yang pintar menggambar mungkin layout, dari rohani, mungkin religius juga ada, yang mengisi Islam ada Kristen juga ada, jadi setiap agama pasti diikutkan. Juga ada “Salam PAKCI” seperti dari-untuk seperti jasanya ada, jadi komunikasi siswa benar-benar tercipta. Peduli sosial itu jelas di majalah ada, misalnya ada yang mau menyusun, ada yang punya laptop, membawa laptop, ada yang tidak dapat mengetik ada yang mengetikan, jadi saling membantu, kemudian peduli lingkungan iya, seperti tadi ada “Salam PAKCI”, itu peduli lingkungannya, terutama lingkungan sekolah di sini. Misalnya kelas 1, mereka memberikan ucapan untuk kelas 3, atau sebaliknya, kemudian rasa ingin tahu. Sebenarnya tujuan majalah itu untuk memberikan komunikasi antara sekolah dengan siswa, siswa dengan sekolah, sekolah pada orangtua, dan seterusnya.