Instrumen Penelitian Keabsahan Data

39

G. Keabsahan Data

Proses pengujian yang digunakan peneliti untuk memeriksa keabsahan data tersebut antara lain: 1. KetekunanKeajegan pengamat yang bertujuan untuk menemukan ciri- ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. 2. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. 3. Uraian rinci. Teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya, sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan Lexy J. Moleong, 2005: 329-337. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber Sugiyono, 2012: 127. Peneliti menggali data dari sumber berbeda yang meliputi Kepala Sekolah, guru pembina kegiatan ekstrakurikuler, guru koordinator kegiatan ekstrakurikuler, dan siswa. Data yang diperoleh dari sumber- sumber tersebut kemudian diolah dan dikategorisasikan hingga menghasilkan suatu kesimpulan yang kemudian ditulis dalam hasil penelitian. 40 Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda Sugiyono, 2012: 127. Triangulasi teknik yang dilakukan peneliti yaitu dengan tehnik wawancara, observasi, serta dokumentasi. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah SMA Negeri 8 Yogyakarta Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 8 Yogyakarta yang beralamatkan di jalan Sidobali No. 1 Muja-muju Yogyakarta. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah menengah atas yang memiliki predikat cukup baik di Yogyakarta. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 235O1973 tertanggal 18 Desember 1973 Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan SMPP di Indonesia sejumlah 34 buah sekolah termasuk SMPP 10 Yogyakarta Pada hari Selasa Pahing tanggal 8 Januari 1974 kegiatan belajar mengajar SMPP 10 Yogyakarta dengan menempati gedung baru berlantai dua. Sebagai penyelenggara kegiatan proses belajar mengajar diserahkan SMA Negeri 5 Yogyakarta yang waktu itu dipimpin oleh Bapak R. Muh. Solihin, dengan jumlah siswa 196 orang terbagi dalam 5 kelas. Pada tanggal 1 April 1975 sejumlah 21 orang guru dan 12 orang karyawan tata usaha dengan resmi dimutasi dari SMA Negeri 5 Yogyakarta ke SMPP 10 Yogyakarta. Pada tahun pelajaran 1976 SMA 5 Yogyakarta dipindahkan ke lokasi baru yaitu desa Tinalan Kecamatan Kotagede Yogyakarta, oleh karena itu SMPP 10 Yogyakarta harus berusaha melengkapi meja dan kursi siswa yang jumlahnya tidak sedikit. Namun kerjasama Sekolah dengan BP-3 serta 42 bantuan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta kekurangan tersebut dapat diatasi. Tahun pelajaran 1977 SMPP 10 Yogyakarta ditunjuk oleh Depdikbud menjadi sekolah pradiseminasi untuk sistem pengajaran dengan modul. Pada tahun pelajaran 19801981, nama SMPP 10 Yogyakarta semakin terkenal dalam masyarakat hal ini animo untuk masuk SMPP 10 Yogyakarta semakin besar. Pada tahun pelajaran 19821983 SMPP 10 Yogyakarta mendapat kepercayaan Dekdikbud untuk melaksanakan sistem belajar tuntas mastery learning pendekatan seluruh kelas pada waktu itu jumlah kelas 12 buah, masing-masing tingkat 4 kelas. Tahun pelajaran 19851986 terjadi perubahan nama SMPP 10 Yogyakarta menjadi SMA 8 Yogyakarta. Pada tahun ini juga diberlakukan kurikulum 1984 dengan penjurusan di kelas dua dengan 4 program pilihan yaitu A1 untuk program IPA, A2 program Biologi, A3 program IPS. A4 program ilmu pengetahuan Bahasa. Riwayat singkat SMA Negeri 8 Yogyakarta tidak dapat meninggalkan riwayat SMPP 10 Yogyakarta, karena secara kelembagaan SMA Negeri 8 Yogyakarta adalah nama baru SMPP 10 Yogyakarta. Perubahan nama berdasarkan surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0353O1985 tertanggal 8 Agustus 1985, tentang perubahan nama Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan SMPP menjadi Sekolah Menengah Atas Tingkat Atas SMA. Selanjutnya dengan instruksi Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan 43 Kebudayaan Nomor 01F96 tertanggal 17 Januari 1986 tentang perubahan nama SMPP 10 Yogyakarta menjadi SMA Negeri 8 Yogyakarta. Dengan perjuangan sekuat tenaga baik Kepala Sekolah, guru, karyawan, siswa, selangkah demi selangkah prestasi SMU 8 terus meningkat baik prestasi akademik maupun non akademik, hal ini terlihat dari rata-rata NEM EBTANAS maupun keberhasilan dalam menempuh UMPTN dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Prestasi non akademik bersifat ekstrakurikuler hal ini dapat dari peroleh penghargaanpialatropi kejuaraan apabila dibuat rata-rata dalam satu bulan mendapat 5-10 buah tropi kejuaraan dalam berbagai kegiatan. SMA N 8 Yogyakarta, 2013. http:sman8yogya.sch.idhtmlsejarahsingkat. html .

2. Profil SMA Negeri 8 Yogyakarta

Nama dan alamat lengkap sekolah berikut NSS Nama Sekolah : SMA NEGERI 8 YOGYAKARTA Alamat Sekolah : Jl.Sidobali No.1, Muja Muju Yogyakarta, Provinsi D.I.Yogyakarta, Indonesia Kode Pos : 55165 Telepon : 0274 513493 Fax. : 0274 580207 NSS : 301046014009 NIS : 300100 NPSN : 029-20403161 44 E-mail : sman8yogyakartayahoo.com Website : www.sman8yogya.sch.id Bank : BNI Cabang 4 Yogyakarta No. Rekening : 0030443221 NPWP : 00.015.142.3-541.000 Akreditasi : A

3. Lokasi dan Keadaan SMA Negeri 8 Yogyakarta

SMA Negeri 8 Yogyakarta yang beralamat di jalan Sidobali No. 1 Muja-muju Yogyakarta cukup strategis karena letaknya yang berada di pinggir jalan raya sehingga mudah untuk ditemukan. Meski letaknya dekat dengan jalan raya, namun tidak terdengar suara bising kendaraan. Sekolah ini terletak bersebelahan dengan SMK Negeri 5 Yogyakarta. Sepintas dari pintu gerbang SMA Negeri 8 Yogyakarta terlihat biasa saja, namun begitu memasuki lobby sekolah, terlihat slogan sekolah excellence in quality unggul dalam mutu, impeccable behavior santun dalam perilaku, on going achievements tiada hari tanpa prestasi. Dari slogan sekolah tersebut terlihat bahwa pihak sekolah memiliki harapan untuk membentuk para siswa agar dapat memiliki karakter yang disiplin, bertanggung jawab dan penuh rasa sopan santun. Karakter disiplin dan tanggung jawab yang diharapkan adalah sikap siswa dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dan berperilaku, sehingga siswa dapat menghasilkan prestasi serta menjaga dan mengembangkan mutu dan sumber daya yang sudah dimiliki oleh sekolah. Sikap siswa yang