Menurut Bapak, mengapa kegiatan ekstrakurikuler di sini dibagi ke

155 dapat suaraku harus menonjol meskipun suaranya bagus, tidak boleh. Paduan suara itu menggunakan dua telinga. Saya harus dapat mendengar suara samping kiri dan samping kananku. Kalau sudah tidak dapat mendengar sampingnya, berarti harus mengurangi power. Jadi toleransi atau peduli terhadap lingkungan sekitar. Kami melihat karakter yang di sini banyak, hanya yang ditonjolkan itu tadi. Religius juga ada, karena lagunya ada lagu yang religius.

3. Menurut Ibu apakah pendidikan karakter perlu untuk diberikan

pada siswa? Pendidikan karakter sangat perlu diberikan, karena saat ini banyak orangtua sudah tidak peduli pada anak-anaknya. Mereka menyerahkan pendidikan itu ke sekolah. Jadi tanggung jawab guru sekarang lebih berat. Tidak hanya sekedar mengajar. Justru yang terberat itu di dalam pendikar ini. Apalagi kalau untuk anak SMA sudah dilandasi ketika anak masih di rumah, di SD Sekolah Dasar itu yang mendasari. Ternyata tidak semua keluarga, semua guru itu memiliki dasar yang baik, jadi lebih sulit, tetapi sesulit apapun kami mengusahakan justru yang terutama bukan pintarnya. Orang pintar itu banyak. Ketika mereka mau belajar itu dapat pintar, tetapi justru karakter ini yang perlu mendapat sentuhan. Dengan kasih sayang, dengan kesabaran, dengan kelembutan. 4. Sejak kapan kegiatan ekstrakurikuler ini diadakan? Ekstrakurikuler ini diadakan sebelum saya di sini sudah ada dan tetap berjalan terus.

5. Bagaimana cara mempertahankan agar kegiatan ekstrakurikuler ini

tetap berjalan? Cara mempertahankan agar ekstrakurikuler tetap berjalan yaitu dengan kaderisasi. Setiap tahun ajaran baru kami membuat list. Di sini ada sekitar 26 kegiatan ekstrakurikuler. Semua talenta anak itu ada wadahnya. Terus nanti kami kumpulkan, kami laksanakan, dari tahun ke tahun.

6. Apakah karakter siswa menjadi pertimbangan dalam pemberian nilai

di rapor? 156 Ada indikatornya. Jadi nilai kognitifnya, afektifnya bisa B, dapat A itu ada kriterianya.

7. Apakah nilai karakter yang diterapkan itu dimasukan ke dalam

silabus? Nilai karakter nanti include di situ, tetapi saya punya daftar nilai sendiri yang mengandung nilai afektif, tetapi tidak ada silabusnya.

8. Sarana prasarana yang diberikan oleh sekolah apakah sudah

mencukupi kebutuhan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini? Sarana prasarana sudah cukup. Ada ruang studio musik, ada keyboardnya, ada gitar, kami mau akustikkan juga dapat.

9. Dari pihak sekolah sendiri apakah terdapat kebijakan khusus

mengenai pendidikan karakter dan nilai-nilai karakter yang harus diterapkan untuk siswa? Tidak ada kebijakan khusus mengenai pendidikan karakter, tetapi kami sebagai guru tahu tentang pendidikan karakter, karena di silabus materi kami itu ada. Saya guru agama Kristen, kalau membuat silabus nanti ada pendidikan karakternya, karakternya apa dari materi ini. Satu materi dengan materi yang lain pendikarnya berbeda. Jadi kami memilih dan memilah.

10. Menurut Ibu, mengapa kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini

terbagi ke dalam enam bidang? Terbagi ke dalam enam bidang untuk mempermudah koordinator kegiatan ekstrakurikuler dalam melaksanakan tugasnya.

11. Hambatan apa saja yang pernah Ibu hadapi dalam menanamkan nilai

karakter ini? Hambatan yang dihadapi terkadang anak terlibat dalam berbagai kegiatan. Di SMA 8 memang kegiatan di luar pembelajaran itu banyak, banyak event, sehingga anak-anak menjadi panitia dalam event itu. Kadang- kadang yang datang latihan itu bergantian, tetapi untungnya anak-anak di sini pintar, meskipun bergantian tetapi begitu digabung jadi tetap dapat