Apakah terdapat hambatan dalam pembuatan laporan-laporan

139 character building kami undang dari lembaga out searching KAPILAWASTU untuk guru-guru dan ternyata ada perbedaan menjadi lebih baik. Untuk siswa juga, jadi setiap 3 tahun siswa sekolah mendapat Public Relation. 4. Apakah pendidikan karakter perlu untuk diberikan di sekolah? Pendidikan karakter tidak hanya perlu diberikan, tetapi wajib. Karena saat ini kami mengalami krisis. Karena kesibukan sekolah dan sebagainya, pulang sampai sore dan banyak tugas, karena itu untuk pendidikan karakter itu saya sendiri sebagai guru dan orangtua kadang juga kurang maksimal, karena kesibukan anak. Jadi menurut saya itu wajib diberikan. Maka dari itu juga, kami untuk budaya itu ada budaya lokal itu juga kami ada budaya “selamat pagi” itu. Itu kami guru salam setiap pagi berbaris di depan menyambut siswa. Kadang senyum itu sulit, siswa juga ada yang sulit, jadi terkadang guru mengingatkan.

5. Tehnik mengajar seperti apa yang Ibu ajarkan dalam kegiatan

ekstrakurikuler ini? Tehnik mengajarnya yaitu kami hanya pelatih saja, pembimbing saja. Program siswa kami hanya membimbing saja. Siswa membuat dulu, jadi biasanya saya tidak membuat untuk siswa, siswa membuat dulu Silabus dan program kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan ekstrakurikuler kemudian kami arahkan. Jadi siswa diminta kreatif dan aktif.

6. Bagaimana cara Ibu menanamkan nilai karakter dalam kegiatan

ektrakurikuler ini? Nilai karakter dalam arti tidak semua bahasa Inggris itu jelek. Saya berikan bahwa bahasa Inggris itu juga banyak yang bagus. Seperti mudah sekali meminta maaf, kami agak sulit karena orang Indonesia. Seperti mudah sekali menyatakan terima kasih, kami agak sulit. Ada juga sapaan- sapaan, kemudian kami angkat yang baik-baik. Orang di sini masih kurang mengapresiasi, seperti “kerudungnya bagus” tetapi kalau yang jelek-jelek 140 diissukan. Saya sampaikan seperti itu. Jadi kalau bagus sampaikan saja admire, kami puji. Itu budaya Barat, tetapi itu bagus juga.

7. Bagaimana cara Ibu mengevaluasi nilai karakter yang sudah

diterapkan dalam ekstrakurikuler ini? Cara mengevaluasi nilai karakter ini yaitu dengan portofolio, hasil siswa, jadi dia ikut di kegiatan itu tidak, aktif tidak, terus toleransi dengan yang lainnya tidak, karena memang itu kerja tim, tetapi semua punya pekerjaan semua saling membantu, karena ini organisasi, tetapi si A ini membidangi lain, jadi koordinator bidang harus saling membantu karena mereka tidak dapat kerja sendiri, jadi kelihatan kerjasamanya. Kemandirian juga tentu saja karena dia diberi tugas, kemudian walaupun itu bukan bidangnya, membantu teman dan sebagainya. Waktu saya memberi nilai mereka, untuk keputusan finalnya itu tidak keputusan saya, saya rekap begini, ketuanya saya undang untuk dimintai pendapat. Untuk mengevaluasi ketua saya minta pendapat yang di bawahnya sekretaris, dan lain-lain karena kadang saya tidak tahu persis anak itu seperti apa.

8. Berapa persen nilai karakter ini memberi pengaruh dalam pemberian

nilai? Karena di sini kompetensinya english, jadi tetap kehadiran, keaktifan, terus karakter itu jadi nilai sama persentasenya.

9. Sarana prasarana apa saja yang diberikan sekolah untuk

ekstrakurikuler ini? Ternyata sekolah itu mendukung sekali, apalagi ada program pemerintah juga yang dari BOS atau BOP dan sebagainya yang kami butuhkan untuk ESC dipenuhi semua. Jadi kami butuh mading, disediakan. Asal siswa menyusunnya benar, kemudian itu memang dibutuhkan, kenapa tidak begitu. Sesuai tujuan. 10. Menurut Ibu mengapa ekstrakurikuler ini dibagi ke dalam 6 bidang? Menurut saya dibagi ke dalam 6 bidang, tidak based on the character karena menurut saya semua bidang itu harus menerapkan semua karakter ini.