Nilai karakter apa saja yang diterapkan dan lebih ditonjolkan dalam

165 Data Hasil Wawancara dengan Siswa Peserta Kegiatan Ektrakurikuler Paduan suara SMA Negeri 8 Yogyakarta, Rabu 30 April 2014. Pukul 14.00 WIB. Dengan “N” 1. Apakah terdapat jadwal tertulis untuk kegiatan ekstrakurikuler ini? Untuk jadwal itu keputusan bersama, nanti ada acara mendadak juga, jadi dapat fleksibel waktunya. Kalau ada waktu luang langsung diganti, tetapi nanti ada yang tabrakan. Bagi waktunya itu kegiatan ada yang seminggu sekali ada yang seminggu dua kali. Lebih diutamakan ikut yang seminggu sekali, baru ikut ekstrakurikuler yang lainnya. Kalau dari gurunya dapat membagi waktunya jadi seperti ke sini dulu baru kesana, minta izin begitu nanti. seperti Teater sama Padus Paduan suara. Padus sampai jam tiga Teater sampai jam empat. Nanti kami ikut yang padus dulu, baru ikut yang Teater, nanti minta izin juga bisa. 2. Menurut Anda apakah yang dimaksud dengan pendidikan karakter? Menurut saya pendidikan karakter adalah pendidikan yang lebih ke emosional begitu, bagaimana pembentukan karakter kami.

3. Apakah guru pernah menyampaikan pada Anda tentang pendidikan

dan nilai karakter? Mungkin kalau langsung tentang pendidikan dan nilai karakter itu tidak ada, seperti pengertian pendidikan karakter itu seperti bagaimana, tetapi lebih mendidik sikap kami harus seperti bagaimana di kelas. Jangan sering bolos, kalau guru lagi menerangkan memperhatikan begitu, seperti itu saja.

4. Dari 18 nilai karakter ini, nilai karakter apa yang paling ditonjolkan

dalam kegiatan ektrakurikuler yang Anda ikuti? Nilai karakter apa yang paling ditonjolkan kalau Paduan suara lebih ke kreativitas. Cara menyampaikan kreativitasnya itu cara menyanyinya kami nanti dibagi suaranya musiknya dibuat berbeda, aransemennya juga dibuat berbeda, pembagian suara, suara satu, suara dua, itu ada kerjasama juga. Kebetulan ada kakak kelas yang ayahnya guru musik jadi ada bantuan dari situ. Disampaikan juga kerjasamanya antar siswa seperti apa seperti dikelompok-kelompokan begitu, alto sendiri, sopran sendiri. Jadi nanti 166 suruh menyanyi pakai nadanya sendiri, telinganya itu sudah tidak bingung. Kalau di Teater lebih kekeluargaannya itu, berkumpulnya, berbaginya, kemudian kreatifnya juga. Kreatifnya itu kalau aku di pemusik, jadi itu ada mix dari gamelan di mix sama alat band begitu. Jadi kami memainkan hal yang baru. Gamelan kebanyakan etnik begitu. Jadi kami bikin inovasi baru. Teater itu Senin, Kamis, Minggu. Minggu itu yang penuh, jadi pemain juga, penari juga, pemusik juga, kalau Senin dan Kamis itu yang dibagi-bagi.

5. Kendala apa saja yang Anda rasakan dalam penanaman nilai

karakter ini? Kendala yang dirasakan dalam penanaman nilai karakter ini yaitu kumpulnya saja yang terkadang sedikit susah, disiplin waktunya sedikit kurang, terus bertabrakan seperti saat ini, banyak faktor, ada event juga. Jadi ekstrakurikuler itu jadi nanti dulu, event dulu, yang memutuskan untuk event dulu itu dari personal sendiri skala prioritas anak sendiri. Cara menanggulanginya sebenarnya diingatkan. Kalau tidak masuk ekstrakurikuler nanti ekstrakurikulernya juga tidak jalan, nanti nilai raportnya bagaimana jadi itu yang membuat saya ikut ekstrakurikuler ini, kalau tidak ikut ini nanti nilai raport saya seperti ini, yang mengingatkan ada teman juga, teman yang aktif nanti mengingatkan yang pasif. Kalau pembimbing itu datang, mengajar, mengabsen itu yang mengabsen kakak kelas, jadi yang mengatur siswanya sendiri, nanti pembimbing tinggal mengawasi.

6. Selama Anda mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini, perubahan apa

saja yang Anda rasakan? Perubahan yang dirasakan lebih tanggung jawab, lebih dapat membagi waktunya itu banyak kegiatan, jadi pintar-pintar membagi waktunya. Komunikasi dengan orang menjadi lebih bagus, emosionalnya juga, bahkan kreativitas karena memainkan musik juga.

7. Menurut Anda mengapa ekstrakurikuler ini dibagi ke dalam bidang-

bidang?