Kemarin saya sudah bertanya-tanya sedikit dan Ibu menyampaikan

149 kadang tanya, “SMA 8 punya majalah tidak?” Itu kadang yang mendorong kami untuk eksis terus.

16. Apakah Ibu sudah cukup puas dengan penerapan nilai karakter

dalam kegiatan ekstrakurikuler ini? Saya kira belum puas, perlu ditingkatkan terus. Kami tidak dapat gampang berpuas diri, karena adanya perkembangan jaman jadi kami harus hati-hati apalagi mungkin sekarang anak-anak itu kalau tidak dikendalikan mungkin akan melewati batas, itu yang perlu kami was-was. Kegiatannya ini kadang kami ajak ke mana. Jadi anak kelihatan, ternyata anak-anak itu betul-betul aktif, kreatif, juga kompak. Jadi dengan siswa itu ada juga yang puisi menyendiri, cerpen sendiri, dia mengamati lingkungan dan belajar mandiri saya sambil duduk sambil mengamati. Data Hasil Wawancara dengan Pembina Kegiatan Ekstrakurikuler Pleton Inti Pleton Inti PBB dan Pramuka SMA Negeri 8 Yogyakarta, Kamis 27 Maret 2014. Pukul 09.10 WIB. Bapak “N” 1. Menurut Bapak apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter? Pendidikan karakter adalah pembentukan karakter siswa, bagaimana dia mempersiapkan diri, bersikap dalam kehidupan nantinya selepas SMA karena dia nantinya akan hidup di masyarakat. Pendidikan karakter itu penting karena di era global ini banyak orang mengatakan kami menjadi krisis karakter. Bagaimana pembentukannya? Pendidikan karakter itu dapat dimasukan integrasi pada setiap mata pelajaran, dapat melalui pendidikan agama dan PKN, dapat juga melalui ekstrakurikuler, kemudian dapat melalui kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah. Yang pertama muaranya pasti membangun kedisiplinan. Kedisiplinan siswa itu akan mengarah pada karakter yang lain. Tentunya kedisiplinan itu disertai dengan etika dan estetika. Dari situ akan muncul tanggung jawab, penghargaan kepada orang lain, kemudian muncul juga bagaimana bersikap kepada orang lain, tenggang rasa dan seterusnya. Kemudian banyak hal yang seterusnya akan dipetik dari kunci kedisiplinan itu. 150 Tentunya tidak akan meninggalkan juga religiusitas. Sebenarnya pendidikan karakter itu membangun religi, membangun sikap dan juga membangun keterampilan tetapi semua didasarkan pada karakter. Setiap anak itu pasti punya karakter. karakter siswa itu beragam. Karena beragam maka ketika sudah masuk SMA 8, kami mempunyai yang namanya komitmen. Komitmennya berupa slogan. Unggul dalam mutu, santun dalam perilaku, tiada hari tanpa prestasi. Itu sebenarnya kunci di SMA 8 itu. Penjabarannya. Yang pertama adalah kebanggaan, yang kedua adalah komitmen. Bangga menjadi siswa SMA 8, bangga menjadi guru SMA 8, bangga memiliki SMA 8, bangga menjadi OSIS SMA 8, yang kami bangun adalah kebanggaan itu. Baru yang kedua itu komitmen. Komitmen itu adalah aturan main yang ada di SMA 8 berupa aturan-aturan itu. Intinya ada benang merahnya antara pendidikan karakter yang tadi saya sebut itu dengan semboyan atau slogannya dan penerapannya di kelas. Tiada hari tanpa prestasi, itu berarti prestasi itu tidak harus akademik tidak harus non akademik. Prestasi apa hari ini yang didapat? Menghargai orang lain, menolong orang lain, memberikan komitmen yang tinggi terhadap sekolah, terhadap kelas itu juga namanya prestasi. Jadi pengertian prestasi itu tidak bersifat mikro, tetetapi juga makro. Pelaksanaannya seperti itu. Dapat terintegrasi dengan mata pelajaran, masuk dalam pedidikan agama, dapat ke ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler sendiri ada dua puluh enam sampai dua puluh delapan. Salah satu diantaranya ada ekstra Pramuka dan ekstra Pleton Inti atau PBB.

2. Dari 18 nilai pembentuk karakter bangsa, nilai karakter apa saja

yang diterapkan dalam kegiatan ekstrakurikuler yang Bapak bimbing? 18 nilai karakter ini dapat masuk semua. Jujur ada, religius ada, toleransi ada, disiplin apalagi. Sebagai seorang Pramuka dan Pleton Inti pasti keempatnya itu harus ada. Kemudian pekerja keras, pekerja keras ini adalah dapat diidentikkan dengan belajar keras. Kemudian bagaimana mereka harus mandiri. Mandiri berlatih, kemudian ada pendapat dari