Kerangka Berpikir KAJIAN TEORI

27 2. Semakin lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan musyawarah mufakat, dan gotong royong. 3. Semakin sedikit generasi muda yang melestarikan musik, tarian, dan budaya tradisional kita. 4. Remaja mengikuti cara berpakaian yang cenderung tidak memperlihatkan kesopanan. Kompasiana, 2012. http:muda.kompasiana.com20120219 pengaruh-globalisasi-terhadap-remaja-436599.html . Guna menanggulangi hal tersebut, Kemendiknas merumuskan 18 nilai pembentuk karakter bangsa yang sesuai dengan kebuTuhan masyarakat yang dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan pendidikan karakter bagi peserta didik di sekolah. Nilai–nilai karakter yang ditanamkan dalam Permendiknas ini yaitu antara lain: 1 Religius; 2 Jujur; 3 Toleransi; 4 Disiplin; 5 Kerja keras; 6 Kreatif; 7 Mandiri; 8 Demokratis; 9 Rasa Ingin Tahu; 10 Semangat Kebangsaan; 11 Cinta Tanah Air; 12 Menghargai Prestasi; 13 BersahabatKomunikatif; 14 Cinta Damai; 15 Gemar Membaca; 16 Peduli Lingkungan; 17 Peduli Sosial; 18 Tanggung Jawab Kementrian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Pembukuan, 2011: 8 . Nilai-nilai karakter ini dapat ditanamkan dalam pengembangan dan penanaman nilai karakter yang dapat diberikan melalui berbagai kegiatan di sekolah. Namun peneliti memilih meneliti pendidikan karakter yang disampaikan melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 8 Yogyakarta. 28 Secara lebih jelas kerangka pikir ini akan digambarkan sebagai berikut: Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian

E. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir di atas, maka pertanyaan penelitiannya adalah: 1. Bagaimanakah proses penanaman 18 nilai pembentuk karakter bangsa dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 8 Yogyakarta? 2. Apakah terdapat aturan-aturan khusus terkait dengan penanaman nilai- nilai pembentuk karakter bangsa dalam kegiatan ekstrakurikuler? Pendidikan Karakter Di SMA Negeri 8 Yogyakarta dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Faktor penghambat, faktor pendukung, solusi UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan karakter 18 nilai karakter yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa Kemendiknas, Pusat kurikulum. 2010 Kepala Sekolah Pembina Ekstrakurikuler Siswa 29 3. Faktor penghambat atau kendala apa saja yang sering dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut? 4. Strategi apa saja yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam menanggulangi faktor penghambat dalam proses pelaksanaan program kegiatan tersebut ? 5. Faktor apa saja yang mendukung tetap terlaksananya kegiatan ini? 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki Moh. Nazir, 2005: 54. Penelitian kualitatif memiliki beberapa model. Menurut Cresswell model penelitian kualitatif yaitu antara lain: model biografi, etnografi, fenomenologi, grounded theory, dan studi kasus. Model penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model studi kasus. Creswell 1998 menyatakan bahwa studi kasus Case Study adalah suatu model yang menekankan pada eskplorasi dari suatu “sistem yang berbatas” Bounded System pada suatu kasus atau beberapa kasus secara mendetail, disertai dengan penggalian data secara mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi yang kaya akan konteks. Salah satu ciri khas studi kasus adalah adanya “sistem yang berbatas” bounded system. Hal yang dimaksud dengan sistem yang berbatas adalah adanya batasan dalam hal waktu dan tempat serta batasan dalam hal kasus yang diangkat dapat berupa program, kejadian, aktivitas, atau subjek penelitian. Ciri lainnya dari dari model studi kasus 31 adalah keunikan dari kasus yang diangkat. Dalam studi kasus, kasus yang diangkat biasanya kasus-kasus yang memiliki keunikan, kekhasan tersendiri. Haris Herdiansyah, 2011: 76. Waktu penelitian dibatasi dari bulan Maret hingga bulan Mei 2014 dan tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 8 Yogyakarta. subjek penelitian dibatasi pada Kepala Sekolah, koordinator kegiatan ekstrakurikuler, Pembina kegiatan ekstrakurikuler dan siswa peserta kegiatan ekstrakurikuler. Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu mengenai penanaman 18 nilai pembentuk karakter bangsa dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 8 Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meninjau penanaman 18 nilai pembentuk karakter bangsa dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 8 Yogyakarta. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dengan model penelitian deskriptif studi kasus. Dalam pelaksanaan penelitian ini, terdapat tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan. Lexy J. Moleong 2005: 127 menyampaikan bahwa terdapat tiga tahapan penelitian secara umum yang antara lain: 1. Tahap Pra-Lapangan Peneliti mengadakan penelitian pra skripsi untuk memperoleh data sebagai penunjang data dalam latar belakang penelitian serta mencari data mengenai ekstrakurikuler apa saja yang dilaksanakan di sekolah. Peneliti juga menyusun rancangan penelitian yang tertulis dalam metode penelitian.