Menurut Ibu apakah pendidikan karakter perlu diberikan di

148 Cara mempertahankan prestasi ini antara alumni dengan siswa, biasanya komunikasinya bagus sekali. Jadi ada penggemblengan dari kakak kelas. Turun temurun itu generasi ke generasi. Selain itu juga dari contoh-contoh yang terdahulu sehingga mereka terdorong. Kami harus lebih baik lagi, entah isinya, entah layoutnya, harus lebih baik lagi dibanding yang sudah. Mereka lebih bagus, kami harus lebih bagus lagi.

13. Bagaimana cara agar siswa tertarik untuk mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler? Kalau kelas satu ini ada, jadi OSIS itu ada bidang-bidang. Saat jurnalistik itu anaknya keliling di kelas-kelas setelah MOS itu ada cara khusus. Itu menyampaikan misinya seperti apa, proses seperti apa, kinerjanya seperti apa, seperti marketing itu pemasarannya.

14. Kendala apa saja yang Ibu hadapi dalam penerapan nilai karakter di

ekstrakurikuler? Untuk kendalanya itu saya harus mengontrol dulu anak-anak, kendalanya di situ. Kadang waktunya, kami lalai mengontrol dari sekian artikel kadang berapa halaman, itu kalau sendiri terkadang suka kewalahan, itu saya bagi dengan teman-teman. Teman-teman juga kadang-kadang “Saya tidak ada waktu Bu” kadang seperti itu, jadi biasanya untuk majalah itu dapat, tetapi kadang saya bagi dengan guru yang masuk tim penerbitan majalah, jadi ada pembagian tugas. Jadi koreksinya memang harus hati- hati, jangan sampai isinya itu menyimpang dari norma-norma dan karakter itu tadi. Jadi betul-betul harus ini, entah dengan kalimatnya tidak boleh yang jorok mungkin, isinya mungkin, jadi itu jangan sampai muncul.

15. Hal apa saja yang mendukung kegiatan ekstrakurikuler ini sehingga

tetap berjalan? Hal yang mendukung kegiatan ekstrakurikuler sehingga tetap berjalan adalah siswanya, juga mungkin dari komite itu juga ada jadi untuk iuran per anak itu dua puluh ribu per majalah, sekarang dua puluh lima ribu rupiah kalau tidak salah? kemudian guru juga sering itu “bu majalah e endi bu kok urung terbit?” jadi peminatnya banyak, dari luar sendiri