Penanaman Nilai Karakter dalam Ekstrakurikuler Paduan Suara

82 sehingga siswa dapat menggunakan waktunya dengan baik. Penanaman nilai karakter cinta tanah air dan religius dilakukan dengan disisipkan ke dalam tema lagu yang dapat dipilih siswa untuk dinyanyikan saat paduan suara seperti lagu daerah, lagu yang bertemakan agama dan lagu kebangsaan yang biasa dinyanyikan saat wisuda siswa berlangsung. Selain nilai-nilai karakter tersebut, ditanamkan pula nilai-nilai karakter lainnya seperti kerja keras, kreatif, peduli sosial, dan lain-lain. Nilai karakter tertanam dalam diri siswa melalui nasehat-nasehat serta bimbingan yang diberikan oleh guru pembina seperti melalui kegiatan harmonisasi suara siswa diajarkan untuk toleransi dan peduli lingkungan serta komunikatif, karena siswa perlu menyelaraskan suara hingga terbentuk harmonisasi suara yang baik. Untuk nilai karakter kerja keras terlihat dari latihan intensif yang dilakukan oleh siswa saat akan melaksanakan perlombaan. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti, siswa peserta kegiatan ekstrakurikuler paduan suara ini memang masih kurang memiliki disiplin waktu. Ini terlihat dari dimulainya latihan yang tidak tepat waktu karena menunggu siswa untuk berkumpul. Pada saat itu tidak semua siswa dapat mengikuti latihan ekstrakurikuler ini karena adanya kegiatan lain yang dilaksanakan sekolah. Namun siswa-siswi sudah memiliki kemandirian yang cukup baik, hal ini terlihat dari siswa-siswa yang tetap melaksanakan latihan walaupun saat itu guru pembina tidak dapat 83 memberikan bimbingan dikarenakan ada urusan lain serta pelaksanaan kegiatan latihan yang sempat dilaksanakan di depan ruang latihan karena ruang latihan yang sedang digunakan siswa lain untuk berlatih band. Ini menunjukkan bahwa dalam keadaan apapun siswa tetap akan melaksanakan latihan dengan baik. Pada saat latihan ini juga terlihat bahwa adanya komunikasi yang baik antar siswa pada saat siswa mendiskusikan mengenai pembagian suara sehingga terbentuk harmonisasi suara yang bagus. Manfaat yang diperoleh oleh siswa setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini dipaparkan oleh saudari N yang menyampaikan bahwa: “Perubahan yang dirasakan lebih tanggung jawab, lebih dapat membagi waktunya itu banyak kegiatan, jadi pintar-pintar membagi waktunya. Komunikasi dengan orang menjadi lebih bagus, emosionalnya juga, bahkan kreativitas karena memainkan musik juga.” WawancaraN26 April 2014. Hal ini menunjukkan bahwa setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paduan suara, siswa menjadi lebih mudah berkomunikasi dengan teman dan lingkungan sekitar. Siswa juga menjadi lebih kreatif dalam mengatur waktu karena siswa mengikuti banyak kegiatan ekstrakurikuler yang secara tidak langsung menuntut siswa untuk dapat mengatur waktu agar kegiatan-kegiatan yang diikuti siswa dapat berjalan dengan baik. Selain itu, siswa siswa lebih dapat mengatur emosi, karena dalam musik siswa diajarkan untuk mengatur emosi agar dapat lebih menjiwai yang lagu yang dinyanyikan. 84

3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penerapan Nilai Karakter

di SMA Negeri 8 Yogyakarta Dalam melaksanakan sebuah kegiatan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya kegiatan. Faktor-faktor tersebut dapat bersifat mendukung maupun menghambat. Begitu pula dengan penerapan nilai- nilai karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 8 Yogyakarta. terdapat faktor-faktor yang bersifat mendukung dan menghambat jalannya kegiatan tersebut.

a. Faktor Pendukung dalam Penerapan Nilai Karakter

Penerapan nilai-nilai karakter baik dalam kegiatan pembelajaran maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler perlu memiliki dukungan yang cukup dari segala pihak, baik dari kepala sekolah, guru, siswa, dan pembina kegiatan ekstrakurikuler. Bentuk dukungan yang dapat diberikan dalam penerapan nilai-nilai karakter ini bermacam-macam, dapat berupa partisipasi seluruh warga sekolah yang turut melaksanakan nilai-nilai karakter tersebut dan dapat juga berupa keputusan-keputusan atau kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pihak sekolah. Sebagaimana yang disampaikan oleh pembina kegiatan ekstrakurikuler ESC: “Hal yang mendukung ekstrakurikuler ini sehingga terus berjalan yang utama minat siswa sendiri. Kedua kepala sekolah juga karena semua decision makernya beliau dan masih mendukung juga, kemudian berbagai pihak, semua saya kira mensupport kami, guru juga.” WawancaraW18 Maret 2014. 85 Selain itu, adanya kelengkapan sarana prasana yang dapat mendukung dan memperlancar jalannya kegiatan ekstrakurikuler. Sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak MNA selaku Kepala Sekolah yang menyampaikan bahwa: “Sarana prasarana yang ekstrakurikuler butuhkan minimal ada. Sekolah berusaha memenuhi apa yang dibutuhkan.” Wawancara MNA29 Maret 2014. Senada dengan yang disampaikan oleh Ibu S: “Sarana prasarana yang disediakan yaitu Kebetulan saya diberikan ruangan, di ruangan itu ada komputernya, ada scannernya, menggunakan karpet, ada meja, kursi untuk meeting anak-anak, almari untuk menyimpan kertas atau majalah, kemudian arsip-arsip sering ikut lomba, itu juga disimpan di almari. Kalau tentang sarana prasarana cukup baik.” Wawancara S21 Maret 2014. Berdasarkan beberapa pendapat narasumber di atas maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa dalam setiap bidang kegiatan ekstrakurikuler memiliki faktor pendukung yang sama. Faktor yang mendukung yaitu partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, adanya dukungan dari berbagai pihak terutama kepala sekolah sebagai pemimpin dan penentu kebijakan di sekolah serta adanya sarana prasarana yang cukup baik, sehingga dapat menunjang kegiatan ekstrakurikuler agar dapat tetap berjalan. Selain hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan peneliti, tingkat kesadaran dari guru pembina mengenai pentingnya penanaman nilai-nilai karakter untuk siswa cukup tinggi. Hal ini terlihat dari kepedulian guru pembina yang 86 sering mengingatkan siswa untuk selalu melaksanakan kegiatan secara disiplin, dan patuh terhadap peraturan yang berlaku. Guru juga memberikan contoh-contoh seperti saling menyapa kepada warga sekolah seperti sesama guru, siswa atau petugas kebersihan sekolah sehingga dapat meningkatkan rasa kekeluargaan dan komunikasi yang baik antar warga sekolah. Hal ini terlihat dari komunikasi guru dan siswa yang tampak oleh peneliti, dimana siswa mencium tangan saat berpapasan dengan guru atau saat akan memulai pembicaraan dengan guru, begitupun sebaliknya guru selalu menyapa siswa seperti menanyakan tugas-tugas, masalah atau kegiatan yang sedang dihadapi oleh siswa dengan harapan guru dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut.

b. Faktor Penghambat dalam Penerapan Nilai Karakter di SMA

Negeri 8 Yogyakarta Penerapan nilai-nilai karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler ini mengalami beberapa kendala yang mempengaruhi jalannya penanaman 18 nilai pembentuk karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Hambatan yang muncul dalam penanaman nilai karakter ini antara lain sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Wakasek Kurikulum yang mengatakan bahwa: “Kendala ada, tetapi persentasenya kecil. Sebagian besar anak tertarik untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler maupun kegiatan sekolah dan ada juga anak yang belajar lalu pulang, tetapi persentasenya kecil.” WawancaraJTP18 Januari 2014. Senada dengan yang disampaikan oleh Ibu M: 87 “Hambatan yang dihadapi terkadang anak terlibat dalam berbagai kegiatan. Di SMA 8 memang kegiatan di luar pembelajaran itu banyak, banyak event, sehingga anak-anak menjadi panitia dalam event itu. Kadang-kadang yang datang latihan itu bergantian, tetapi untungnya anak-anak di sini pintar, meskipun bergantian tetapi begitu digabung jadi tetap dapat harmonis.” WawancaraM3 Mei 2014. Dilanjutkan dengan yang disampaikan oleh Ibu W: “Hambatan yang dihadapi dalam penanaman nilai karakter ini yaitu sulit disiplin waktu, karena anak-anak mengambil ekstranya tidak hanya ESC saja, terkadang ada yang ikut Teater, anak ada yang ikut dua ekstrakurikuler.” WawancaraW20 Maret 2014. Selain kendala di atas, kendala lain yang muncul yaitu seperti yang disampaikan oleh Saudari N yang mengatakan bahwa: “Kendala yang dirasakan dalam penanaman nilai karakter ini yaitu kumpulnya saja yang terkadang sedikit susah, disiplin waktunya sedikit kurang, terus bertabrakan seperti saat ini, banyak faktor, ada event juga. Jadi ekstrakurikuler itu jadi nanti dulu, event dulu.” WawancaraN30 April 2014. Berdasarkan pendapat keempat narasumber di atas diperoleh kesimpulan bahwa kendala yang biasa muncul adalah banyaknya kegiatan lain yang diikuti siswa, sehingga siswa sulit mengatur waktu untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Dapat dikatakan bahwa siswa masih kurang memiliki disiplin terutama disiplin waktu, sehingga kegiatan tidak dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Sesuai dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti pada saat kegiatan ekstrakurikuler paduan suara akan berlangsung, siswa masih kurang memiliki disiplin waktu. Kegiatan latihan tidak dapat dilaksanakan