66 X yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris
para siswa dan menjadikan keterampilan berbahasa asing siswa lebih praktis. Kegiatan ini biasanya dilakukan di tempat yang banyak
dikunjungi para turis mancanegara. Selain itu, untuk memupuk prinsip tersebut, pihak sekolah melaksanakan kegiatan Public Relation.
Kegiatan ini diikuti siswa untuk membangun karakter, terutama karakter yang menyangkut dengan nilai budaya seperti unggah-ungguh
atau biasa disebut dengan tata krama dalam budaya Jawa. Seperti yang disampaikan Ibu W bahwa :
“Kami Act Locally Think Globally. Act locally itu kami tetap memupuk mereka dengan kegiatan Public Relation. Public
Relation tidak hanya Public Relation saja, tetapi juga character buildingnya juga diperlukan. Jadi character building dari
mereka, unggah-ungguh dan sebagainya.” WawancaraW20 Maret 2014.
Kegiatan Public Relation ini tidak hanya membina siswa agar dapat berkomunikasi dan bersahabat dengan orang lain, tetapi juga
membentuk karakter siswa menjadi lebih baik, memiliki serta menerapkan nilai-nilai karakter kesopanan dan cinta tanah air. Dalam
pelaksanaan kegiatan Public Relation ini, pihak sekolah bekerjasama dengan lembaga sosial mayarakat yang bergerak di bidang
pengembangan diri yaitu Kapilawatu lembaga pelatihan yang membantu meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya
manusia untuk penanaman nilai karakter yang berhubungan dengan karakter unggah-ungguh atau karakter budaya Jawa. Kegiatan ini
menjadi kegiatan tahunan yang diberikan pada siswa pada tahun
67 pertama di sekolah yang merupakan sebuah program sekolah untuk
membantu menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa. Terdapat perubahan yang dirasakan siswa setelah mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler ini, terutama pada karakter siswa. Hal ini disampaikan oleh saudari F yang mengatakan:
“Perubahan yang saya rasakan seperti belajar bersosialisasi, berkenalan dengan teman-teman, soalnya saya itu orangnya
pemalu sekali, jadi lebih disiplin juga.” WawancaraF5 Mei 2014.
Siswa menjadi
lebih disipin
karena pembina
sangat menanamkan nilai kedisiplinan ke dalam diri siswa. Siswa juga lebih
mudah bersosialisasi dan berkomunikasi karena dalam kegiatan ekstrakurikuler ESC juga terdapat kegiatan diskusi dan pembuatan
mading, sehingga siswa lebih berani untuk berkomunikasi dan mengemukakan pendapat serta kreatif dalam mengkreasikan hasil
karyanya. Perilaku dan karakter siswa saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler menjadi salah satu standar penilaian untuk hasil akhir
dalam raport. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Ibu W yang mengatakan bahwa :
“Cara mengevaluasi nilai karakter ini yaitu dengan portofolio, hasil siswa, jadi dia ikut di kegiatan itu tidak, aktif tidak, terus
toleransi dengan yang lainnya tidak, karena memang itu kerja tim, tetapi semua punya pekerjaan semua saling membantu,
karena ini organisasi, tetapi si A ini membidangi lain, jadi koordinator bidang harus saling membantu karena mereka tidak
dapat kerja sendiri, jadi kelihatan kerjasamanya. Kemandirian juga tentu saja karena dia diberi tugas, kemudian walaupun itu
bukan bidangnya, membantu teman dan sebagainya. Waktu saya memberi nilai mereka, untuk keputusan finalnya itu tidak
keputusan saya, saya rekap begini, ketuanya saya undang untuk
68 dimintai pendapat. Untuk mengevaluasi ketua saya minta
pendapat yang di bawahnya sekretaris, dan lain-lain karena kadang saya tidak tahu persis anak itu seperti apa.”
WawancaraW20 Maret 2014 .
Penilaian dilakukan dengan pengisian portofolio yang dibuat dan diisi oleh guru pembina kegiatan ekstrakurikuler, Untuk hasil
penilaian akhir didiskusikan kembali dengan siswa peserta kegiatan kestrakurikuler dan ketua kegiatan ekstrakurikuler mengenai nilai yang
akan diberikan agar tidak terjadi kekeliruan dan mendapat hasil yang baik.
b. Penanaman Nilai Karakter dalam Ekstrakurikuler Jurnalistik
Memiliki keahlian khusus dapat membantu individu sehingga lebih mudah untuk diterima dalam masyarakat dan dalam dunia kerja.
Mengingat pentingnya memiliki keahlian dalam kehidupan maka SMA Negeri 8 Yogyakarta membuat keahlian menjadi salah satu bidang
dalam kegiatan ekstrakurikuler yang di dalamnya terdapat beberapa kegiatan ekstrakurikuler. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler dalam
bidang keahlian yaitu kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik. Jurnalistik merupakan suatu kegiatan yang dapat mengasah kemampuan menulis
dan mengolah kata dan berita menjadi hal yang menarik untuk dibaca. Menurut keterangan narasumber, ekstrakurikuler ini sudah
dilaksanakan sejak lama bahkan sebelum narasumber menjadi pembina kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik lima belas tahun yang lalu. Kegiatan
jurnalistik sendiri berfungsi sebagai pemberi informasi dari sekolah baik kepada siswa dan orangtua murid mengenai hal-hal yang
69 berhubungan dengan sekolah seperti mengenai informasi pendaftaran,
kegiatan siswa, prestasi siswa, profil guru, dan informasi lainnya. Informasi ini disampaikan melalui majalah sekolah yang bernama
PAKCI yang dikelola oleh siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik.
Ekstrakurikuler jurnalistik ini berlangsung setiap hari Rabu. Siswa sudah memiliki dan mengetahui tugas masing-masing sehingga
siswa dapat mandiri dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan dapat berlangsung dengan atau tanpa guru pembina kegiatan
ekstrakurikuler. Guru pembina bertugas untuk membimbing kegiatan dan akan datang ketika siswa membutuhkan bantuan atau ketika sedang
memiliki waktu senggang. Bimbingan yang biasa diberikan seperti mengenai tata tulis, menentukan dan mempersiapkan berita yang akan
diterbitkan dalam majalah, mendesain layout, juga kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan jurnalistik dan pembuatan
majalah PAKCI. Siswa dapat melakukan bimbingan tidak hanya saat kegiatan ekstrakurikuler berlangsung, namun siswa juga dapat
melakukan bimbingan di luar jam kegiatan ekstrakurikuler. Siswa dapat tetap melaksanakan kegiatan ini kapanpun setelah jam pulang sekolah.
Menanamkan nilai-nilai karakter ke dalam setiap kegiatan merupakan salah satu cara yang dapat digunakan, sehingga nilai
karakter tersebut dapat tertanam ke dalam diri dan perilaku seseorang. Demikian pula dengan pembina kegiatan jurnalistik yang menanamkan
70 nilai-nilai pembentuk karakter bangsa. Nilai karakter ditanamkan ke
dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan cara menerapkan pembiasaan- pembiasaan pada siswa. Dengan adanya pembiasaan diharapkan siswa
akan menjadi terbiasa, sehingga nilai karakter dapat melekat dalam sifat dan perilaku siswa. Penanaman nilai karakter sopan santun, mandiri,
kerja keras, dan peduli sosial yaitu dengan melakukan pembiasaan- pembiasaan seperti dengan meminta siswa untuk menyelesaikan
tugasnya sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan serta meminta siswa untuk mendapatkan informasi dan menyajikan informasi dengan
layout yang tepat dan menarik. Penanaman nilai karakter disiplin, mandiri dan kerja keras
dilakukan dengan memberikan nasehat pada siswa untuk saling membantu dan saling memberikan saran dan berbagi pendapat untuk
menanamkan nilai karakter peduli sosial. Untuk menerapkan nilai karakter gemar membaca tidak ada cara khusus, melainkan sejalan
dengan kewajiban yang harus dilaksanakan siswa, karena dengan gemar membaca maka akan semakin banyak informasi yang diperoleh siswa
sehingga dapat menjadi sumber dalam pembuatan majalah sekolah. Penanaman nilai karakter menghargai prestasi dilakukan dengan cara
mencantumkan prestasi-prestasi yang sudah diperoleh oleh siswa ke dalam majalah sekolah, sehingga dapat menjadi suatu kebanggaan
terhadap siswa yang meraih prestasi serta dapat menjadi acuan dan penyemangat bagi siswa yang lainnya untuk turut berprestasi.
71 Majalah PAKCI juga memiliki rubrik “Salam PAKCI”. Dalam
rubrik ini siswa dapat memberikan ucapan kepada semua warga sekolah, baik siswa senior maupun junior begitu juga dengan siswa
senior yang ingin menyampaikan ucapan pada junior. Dengan hal demikian maka dapat membentuk karakter siswa yang bersahabat dan
komunikatif serta peduli lingkungan. Pembina menyisipkan tema-tema yang berhubungan dengan
nilai karakter tersebut untuk menjadi bahan artikel dalam majalah PAKCI atau Mading, seperti siswa diminta untuk belajar dengan baik
serta siswa diminta untuk membahas artikel yang menyangkut kebudayaan dan nilai-nilai kebangsaan, meliput tentang tarian daerah
dan budaya seperti budaya dalam keraton Yogyakarta. Dengan adanya informasi yang diperoleh siswa, maka akan menambah wawasan siswa
mengenai kekayaan budaya dan adat istiadat yang dimiliki bangsa. Hal ini secara tidak langsung dapat menanamkan karakter cinta tanah air
dan semangat kebangsaan dalam diri siswa. Selain menanamkan nilai karakter ke dalam kegiatan-kegiatan
yang menjadi bagian dari ekstrakurikuler ini, penanaman nilai karakter juga ditanamkan melalui silabus yang dibuat oleh guru pembina dan
diberikan pada awal semester. Dalam silabus tersebut sudah ditentukan nilai karakter apa saja yang harus dibahas dalam kegiatan
ekstrakurikuler jurnalistik untuk satu semester kedepan.