Apakah Ibu sudah cukup puas dengan penerapan nilai karakter

152 juga untuk inidividu. Harusnya begini, ketertibannya seperti apa, ketika melaksanakan disiplin seperti apa.

6. Dalam pemberian nilai akhir, apakah karakter siswa menjadi

pertimbangan? Kalau dalam rapor, untuk ekstrakurikuler itu nilainya adalah kuantitatif. Artinya nilai baik, sedang, kurang. Rata-rata saya memberi nilai itu baik, atau kategorinya “A” atau bahkan sangat baik. Jarang yang kurang karena disiplinnya sangat tinggi. Dalam pelajaran berbeda karena dalam pelajaran ada penilaian sikap, ada penilaian pengetahuan, ada penilaian psikomotor. Jadi penilaian di setiap ekstrakurikuler itu sangat berbeda dengan penilaian di akademik.

7. Sarana prasarana apa saja yang disediakan oleh sekolah untuk

kegiatan ekstrakurikuler ini? Prasarana tempat saja, tetapi yang lain-lain kelengkapan-kelengkapan seperlunya saja. Untuk Pleton Inti sarananya baju Pleton Inti kami subsidi, untuk sepatu, kaus kaki mereka yang cari, kalau lomba kami sediakan makan minum dan sebagainya. Pramuka kami punya tenda, kendaraan, kendaraan roda empat kecil saja, tetapi sudah dapat memuat semua. Lomba di mana, tetapi biasanya anak-anak naik sepeda motor bersama teman-teman, atau biasanya kumpul di sekolah, nanti menuju ke tempat tujuan bersama-sama. Untuk Pramuka kegiatannya setiap hari Sabtu, untuk Pleton Inti setiap hari Rabu, Senin, sama Jumat, tiga kali seminggu, atau nanti ada latihan intensif kalau akan lomba.

8. Menurut Bapak, mengapa kegiatan ekstrakurikuler di sini dibagi ke

dalam enam bidang kegiatan? Sebenarnya muaranya karakter sama, tetapi dibagi ke dalam bidang supaya memudahkan, ini bidang jurnalistik, ini bidang kebangsaan. Ada sepuluh bidang itu sebenarnya mengacu pada permendiknas nomor 39 tahun 2009 tentang kesiswaan, ada permendiknas yang mengatur tentang itu. Karena tidak mungkin bidang olahraga berbeda dengan seni, berbeda dengan jurnalistik. 153

9. Bagaimana cara mempertahankan prestasi yang sudah didapat oleh

ekstrakurikuler ini? Cara mempertahankan prestasi ini yaitu dimana setiap angkatan berbeda, jadi kami pasti punya yang pertama adalah regenerasi. Komitmen yang pertama adalah regenerasi. Kedua recruitment anggota melalui kompetisi masing-masing ekstrakurikuler, anak baru itu mau masuk apa. Yang mengompetisi kakak kelasnya, apa mau Teater, pendakian, pencinta alam, baris berbaris. Jadi mereka menyampaikan programnya itu melalui MOS. Saya balik, jadi recruitment kemudian regenerasi. Kuncinya adalah sudah regenerasi, regenerasi kami harus lebih baik dari tahun lalu, bukan tahun lalu itu jelek, tidak. Tetapi harus lebih baik, oleh karena itu setiap saat pasti baik. kemarin agendanya apa, kemarin juara berapa, kemarin seperti apa, kami harus mentarget, kemudian yang ketiga regenerasi, recruitment dan target pencapaian yang lalu menjadi bahan evaluasi.

10. Bagaimana cara membuat siswa agar selalu tertarik mengikuti

ekstrakurikuler ini pak sehingga tetap berjalan? Karena sudah dibatasi. Dulu masing-masing anak itu maksimal tiga ektrakurikuler, tetapi kalau tiga ini dipilih, harus benar-benar commite dengan tiga itu. Karena sudah pilihannya, maka harus benar-benar komitmen dengan pilihannya, kembali lagi dengan karakter tanggung jawab, tanggung jawab dengan pilihannya.

11. Kendala apa saja yang pernah Bapak hadapi untuk penanaman nilai

karakter dalam ekstrakurikuler yang Bapak ajarkan? Kendalanya adalah kalau kami latihan, atau mungkin tidak diijinkan oleh orangtua, atau orangtua resah anaknya tidak dapat belajar, anaknya terlalu konsentrasi dengan kegiatan non akademik, padahal sebenarnya kegiatan non akademik itu pasti berkaitan dengan karakter. Kedua, masalah biaya. Terbatas dengan biaya, kami pasti berpikir ulang bagaimana mencari biaya. 12. Bagaimana cara menanggulangi hambatan tersebut?