Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

11 “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, tempramen, watak.” Karakter berasal dari kata yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebajikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus, dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia Sofan Amri dkk. 2011: 3. Lickona mengemukakan bahwa karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral. Sifat alami itu dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain dan karakter mulia lainnya Agus Wibowo, 2012: 32. Aristoteles mendefinisikan karakter yang baik sebagai kehidupan dengan melakukan tindakan-tindakan yang benar sehubungan dengan diri seseorang dan orang lain. Menurut Lickona karakter yang baik terdiri dari mengetahui hal yang baik, menginginkan hal yang baik, dan melakukan hal yang baik kebiasaan dalam cara berfikir, kebiasaan dalam hati, dan kebiasaan dalam tindakan. Ketiga hal ini diperlukan untuk mengarahkan suatu kehidupan moral; ketiganya ini membentuk kedewasaan moral Thomas Licktona, 2012: 81-82. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian karakter adalah sifat seseorang yang 12 sudah diberikan dan dapat berubah sesuai dengan keinginan individu. Karakter yang terbentuk dapat menjadi seseorang yang berkarakter baik, atau berkarakter buruk.

3. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik good Character berlandaskan kebajikan–kebajikan inti core virtues yang secara objektif baik bagi individu maupun masyarakat. Kebajikan-kebajikan inti disini merujuk pada dua kebajikan fundamental dan sepuluh kebajikan esensial sebagaimana telah diuraikan di atas kebajikan fundamental yaitu rasa hormat dan tanggung jawab. Sedangkan kebajikan esensial yaitu kebijaksanaan, keadilan, ketabahan, pengendalian diri, kasih, sikap positif, kerja keras, integritas, penuh syukur, dan kerendahan hati Saptono, 2011: 23. Pendidikan karakter merupakan proses yang berkelanjutan dan tak pernah berakhir never ending process, sehingga menghasilkan perbaikan kualitas yang berkesinambungan continuous quality improvement, yang ditujukan pada terwujudnya sosok manusia masa depan, dan berakar pada nilai-nilai budaya bangsa E. Mulyasa, 2013: 1- 2. Pendidikan karakter yaitu suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran dan kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut Rohinah M. Noor, 2012: 55. 13 Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur kepada anak didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur itu, menerapkan dan mempraktikkan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen pemangku kepentingan atau stakeholders harus dilibatkan; termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktifitas atau kegiatan kokurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan dan etos kerja seluruh warga sekolahlingkungan. Dengan demikian, pendidikan karakter juga bisa dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikannya dilandasi dengan karakter Agus Wibowo, 2012: 36. Tujuan pendidikan karakter menurut Jamal Ma’mur Asmani 2011: 42-43 tujuan pendidikan karakter adalah penanaman nilai dalam diri peserta didik dan pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Pendidikan karakter juga bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan. Akhmad Muhaimin Azzet 2011: 16 menyampaikan bahwa pendidikan karakter bertujuan membentuk setiap pribadi menjadi