151
8.1.2 Model Awal
Model awal pengelolaan kawasan Selat Bali ini merupakan model SEM yang dikembangkan mengacu kepada rancangan path diagram yang ada Bab 3,
tanpa terlalu banyak melakukan modifikasi untuk meningkatkan kesesuaian fitting model. Modifikasi yang dilakukan tahap ini hanya untuk mengakomodasikan pola
data lapangan sehingga koefisien pengaruh yang mencirikan pola interaksi dalam model dapat dibaca. Hasil analisis SEM terhadap model awal pengelolaan
kawasan Selat Bali menggunakan dapat lapangan yang dikumpulkan, dapat disajikan pada Gambar 47.
Gambar 47 Model awal pengelolaan kawasan Selat Bali Dengan memperhatikan hasil kajian atau pengembangan teoritis model pada
Bagian 8.1.1, maka pada Gambar 47 yang dimaksud dengan simbol : a. X11, X12, dan X13 berturut-turut adalah kinerja pasar lokal, kinerja pasar
nasional, dan kinerja pasar ekspor. Ketiganya merupakan dimensi dari konstruk pasar.
SDI X23
.26
d23
1.00 1
X22
.16
d22
.52 1
X21
.15
d21
.78
Penangkapan X33
.01
d33 X32
.13
d32 X31
.16
d31
1.00 1
.31 1
.29 1
Industri OTDA
Pembangunan Nasional
Kesejahteraan Nelayan
X41
.13
d41
1.00
1
X42
.03
d42
3.06
1
X43
.18
d43
1.53
1
X61
-.47
d61
1.00 1
X62
.18
d62
.23 1
X63
.33
d63
.05 1
X51
.80
d51
1.00 1
X52
.47
d52
-3.19 1
Pajak
.17
p1
1
X71
.21
d71
-.58 1
X72
.00
d72
3.67 1
X73
.22
d73
-.84 1
X74
.29
d74
.68 1
.08
z2
1
.03
z3
.00
z5
.00
z4
1 .70
z6
.18
Populasi Penduduk
X53
.28
d53
3.04 1
Pasar X11
.28
d11 X12
.34
d12 X13
.22
d13
.00
z1
1 .38
.07 2.11
.03
z7
1 .02
.20
.00
Chi-square = 2176.997 Sig. Probability = .000
RMSEA = .212 GFI = .622
AGFI = .521 CMINDF = 9.186
TLI = .379 CFI = .467
.02 .23
.01 2.17
.00 -.31
1.00 1
.09 1
1.00 1.00
1
.14 1
.11 1
1 -.02
7.39 1
152 b. X21, X22, dan X23 berturut-turut adalah keanekaragaman hayati,
konservasi, dan lingkungan perairan. Ketiganya merupakan dimensi dari konstruk sumberdaya ikan SDI.
c. X31, X32, X33, berturut-turut adalah pertumbuhan, penyerapan tenaga kerja, dan incomependapatan penangkapan. Ketiganya merupakan
dimensi dari konstruk penangkapan. d. X41, X42, dan X43 berturut-turut adalah pertumbuhan, penyerapan tenaga
kerja, dan incomependapatan industri. Ketiganya merupakan dimensi dari konstruk industri pengolahan.
e. X51, X52, dan X53 berturut-turut adalah pertumbuhan, daya saing, dan sustainable. Ketiganya merupakan dimensi dari konstruk pembangunan
nasional. f. X61, X62, dan X63 berturut-turut adalah adalah infrastruktur, perijinan, dan
kelembagaan. Ketiganya merupakan dimensi dari konstruk otonomi daerah OTDA.
g. X71, X72, X73, dan X74 berturut adalah pendapatan, tempat tinggal, pendidikan dan kesempatan kerja, kesehatan dan kehidupan sosial.
Keempatnya merupakan dimensi dari konstruk Kesejahteraan Nelayan. Untuk mengukur apakah model awal tersebut sudah fit atau belum, sehingga
dapat digunakan untuk menjelaskan pola interaksi komponen perikanan dalam mendukung keberlanjutan pembangunan perikanan di kawasan Selat Bali, maka
terhadap model tersebut perlu dilakukan analisis kesesuaian model SEM menggunakan kriteria goodness of fit. Tabel 44 menyajikan hasil uji kesesuaian
model awal pengelolaan kawasan Selat Bali dengan kriteria goodness of fit tersebut. Tabel 44 Hasil uji kesesuaian model awal terhadap kriteria goodness of fit
Kriteria Goodness of Fit Standar
Model Value Keputusan
Chi-square Diharapkan kecil
2176,997 Cukup fit
Significance Probability ≥ 0.05
0.000 Kurang fit
RMSEA ≤ 0.08
0.212 Kurang fit
GFI ≥ 0.90
0.622 Cukup fit
AGFI ≥ 0.90
0.521 Cukup fit
CMINDF ≤ 2.00
9.186 Kurang fit
TLI ≥ 0.90
0.379 Kurang fit
CFI ≥ 0.90
0.467 Kurang fit
153 Berdasarkan Tabel 44, ternyata nilai model untuk kriteria significance
probability, RMSEA, CMINDF, TLI, dan CFI mempunyai perbedaan yang cukup besar dengan standar yang diharapkan. Hal ini berarti bahwa model belum
mencerminkan data yang ada dan ada perbedaan nyata antara matriks kovarian data dengan matriks yang diestimasi. Untuk kriteria chi-square, GFI, dan AGFI
sudah masuk jalur kesesuaian fitting, karena capaian nilai model model value sudah di atas 50 dari nilai standar yang diharapkan, meskipun masih perlu
perbaikan. Bila melihat capaian keseluruhan kriteria goodness of fit, maka sebagai besar kriteria tersebut belum masuk jalur kesesuaian fitting, sehingga model awal
pengelolaan kawasan ini belum fit digunakan untuk menjelaskan pola interaksi komponen perikanan dalam mendukung keberlanjutan pembangunan perikanan di
kawasan Selat Bali. Salah satu penyebab mengapa model tidak fit adalah interaksi antar
komponen dalam model yang masih terbatas, sehingga belum mencerminkan pola dan dinamika yang terjadi di lokasi. Hal ini juga terlihat dari belum dapat
diakomodirnya oleh model awal ini beberapa interaksi penting antar komponen yang menjadi konstrukdimensi konstruk dalam pengelolaan perikanan di kawasan
Selat Bali rancangan dalam path diagram, seperti interaksi konstruk penangkapan dengan konstruk kesejahteraan nelayan dan interaksi dimensi konstruk pajak
dengan konstruk pembangunan nasional. Interaksi antar komponen ini dapat dikembangkan lanjut dengan mengacu kepada nilai modification index dari model
awal tersebut. Modification index tersebut memberi arahan tentang interaksi antar komponen yang bisa dikembangkan sehingga model menjadi lebih fit sesuai atau
lebih menyerupai kondisi nyata yang ada.
8.1.3 Model Akhir