Kebutuhan Investasi Usaha Gill Net

101 yang bermodal besar, biasanya lebih memilih berinvestasi di purse seine TBS daripada purse seine OBS. Palkafiber isi dibutuhkan 4 unit investasi sekitar Rp 10,000,000,- dan jerigen air 20 buah investasi sekitar Rp 1,000,000,-, dimana setiap kapal memuat 2 unit palka dan 10 jerigen. Untuk palka ini, pada musim puncak terkadang tidak bisa menampung semua hasil tangkapan, sehingga nelayan biasanya menggelar kelebihan hasil tangkapan tersebut di dek kapal yang tidak membawa alat tangkap. Beberapa juga ada yang membawa keranjang bambu ukuran 100 – 200 kg sebagai penampung sementara. Jerigen air ada penambahan karena ABK yang ikut melaut juga lebih banyak, bila pada purse seine OBS 17 orang, maupun pada purse seine TBS bisa mencapai 34 orang. Investasi radio HT juga dapat dilengkapi pada purse seine TBS untuk memudahkan koordinasi operasi penangkapan antar kedua kapal yang digunakan. Kestabilan hasil tangkapan pada purse seine TBS ini, menyebabkan banyak nelayan ABK cenderung lebih memilih bergabung pada kapal purse seine TBS ini bila ada kesempatan. Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jawa Timur 2009 hasil tangkapan yang lebih baik menjadi pemacu usaha perikanan purse seine TBS berkembang banyak di kawasan Selat Bali terutama di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Dalam kaitan dengan kesejahteraan, kondisi ini tentu lebih dapat memberi kesejahteraan kepada nelayan, namun demikian keahlian nelayan juga ikut berpengaruh. Hubungan usaha perikanan ini dengan kesejahteraan nelayan akan dibahas dilebih lanjut pada bagian akhir bab ini terkait kelayakan usaha perikanan dan sistem bagi hasil.

6.1.2 Kebutuhan Investasi Usaha Gill Net

Usaha perikanan gill net termasuk usaha perikanan yang banyak dikembangkan oleh nelayan di Selat setelah purse seine dan payang. Kebutuhan investasi gill net baik terkait kapal, alat tangkap, maupun alat pendukung penangkapannya termasuk besar. Kapal dan alat tangkap masing-masing dibutuhkan satu unit, sedangkan alat pendukung penangkapannya cukup beragam, yaitu minimal mencakup mesin induk, mesin lampu, kompas, radio HT, fibercooler box, jerigen air. Peralatan pendukung perlu disiapkan bersamaan dengan pengadaan kapal dan alat tangkap, sehingga usaha perikanan gill net dapat langsung beroperasi setelah pengadaannya. Tabel 32 menyajikan kebutuhan investasi usaha perikanan gill net di Selat Bali. 102 Tabel 32. Kebutuhan investasi usaha perikanan gill net Uraian Volume Harga Satuan Rp Biaya Investasi Rp Kapal Gill Net 1.00 175,000,000.00 175,000,000.00 Jaring Gill Net 1.00 75,000,000.00 75,000,000.00 Mesin Induk 40 PK 1.00 45,000,000.00 45,000,000.00 Mesin Lampu 1400 Watt 1.00 10,500,000.00 10,500,000.00 Kompas 1.00 750,000.00 750,000.00 Radio HT 1.00 1,500,000.00 1,500,000.00 PalkaFiber 800 Kg 2.00 2,500,000.00 5,000,000.00 Jerigen 35 liter 10.00 50,000.00 500,000.00 Total 313,250,000.00 Sumber : Hasil analisis data lapangan 2010 Tabel 32 menunjukkan bahwa kebutuhan investasi usaha perikanan gill net di Selat Bali sekitar Rp 313,250,000,-, dimana kapal merupakan komponen investasi paling besar, yaitu sekitar Rp 175,000,000,-. Kapal gill net yang umum digunakan di Selat Bali baik di wilayah Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Jembrana, maupun Kabupaten Buleleng adalah kapal berukuran 7 -10 GT. Ukuran kapal tersebut termasuk besar, karena selain akan membawa alat tangkap jaring purse seine yang berukuran besar, juga cukup aman untuk perjalanan jauh dalam penangkapan ikan dan dengan membawa ABK yang banyak untuk setiap kali operasi penangkapan Ihsan, 2000 dan Wudianto, 2001. Alat tangkap gill net yang dioperasikan oleh nelayan Selat Bali juga berukuran besar panjang 1,000 – 1,500 m dan membutuhkan biaya investasi sekitar Rp 75,000,000,- lengkap dengan pelampung, pemberat, dan alat pendukung operasi lainnya. Pengadaan alat tangkap gill net biasanya dengan mendatangkan dari daerah Pasuruan, Surabaya, dan dari Tuban. Namun, beberapa nelayan juga ada yang membuat sendiri bila ada waktu luang dari melaut, terutama pada musim paceklik. Untuk mesin induk, nelayan Selat Bali biasanya memilih mesin berukuran cukup besar. Hal ini dimaksudkan supaya kapal gill net dapat dioperasikan pada perairan yang lebih jauh dengan jarak tempuh PP 15 – 20 jam, termasuk di perairan Selatan Bali dan Lombok. Mesin induk tersebut biasanya 40 PK dengan investasi sekitar Rp 45,000,000,-. Untuk mesin lampu, digunakan yang berkapasitas di atas 1000 watt, dan paling banyak sekitar 1,400 watt. Biaya investasi yang dibutuhkan untuk pengadaan mesin lampu tersebut mencapai Rp 10,500,000,-. Pemilihan lampu berkapasitas besar ini karena gill net biasanya dioperasikan pada malam 103 hari, sehingga lampu penerangan menjadi hal yang vital terutama sebagai atraktor untuk mengumpulkan ikan yang akan ditangkap Dinas PKL Kabupaten Jembrana, 2009. Kompas dan radio HT juga dibutuhkan keperluan navigasi dan komunikasi selama melakukan penangkapan ikan dengan biaya investasi masing-masing Rp 750,000 dan Rp 1,500,000,-. Kapal dan radio HT tersebut termasuk ukuran standar yang juga dapat digunakan dalam operasi usaha penangkapan ikan lainnya, seperti pemasangan rumpon dan koordinasi pengumpulan hasil tangkapan menggunakan kapal pengumpul. Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi 2010, jasa kapal pengumpul tidak banyak dibutuhkan dalam operasi penangkapan ikan menggunakan gill net bagi nelayan Selat Bali. Palkafiber isi yang digunakan nelayan gill net Selat Bali membutuhkan investasi sekitar Rp 5,000,000,-. Nelayan Selat Bali umumnya memilih palkafiber isi ukuran besar 800 kg sebagai penampung ikan hasil tangkapannya di atas kapal. Palkafiber isi tersebut juga diisi dengan dengan es yang berfungsi mendinginkan hasil tangkapan supaya tetap segar. Jumlah jerigen yang digunakan untuk membawa air tawar bagi keperluan ABK dan lainnya di laut juga cukup banyak sekitar 10 buah biaya investasi Rp 500,000,-. Hal ini disamping karena jumlah ABK yang ikutan banyak sekitar 12 orang juga lama operasi setiap trip cukup lama, yaitu sekitar 10 – 12 jam. Hal ini cukup wajar karena nelayan biasanya melakukan setting minimal 2 kali setiap trip penangkapannya untuk memaksimalkan hasil tangkapan yang didapat.

6.1.3 Kebutuhan Investasi Payang