Penyelenggaraan Otonomi Daerah Pengelolaan Berbasis Otonomi Daerah .1 Otonomi Daerah dan Desentraliasi

19 inovasi oleh pemerintah daerah dalam pelayanan publik yang mendorong iklim berinvestasi, mempercepat tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, serta peningkatan kapasitas publik ICOFE, 2000.

2.3.2 Penyelenggaraan Otonomi Daerah

Menyikapi kondisi ini, maka penyelenggaraan pembangunan daerah menuntut peran pemerintah maupun pemerintah daerah untuk mengikutsertakan seluruh sumberdaya pembangunan yang meliputi aspek sosial, politik, ekonomi, teknologi, dan ekologi secara terintegrasi dan berkesinambungan berdasarkan spesifikasi kebutuhan dan karakteristik wilayah. Seiring dengan penyelenggaraan desentralisasi pemerintahan, maka konsep-konsep pembangunan yang dilakukan dengan pendekatan sentralistik dan sektoral dengan basis pada perencanaan pembangunan jangka panjang long-term planning tidak dapat lagi diaplikasikan. Pembangunan tidak dapat hanya mencakup masalah kesejahteraan fisikmaterial saja, tetapi memiliki dimensi yang lebih luas. Pembangunan yang berkelanjutan hanya dapat dilaksanakan jika kualitas manusia dijadikan arah sekaligus titik tumpu pembangunan, di samping mengupayakan agar proses pembangunan dimaksud senantiasa berwawasan lingkungan, dalam arti tetap mempertahankan kualitas dan fungsi lingkungan hidup Satria, et al., 2002. Supaya pembangunan dapat berlangsung secara berkesinambungan, maka kelestarian lingkungan merupakan salah satu syarat utama yang harus dipenuhi. Untuk itu, maka semua program pembangunan yang berhasil ditemukenali perlu dikaji dampaknya terhadap keserasian ekosistem alam lingkungan dan kelestarian sumberdaya alam, dan dilakukan dengan keyakinan akan adanya keseimbangan dinamis antara lingkungan, pola hidup dan alam untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang. Bila mengacu pengalaman yang ada, pendekatan pembangunan sentralistik memiliki begitu banyak kelemahan Tuhepaly, 2006. Pembangunan bukan semata-mata dilakukan oleh dan untuk pemerintah, melainkan lebih ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pada kondisi seperti ini, seyogyanya aspirasi masyarakat lokal perlu mendapatkan prioritas perhatian, karena merekalah yang paling tahu tentang kebutuhannya masing-masing. Dengan adanya upaya untuk menampung aspirasi masyarakat, maka diharapkan proses implementasi rencana pembangunan dapat dilaksanakan secara lebih baik, karena mendapat dukungan dari semua pihak. Hal ini sejalan dengan konsep pembangunan yang berorientasi pada kemandirian lokal 20 sebagaimana diungkapkan oleh Nikijuluw 2002 yang menyatakan bahwa konsep pembangunan yang berkelanjutan sustainable development merupakan salah satu buah dari pergeseran paradigma otonomi.

2.4 Pengembangan Kelembagaan Perikanan