48
4 TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN
4.1 Pendapatan dan Konsumsi Rumah Tangga
Pendapatan dan konsumsi rumah tangga merupakan indikator kesejahteraan penting yang dikeluarkan oleh BPS 1991 dalam mengukur tingkat
kesejahteraan masyarakat termasuk nelayan. Indikator ini sangat relevan untuk penelitian sosial kemasyarakatan karena aspek analisisnya sesuai dengan kondisi
sosial yang ada dan dijalani oleh masyarakat nelayan. Dalam kaitan dengan pendapatan dan konsumsi, indikator ini mencakup hal-hal yang terkait dengan
kemampuan nelayan untuk mendapatkan uang dan membelanjakan kembali menjadi barang konsumsi untuk rumah tangganya.
4.1.1 Pendapatan Rumah Tangga Nelayan
Tingkat pendapatan rumah tangga nelayan diukur dari jumlah pendapatan yang didapat oleh rumah tangga nelayan RTN dari kegiatan perikanan yang
dilakukannya baik langsung maupun tidak langsung. Tabel 12 menyajikan kondisi pendapatan rumah tangga nelayan RTN di kawasan Selat Bali.
Tabel 12 Hasil analisis indikator pendapatan Rumah Tangga Nelayan RTN Uraian
Jumlah RTN Bobot
Total Skor Pendapatan RTN
a. Rp 2500000 15
3 45
b. Rp 750000 - Rp 2500000 29
2 58
c. Rp 750000 16
1 16
Skor indikator 1.98
Sumber : Hasil analisis data lapangan 2010 Berdasarkan Tabel 12, pendapatan nelayan di kawasan Selat Bali termasuk
cukup baik, yaitu dengan skor indikator 1,98 pada skala 1-3. Hal ini karena 15 dari 60 RTN yang menjadi responden mempunyai pendapatan tinggi Rp 2,500,000,-
per bulan dan 29 RTN mempunyai pendapatan sedang antara Rp 750,000,- – Rp 2,500,000,- per bulan. Menurut Liana et. al 2001 pendapatan yang baiklayak
akan meningkatkan eksistensi masyarakat nelayan community di kawasan perikanan. Hal ini karena nelayan akan betah tinggal di kawasan dan lebih giat
beraktivitas dalam pengembangan ekonomi kawasan. Namun bila tiga kabupaten di
49
kawasan diperbandingkan, maka pendapatan nelayan di Kabupaten Banyuwangi relatif lebih baik daripada pendapatan nelayan di Kabupaten Jembrana dan
Buleleng Gambar 4.
Gambar 4 Pendapatan rumah tangga nelayan di kawasan Selat Bali Responden = 60 RTN
Pendapatan nelayan yang relatif tinggi di Kabupaten Banyuwangi disebabkan oleh lebih intensifnya kegiatan penangkapan ikan dilakukan oleh
nelayan di lokasi, sementara harga jual juga relatif stabil, sehingga hasil tangkapannya selalu dapat dijual dalam bentuk segar dengan harga yang lumayan.
Di Kabupaten Jembrana kadang harga jual kurang bagus sehingga beberapa hasil tangkapan nelayan yang tidak terjual diolah menjadi tepung ikan. Hal yang sama
juga terjadi di Kabupaten Buleleng karena tempat tinggal nelayan yang relatif jauh dengan pusat kota. Menurut Hendriwan et al. 2008 optimasi kegiatan
penangkapan yang diimbangi dengan harga jual yang baik akan menyebabkan kegiatan ekonomi perikanan semakin berkembang di kawasan. Namun demikian,
karena hasil tangkapan nelayan cukup memuaskan setiap kali melaut, maka secara umum pendapatan yang didapatnya cukup lumayan. Menurut Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Buleleng 2009 kegiatan pelelangan ikan di Kabupaten Buleleng terus diaktifkan dan berbagai sarana pendukungnya terus dibangun,
sehingga praktek monopoli harga dapat dikurangi.
8 9
3
6 8
6
1 12
7
2 4
6 8
10 12
14 a. Rp 2500000
b. Rp 750000 - Rp 2500000
c. Rp 750000
Pendapatan
Jumlah RTN
Banyuwangi Jembrana
Buleleng
50
4.1.2 Konsumsi Rumah Tangga Nelayan