Rancangan Struktur Hierarki Strategi Kelembagaan

128

7.1 Rancangan Struktur Hierarki Strategi Kelembagaan

Rancangan hierarki ini merupakan hasil pengembangan hubungan atau interaksi terpadu semua komponen yang terkait dengan pengelolaan perikanan di kawasan Selat Bali. Hal ini penting supaya strategi kelembagaan pengelolaan sumberdaya ikan yang dipilih benar-benar merupakan strategi terbaik yang telah mempertimbangkan berbagai faktor pembataskomponen yang terkait baik secara horizontal maupun vertikal. Untuk mendapatkan hasil yang menyeluruh dan akurat, dalam AHP ini dikembangkan analisis bertingkat, dimana setiap komponen diperbandingkan satu sama lainnya di tingkat yang sama dan hasilnya dikombinasikan dengan hasil pada hierarkitingkatan atas maupun bawahnya. Pengembangan strategi kelembagaan sumberdaya ikan SDI lestari berbasis otonomi daerah di kawasan Selat Bali ini sangat ditentukan oleh kepentingan kriteria yang ada, kondisi pengelolaan yang ada saat ini, dan alternatif strategi kelembagaan pengelolaan sumberdaya ikan yang ditawarkan. Hasil kajian tentang kesejahteraan, dinamika produksi, dan kelayakan usaha pada bagian sebelumnya menunjukkan ada lima kriteria penting yang harus dicapai dalam pengembangan strategi kelembagaan pengelolaan SDI lestari berbasis otonomi daerah di kawasan Selat Bali, yaitu : a. Potensi SDI lestari b. Pendapatan rumah tangga nelayan RTN meningkat c. Kesempatan kerja meningkat d. Selektifitas alat tangkap baik e. PAD meningkat. Dalam struktur hierarki AHP, kelima kriteria ini berada di level 2 setelah goal strategi kelembagaan pengelolaan SDI di level 1. Strategi kelembagaan pengelolaan SDI lestari berbasis otonomi daerah di Selat Bali ini juga dipengaruhi berbagai kendala atau faktor pembatas dalam pengelolaan perikanan di kawasan Selat Bali. Adapun faktor pembatas penting tersebut diantaranya adalah : a. Kondisi perairan, dimana aktivitas penyeberangan yang padat dan kegiatan penangkapan ikan yang intensif, sehingga berpeluang mencemari perairan. b. Kewenangan otonomi, yang disatu sisi memberi peran luas bagi PEMDA dalam pengelolaan dan di sisi lain dapat menghambat kegiatan 129 pengelolaan karena setiap PEMDA membuat kepentingan masing- masing dalam pengelolaan. c. Kualitas SDM perikanan, yang juga masih terbatas baik dalam kuantitas maupun kualitas. d. Lingkungan sosial, juga membatasi karena adanya tata nilai yang berlaku dan diikuti secara turun temurun. Faktor pembatas tersebut di atas akan menentukan dan mempengaruhi pemenuhan kriteria pengembangan kelembagaan pengelolaan sumberdaya ikan yang perlu dicapai, dimana dalam struktur hierarki AHP, faktor-faktor tersebut berada di level 3. Hasil kajian sebelumnya yang dihubungkan dengan kondisi riil pengelolaan perikanan di kawasan Selat Bali akan menentukan beberapa alternatif strategi kelembagaan pengelolaan sumberdaya ikan yang dapat ditawarkan dalam kerangka pengelolaan berbasis otonomi daerah. Penetapan alternatif berdasarkan hasil kajian yang dilengkapi dengan kondisi riil lain yang ada di lokasi dimaksudkan supaya dalam mengimplementasikan ke depan bersesuaian dengan kebutuhan nyata di lokasi. Dalam struktur hierarki AHP, alternatif strategi kelembagaan pengelolaan sumberdaya ikan lestari berbasis otonomi daerah tersebut berada di level 4. Adapun alternatif strategi tersebut adalah : a. Pengembangan koordinasi intensif PEMDA dalam setiap aktivitas pengelolaan b. Pengembangan koordinasi intensif PEMDA dalam kontrol alokasi alat tangkap dan lokasi tangkap c. Pengembangan koordinasi intensif PEMDA dalam kontrol alokasi alat tangkap dan konflik d. Pengembangan pengelolaan dilakukan oleh lembaga khusus yang dibentuk bersama oleh PEMDA terkait e. Pengembangan semua bentuk kegiatan pengelolaan oleh PEMDA masing- masing Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, struktur hierarki strategi kelembagaan pengelolaan SDI berbasis otonomi daerah di Selat Bali dapat dirancang Gambar 32. 130 Gambar 36. Struktur hierarki strategi kelembagaan pengelolaan SDI berbasis otonomi daerah di Selat Bali Gambar 36 memperlihatkan bahwa terdapat tiga tahapan analisis hirarki untuk penentuan alternatif strategi kelembagaan pengelolaan SDI berbasis otonomi daerah di Selat Bali, yaitu a analisis kepentingan lima kriteria pengembangan kelembagaan pengelolaan sumberdaya ikan yang perlu dicapai bila suatu strategi dipilih nantinya, b analisis kepentingan empat faktor pembatas dalam pengelolaan perikanan di kawasan Selat Bali, dan c analisis kepentingan alternatif strategi kelembagaan pengelolaan SDI berbasis otonomi daerah di Selat Bali. Untuk mengakomodir harapan semua kepentingan analisis hirarki AHP menggunakan data pendapattanggapan dari perwakilan semua stakeholders dan komponen yang berinteraksiterkait dengan pengelolaan sumberdaya perikanan di kawasan Selat Bali. Hasil analisis lanjut terhadap kepentingan akan dibahas lanjut pada Bagian 7.2 dan Bagian 7.3. S tr at eg i K el em b agaa n P en gel ol aan S um ber day a I k an Les tar i B er b as is O ton om i D aer ah Selektifitas Alat Tangkap Tinggi Pendapatan RTN Meningkat Kesempatan Kerja Meningkat SDI Lestari Koordinasi intensif PEMDA dalam setiap aktivitas pengelolaan Koordinasi intensif PEMDA dalam kontrol alokasi alat tangkap dan lokasi tangkap Koordinasi intensif PEMDA dalam kontrol alokasi alat tangkap dan konflik Pengelolaan dilakukan oleh lembaga khusus yang dibentuk bersama oleh PEMDA terkait Semua bentuk pengelolaan dilaksanakan oleh PEMDA masing- masing PAD Meningkat Kondisi Perairan Lingkungan Sosial Kewenangan Otonomi Kualitas SDM Perikanan 131

7.2 Kepentingan Kriteria Pengembangan Kelembagaan dan Faktor Pembatas Pengelolaan