Konsep Konstruktif Pembangunan Perikanan

21 lembaga-lembaga yang terkait dalam bidang perikanan laut sehingga wewenang dan fungsinya jelas dan optimal. Perlunya sikap rendah hati dari setiap pimpinan lembaga untuk melepaskan campur tangannya dan menyerahkan kepada lembaga yang terkait Nontji, 1997. Beberapa lembaga formal instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan aktivitas di sektor perikanan dan kelautan adalah Departemen Perhubungan, Departemen Dalam Negeri, Departemen Pertahanan dan Keamanan, Departemen Keuangan, Departemen Koperasi dan Pengusaha Kecil serta Departemen- Departemen lain yang terkait. Selain instansi atau lembaga formal tersebut, pembangunan perikanan dan kelautan ini juga banyak berhubungan dengan lembaga keuangan dan lembaga informal di masyarakat atau tempat usaha Mantjoro, 1997. Lembaga informal tersebut diantaranya perkumpulan nelayan, seperti Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia HNSI, Masyarakat Perikanan Nusantara MPN, paguyuban nelayan, dan kelompok masyarakat. Keberadaan lembaga informal ini di lokasi aktivitas perikanan dan kelautan sangat penting untuk menjaga keberlanjutan aktivitas pemanfaatan di lokasi tersebut. Bila pengembangan kelembagaan ini berjalan baik, maka kekhawatiran banyak orang terhadap pengelolaan sektor perikanan dan kelautan segera berakhir dan eksistensi Departemen Kelautan dan Perikanan sebagai lembaga Pemerintah yang menaungi sektor perikanan dan kelautan bangsa dapat tetap terjaga Linting dan Anung 1994.

2.5 Konsep Konstruktif Pembangunan Perikanan

Perairan Indonesia yang sangat luas dan keberadaan pada posisi silang di antara dua samudera dan dua benua harusnya menjadikan Indonesia sebagai inisiator kerjasama ekonomi dan keamanan regional pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan. Kerjasama dan keamanan regional untuk mendukung pembangunan perikanan yang efektif mendukung pembangunan nasional Muchtar 1999, dan Nontji, 1997. Pembangunan perikanan dilaksanakan secara komprehensif dengan berlandaskan tiga hal penting, yaitu pembangunan fisik disertai dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, pembangunan sistem kelembagaan dengan fokus pada pengembangan koordinasi, data, dan informasi perikanan, serta pembangunan sumberdaya manusia yang handal sebagai pelaku. Pembangunan fisik secara lengkap akan memacu perkembangan pembangunan kelautan. 22 Khususnya untuk daerah Indonesia bagian timur dimana terdapat potensi perikanan laut yang besar namun pemanfaatannya masih sangat rendah sangat membutuhkan pembangunan fisik pelabuhan perikanan maupun tempat pendaratan ikan berikut fasilitas yang diperlukan Kusrin, 1997. Pembangunan perikanan ini harusnya dikukuhkan dengan peraturan perundang-undangan. Hal ini penting supaya kegiatan pembangunan pengelolaan sumberdaya laut berlangsung efektif dan efisien tanpa merusak sumber daya laut yang ada. Oleh karena itu sebelum pemerintah membuat perundang-undangan hendaknya mengumpulkan informasi dan data, serta kajian yang lengkap dan matang yang diperlukan sehingga perundang-undangan yang berlaku menjadi sangat efektif untuk dilaksanakan. Pembangunan perikanan ke depan hendaknya mempunyai orientasi kerakyatan terutama di masa tuntutan reformasi harus menjadi tumpuan dalam mencapai target pembangunan perikanan yang ditetapkan. Komitmen pemerintah dalam mendukung pembangunan perikanan dan kelautan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pembangunan nasional. Program kemitraan yang dianggap lebih menguntungkan dapat diimplementasi dalam mendukung pembangunan perikanan, seperti penyediaan sarana dan prasarana, modal kerja nelayan, pembinaan managemen usaha, pemasaran, adopsi teknologi tepat guna dengan perjanjian kerjasama kemitraan yang memihak pada nelayan tanpa merugikan mitra pembina Kaho, 1998, dan Martosubroto dan Malik, 1989. Menurut Dahuri et.al 1996, pembangunan perikanan tidak boleh melupakan penguasaan teknologi. Teknologi yang perlu dikuasai dalam mendukung pembangunan perikanan tersebut, antara lain: 1 Pengembangan teknologi dan armada penangkapan dari yang bersifat hunting menjadi lebih bersifat harvesting. Teknologi terkait dengan penangkapan ini adalah terknologi sensor system, remote sensing dan GIS, pemodelan dan simulasi komputer, artificial inteligence dan decision support system, teknologi alat tangkap, dan lainnya. 2 Pengembangan teknologi yang mendukung konservasi sumberdaya perikanan dan lingkungan laut serta rehabilitasi habitat ikan yang telah rusak, sehingga kelestarian produksi sumberdaya ikan dapat terjaga. 3 Pengembangan teknologi di bidang kelautan, seperti di bidang monitoring potensi perikanan dan dasar laut, bidang fisika oseanografi, teknologi untuk perlindungan biota renik, dan lainnya. 23 Untuk mendukung penguasaan teknologi dalam pembangunan perikanan ini, maka kegiatan perikanan rakyat seharusnya mendapatkan perhatian khusus, pemberdayaan perikanan rakyat nelayan melalui dukungan kelembagaan dan permodalan merupakan solusi strategis untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi. Hal ini karena lembaga penggerak dan keuangan merupakan senjata utama untuk menggerakkan kegiatan ekonomi termasuk di bidang perikanan dan kelautan. Dalam mengembangkan program kemitraan sebagai basis penting kegiatan ekonomi bidang perikanan dan kelautan ini, harus didorong upaya penangkapan ikan yang efektif dan efisien. Hal ini dapat dicapai melalui penciptaan daerah penangkapan ikan baru yang potensial melalui pengembangan rumpon. Rumpon dapat dikembangkan pada perairan laut dangkal maupun laut dalam. Kondisi yang fleksibel ini, tentu sangat memudahkan untuk pemilihan lokasi-lokasi pemasangan rumpon yang terjangkau dengan armada dan pembiayaan yang dimiliki oleh nelayan pemanfaat dan kondisi cuaca di lokasi. Kegiatan pengawasan menurut Muchtar 1999 mutlak diperlukan dengan konsep monitoring, controlling dan surveillance MCS. Dalam kaitan ini, maka pengawasan perlu dilakukan dengan baik, terutama terhadap penangkapan ikan illegal oleh kapal asing sehingga kelestarian sumber daya ikan tetap terjaga Dahuri, 2001.

2.6 Pengembangan Komponen Pengelolaan Perikanan