Pengembangan model teoritis Pengembangan Model Pengelolaan Kawasan menggunakan Structural Equation Modeling SEM

41

3.4.5 Pengembangan Model Pengelolaan Kawasan menggunakan Structural Equation Modeling SEM

Structural Equation Modeling SEM atau model persamaan struktural merupakan multivariate analysis yang mempunyai kemampuan dan keunggulan untuk menganalisis model yang bersifat multivariabel, multihubungan dan berjenjang secara simultan Hayduk, 1987. Di samping itu SEM juga merupakan measurement model yang dapat digunakan untuk pengujian validitas dan reliabilitas instrumen secara terintegrasi. Dalam penelitian ini, analisis SEM digunakan untuk membangun model pengelolaan kawasan yang menjamin keberlanjutan pembangunan perikanan di Selat Bali dengan menginteraksikan semua komponen pengelolaan seperti pasar, industri pengolahan, industri penangkapan ikan, pengelolaan SDI, dan otonomi daerah. Dari interaksi tersebut juga diharapkan dapat diketahui komponen- komponen yang signifikan mempengaruhi kesejahteraan nelayan. Interaksi yang terjadi dan tingkat pengaruhnya memberi arahan untuk perbaikan yang dapat dilakukan dalam memperbaiki kesejahtreraan nelayan dan pembangunan perikanan yang berkelanjutan. Interaksi di antara komponen tersebut dapat bersifat langsung direct effect maupun tidak langsung indirect effect. Adapun tahapan yang dilakukan dalam analisis SEM ini adalah sebagai berikut :

3.4.5.1 Pengembangan model teoritis

Kegiatan pengembangan ini merupakan upaya pengembangan struktur interaksi dari beberapa komponen pengelolaan sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan atau memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yang terkait. Pengembangan model teroritis penting dan perlu dilakukan di tahap awal sehingga tidak ada keraguan terhadap struktur model yang digunakan yang menjadi titik awal pengembangan analisis. Untuk mendukung pengembangan model teoritis tersebut, maka berbagai telaah terhadap pustaka, hasil-hasil studi dan penelitian yang berkaitan, diskusi atau pendapat pakar sangat dibutuhkan untuk memilih komponen yang berinteraksi dan bentuk interaksinya. Telaah ini perlu dilakukan untuk memilih berbagai komponen yang berinteraksi yang mendukung dihasilkannya model pengelolaan yang dinamik dan menjamin keberlanjutan pembangunan perikanan di Selat Bali. Tahapan awal dari maksud ini adalah mengkaji, mengidentifikasi, dan menganalisis pengelolaan komponen pasar, industri pengolahan, penangkapan ikan, pengelolaan SDI, 42 otonomi daerah serta kesejahteraan, kemudian merancang interaksinya sehingga menyerupai kondisi nyata di lokasi. Berdasarkan identifikasi awal dan telaah awal pustaka yang dilakukan, berbagai komponen tersebut dan dimensinya terkait pembangunan perikanan berkelanjutan di kawasan Selat Bali diusulkan : 1. Pengelolaan pasar, dengan dimensi : a. Kinerja pasar lokal X11 b. Kinerja pasar nasional X12 c. Kinerja pasar ekspor X13 2. Pengelolaan Sumberdaya Ikan SDI, dengan dimensi : a. Keanekaragaman hayati X21 b. Konservasi X22 c. Lingkungan perairan X23 3. Pengelolaan usaha penangkapan, dengan dimensi : a. Pertumbuhan X31 b. Penyerapan tenaga kerja X32 c. Incomependapatan X33 4. Pengelolaan industri pengolahan, dengan dimensi : a. Pertumbuhan X41 b. Penyerapan tenaga kerja X42 c. Incomependapatan X43 5. Pencapaian tujuan pembangunan nasional, dengan dimensi : a. Pertumbuhan X51 b. Daya saing X52 c. Sustainable X53 6. Pengelolaan otonomi daerah OTDA, dengan dimensi : a. Infrastruktur X61 b. Perijinan X62 c. Kelembagaan X63 7. Kesejahteraan nelayan, dengan dimensi : a. Pendapatan X71 b. Tempat Tinggal X72 c. Pendidikan dan kesempatan kerja X73 d. Kesehatan dan kehidupan sosial X74 43

3.4.5.2 Perancangan pathdiagram